Terkini Daerah
Pengakuan Teroris Zulkarnaen Suplai Amunisi ke Warga saat Kerusuhan Ambon: Beli Potasium 1 Ton
Tersangka teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JI) Zulkarnaen alias Arif Sunarso mengakui dirinya membantu menyuplai peralatan saat kerusuhan di Ambon.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Tersangka teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JI) Zulkarnaen alias Arif Sunarso mengakui dirinya membantu menyuplai peralatan saat kerusuhan di Ambon tahun 1998-2000.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan Kompas TV, Minggu (20/12/2020).
Zulkarnaen menuturkan rencana tersebut dimulai saat aktivis Mujahidin, Abu Jibril, bertandang ke Indonesia.

Baca juga: Pengakuan Teroris Zulkarnaen, Rekrut Tim Khusus JI: Sewaktu-waktu Perlu Jihad, Bisa Digunakan
"Seminggu setelah Abu Jibril datang dari Malaysia, kemudian mengajak saya ke Ambon. Dia yang beri tiket semuanya," ungkap Zulkarnaen.
Abu Jibril sudah menyiapkan segala keperluan dan memberi instruksi kepada Zulkarnaen.
"'Di sana dengan yang namanya Hambali, kamu ketemu namanya Hasan, seperti kamu seperti saya dulu masuk ke daerah Kristen'," kata Zulkarnaen mengulang ucapan Abu Jibril.
Dalam kerusuhan berbasis agama tersebut, Zulkarnaen mengaku menanyakan keperluan warga yang bentrok.
Ia mengaku ada permintaan membuat peralatan dan senjata untuk kerusuhan tersebut.
"Setelah di sana kami nengok sendiri keadaan, kemudian menanyakan bagaimana dengan mereka. 'Ya, kami kalau di sini kalau perang itu hanya pakai batu, pakai pisau. Di sini kami perlu peralatan dan pelatihan'," tutur buron teroris 18 tahun ini.
Setelah itu Zulkarnaen dan kelompoknya kembali ke Jawa.
Mereka berencana membuat amunisi untuk disuplai.
Ia kemudian membeli bahan peledak berbahan dasar potasium.
Baca juga: Pengakuan Teroris Upik Lawanga, Disuruh Sosok Ini untuk Asah Ilmu Buat Bom: Nanti Disuplai Alat
"Kami pulang ke Jawa. Dari situ terbayang bagaimana cari bahan yang murah yang bisa digunakan secepatnya," ungkap Zulkarnaen.
"Maka akhirnya kami ke Bandung membeli potasium yaitu sebanyak 1 ton," lanjutnya.
Bahan tersebut kemudian disimpan di tempat khusus sesuai pembagian tugas kelompok JI.
Zulkarnaen juga menyinggung kiprah Amrozi, tersangka teroris Bom Bali, dalam peristiwa kerusuhan Ambon.
"Kemudian disimpan di Lamongan karena dia sebagai tempat penyimpanan," kata Zulkarnaen.
"Kami masih memberikan amanat kepada Amrozi untuk bertugas mencari peluru-peluru," ungkapnya.
Lihat videonya mulai menit 4.40:
Pembagian Tugas dan Rekrut Anggota JI
Tersangka teroris Zulkarnaen alias Arif Sunarso mengungkap cara kelompok Jamaah Islamiyah (JI) melakukan pembagian tugas.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan Kompas TV, Minggu (20/12/2020).
Diketahui Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap Zulkarnaen pada pada Sabtu (19/12/2020) lalu.
Baca juga: Pengakuan Teroris Upik Lawanga, Disuruh Sosok Ini untuk Asah Ilmu Buat Bom: Nanti Disuplai Alat
Zulkarnaen merupakah tokoh penting dalam kelompok JI yang menyusun strategi teror sejumlah aksi.
Ia mengaku berkeliling ke sejumlah kota untuk mencari anggota tim khusus yang disebut Qosh.
Termasuk di antaranya pelaku Bom Bali Ali Imron dan Amrozi.
"Kami mulai berjalan dari Solo, kami ambil Syawad, Sahjio, Umar, kemudian dari Kudus Ilyas, dari Pemalang Abdul Mati, dari Jakarta Nuaim, Banjarkasi Usman, kemudian dari Jawa Timur Ali Imron, Mubarok, Amrozi, terus Usman," kata Zulkarnaen.
"Itu ya, pertama kali kami kumpulkan untuk anggota tim Qosh itu," ungkapnya.
Zulkarnaen mengaku tim ini memiliki perannya masing-masing.

Setelah dikumpulkan, mereka diberi arahan sesuai tugasnya.
"Setelah tim Qosh ini dibentuk, saya kumpulkan di satu tempat, kami briefing, kemudian kami tugaskan tugas masing-masing," terang Zulkarnaen.
Ia memberi contoh pembagian tugas itu sesuai provinsi tempat mereka berlatih.
"Yang bagian Jawa Timur itu adalah mencari jihandak dan menyimpannya," kata Zulkarnaen.
"Yang Jawa Tengah nanti melatihnya," lanjutnya.
Baca juga: Soal Tudingan 37 Oknum FPI Terlibat Terorisme, Kuasa Hukum: Kalaupun Benar, Tidak Bisa Disangkutkan
"Di Jakarta ini belajar intelijen, seperti itu," tambah dia.
Dikutip dari Kompas.com, diketahui Zulkarnaen merupakan buronan teroris kelas kakap.
Selama 1,5 tahun terakhir ia bersembunyi di Desa Taman Fajar, Purbolinggo, Lampung Timur.
Zulkarnaen menggunakan alias Abdul Rahman dalam persembunyiannya.
Ia kemudian berhasil ditangkap pada Sabtu (19/12/2020) lalu.
Diketahui Zulkarnaen terlibat dalam menyusun strategi teroris di Jakarta.
Beberapa aksi teror yang ia lakukan adalah pemboman Kedutaan Besar Filipina, Gereja Katedral Jakarta, dan Medan pada 2002.
Kemudian pemboman Gereja Atrium Senen, Gereja HKBP Jakarta Timur, dan Hotel JW Mariot.
Selanjutnya pemboman Kedutaan Besar Australia, konflik di Ambon, dan kerusuhan di Poso. (TribunWow.com/Brigitta)