Breaking News:

Kaleidoskop 2020

Kaleidoskop 2020 - Peristiwa yang Tuai Sorotan pada 2020, Kasus Yodi hingga Mutilasi Kalibata City

Sepanjang tahun 2020, berbagai kasus pembunuhan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Kasus Yodi hingga misteri penembakan 6 laskar FPI.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TMC POLDA METRO JAYA VIA KOMPAS / Tribun Jakarta
Sejumlah kasus pembunuhan cukup menghebohkan publik pada 2020. Satu di antaranya adalah misteri kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo. 

TRIBUNWOW.COM - Sepanjang tahun 2020, berbagai kasus pembunuhan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

Sejumlah kasus pembunuhan cukup menghebohkan publik hingga perkembangan kasusnya banyak ditunggu-tunggu oleh masyarakat.

Satu di antaranya adalah misteri kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa ada satu saksi yang juga merupakan rekan Yodi Prabowo mengaku tahu siapa pembunuh korban.  
Hal itu diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus pada Selasa (21/7/2020).
Yodi Prabowo (TMC POLDA METRO JAYA VIA KOMPAS)

Baca juga: Jokowi Kutuk Keras Teror Pembunuhan Satu Keluarga di Sigi: Bongkar sampai ke Akar-akarnya

Berikut deretan peristiwa daerah yang menyita perhatian selama 2020:

1. Pembunuhan Bocah 15 Tahun pada Balita 

Masyarakat Sawah Besar, Jakarta Pusat sempat digegerkan dengan adanya pembunuhan anak 6 tahun berinisial APA oleh seorang remaja putri yang masih 15 tahun berinisial NF.

Setelah membunuh anak enam tahun tersebut, NF sendiri yang justru melaporkan perbuatannya ke polisi.

NF mengaku membunuh APA karena terinspirasi dari film

Menurut pengakuan NF pada polisi, ABG 15 tahun itu membunuh APA dengan cara memasukkanya ke dalam bak mandi pada Kamis, 5 Maret 2020.

APA disuruh mengambil mainan yang ada di dalam bak mandi.

"Cara menghilangkan nyawanya yaitu dimasukkan ke dalam bak."

"Jadi si anak ini diajak ke kamar mandi kemudian disuruh mengambil mainan yang ada di dalam," ungkap Heru dikutip dari Kompas TV.

NF sempat menenggelamkan APA berulang kali hingga bocah 6 tahun itu lemas.

"Setelah anak itu diangkat, dimasukkan ke dalam bak baru ditenggelamkan."

"Sekitar lima menit ditenggelamkan lagi," katanya lagi.

Setelah lemas, tubuh korban diangkat dari bak mandi kemudian ditidurkan.

"Setelah lemas baru diangkat di bawa naik ke atas, dibawa naik ke atas ditidurkan," kata Heru.

NF juga sempat menyumpal darah yang keluar dari tubuh APA.

Karena mengeluarkan darah disumpal pakai tisu kemudian diikat

"Awalnya mau dibuang karena sudah menjelang sore akhirnya disimpan dalam lemari," ujar Heru.

 Remaja Tega Bunuh Anak 6 Tahun dan Tak Menyesal, Polisi Libatkan Psikiater untuk Dalami Kejiwaan

Lantaran bingung dengan apa yang dilakukan selanjutnya, lantas NF menyimpan mayat korban ke dalam lemari.

Ia sempat ingin membuang jasad korban secara langsung.

Namun, ia mengurungkan niatnya karena hari mulai gelap.

"Setelah disimpan dalam lemari besok paginya si tersangka ini akan membuang, tapi bagaimana caranya dia bingung," tambah Heru.

Lihat videonya mulai menit ke 1:13:

2. Misteri Kematian Yodi Prabowo

Mayat Editor Yodi Prabowo pertama kakli ditemukan di Jalan Tol JORR Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Jumat (10/7/2020) setelah sebelumnya sempat menghilang selama tiga hari sejak Selasa (7/7/2020).

Banyak kabar simpang siur mengenai kematian Yodi. 

Hampir sebulan penyelidikan, dugaan pembunuhan pada Yodi justru dibantahkan oleh polisi sendiri. 

Polisi menemukan sejumlah fakta yang membuat Yodi diduga kuat meninggal dunia karena bunuh diri. 

Polisi mengatakan hal demikian didasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan.

Pertama, motor Yodi yang ditemukan di sekitar TKP menunjukkan tidak ada ceceran darah.

Bahkan ceceran darah itu tidak ditemukan di motor sampai tempat Tempat Kejadian Perkara (TKP) di mana mayat Yodi ditemukan di pinggir jalan Tol Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Darah yang ditemukannya hanya di badan korban.

"Maka perkiraan kejadian jam 1200 -02.00 terpakir di sisi kiri. Tidak ditemukan ceceran darah."

"Kecuali ada yang di badan milik korban," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat.

Lalu, jenazah korban ditemukan dalam posisi tertelungkup.

Tangan korban bahkan tertindih di bawah.

"Jenazah ditemukan tertelungkup, di balik ditemukan pisau di bawah badan korban."

"Asumsinya tangan korban tertindih di bawah," jelas Tubagus.

Gelagat Suci saat Jenazah Editor Metro TV Disemayamkan, Masuk Kamar Yodi dan Tak Mau Temui Polisi

Tubagus kembali mengatakan bahwa tak ada tanda-tanda perkelahian di sekitar TKP Yodi.

"TKP rapi dan tidak ada tanda-tanda perkelahian (beserta keterangan saksi)," katanya

Lalu, polisi mengatakan bahwa rambut dan sidik jari pada pisau yang ditemukan rupanya milik korban sendiri.

Saksi-saksi lain juga sempat diperiksa untuk dicocokan dengan sidik jari pada pisau.

Namun, tidak ada sidik jari saksi sesuai dengan sidik jari pada pisau.

Dari penyelidikan laboratorium forensik tidak menemukan DNA selain DNa almarhum.

"Tidak ditemukan sidik jari orang lain, hasilnya tidak ada yang identik dengan apa ayang tetinggal di TKP semuanya adalah milik korban."

"Tidak melihat ada kehadiran orang lain," kata Tubagus.

Soal Keberadaan Orang Mencurigakan di Hari Kematian Yodi Prabowo, Polisi Minta Jangan Berspekulasi

Lalu, dna yang ditemukan pada pisau menunjukkan hanya ada DNA korban.

"Pisau itulah yang digunakan untuk melukai korban, dnanya baik depannya maupun gagangnya," katanya,

Pisau itu bahkan hanya ditemukan di ACE Hardware Rempoa.

Dari rekaman CCTV ACE Hardware Rempoa menunjukkan bahwa korban membeli pisau itu sendiri.

Polisi bahkan turut menunjukkan barang bukti parkir korban sempat ke sana hanya dalam delapan menit.

"Di ace hardware rempoa dilakukan yang menjual hanya toko itu," ujar polisi.

Lalu, dari penyelidikan ponsel maupun tranksaksi tak ada ancaman mencurigakan dari pihak lain.

"WA tidak ada yang mencurigakan tidak ada ancaman atau lain-lain."

"Transaksi BCA dan Mandiri tidak ada yang mencurigakan," kata dia.

Ibu Editor Metro TV Heran dengan Gelagat Aneh Kekasih Yodi, Masuk Kamar dan Buka Laptop Anaknya

Kemudian, polisi membenarkan ada dua konflik yang dialami Yodi. 

Pertama terkait kisah cintanya dengan sang kekasih Suci Fitri serta wanita berinisial L meski sudah diselesaikan.

Sedangkan, satu konflik lain masih dirahasiakan oleh polisi.

Bahkan polisi juga mengungkit soal ungkapan Yodi berulang kali pada Suci Fitri tentang bagaimana jika dirinya meninggal dunia.

"Korban pernah menyatakan berulang-ulang ke S, kalau saya tidak ada, bagaimana? Menurut tafsiran kami tidak ada meninggal," ujar Tubagus

Sementara itu, Dokter Forensik dokter Arif menyebut Yodi meninggal karena luka tusuk di leher dan dada.

Tidak ada bukti penganiayaan lainnya dalam tubuh korban.

Selain itu dokter Arif menyebut dari hasil pemeriksaan urine Yodi, korban positif ampethamine.

"Kami lakukan screening pada narkoba di dalam urinenya kami temukan kandungan amphetamine positif," kata dokter Arif. 

Dalam kesempatan tersebut, polisi menjelaskan bahwa narkoba jenis amphetamine membuat korbannya melakukan hal-hal berani di luar nalar manusia. 

3. Pembunuhan Satu Keluarga di Sukoharjo

Satu keluarga di Dukuh Slemben RT 01 RW 05, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo menjadi korban pembunuhan pada Kamis (27/8/2020).

Satu keluarga itu terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak yang masih di bawah umur.

Pada konstruksi yang dilakukan polisi terungkap bahwa Istri korban Suranto (43), Sri Handayani (36) menjadi orang pertama yang dihabisi oleh pelaku, Henry Taryatmo.

Lokasi TKP (kiri) pembantaian satu keluarga di Sukoharjo, (22/8/2020) dan kondisi pusara satu keluarga korban pembunuhan di Sukoharjo (kanan).
Lokasi TKP (kiri) pembantaian satu keluarga di Sukoharjo, (22/8/2020) dan kondisi pusara satu keluarga korban pembunuhan di Sukoharjo (kanan). (Kolase (TribunSolo.com/Adi Surya Samodra) dan (TribunSolo.com/Ryantono Puji Santoso))

4 Fakta Kasus Pembunuhan 1 Keluarga di Sukoharjo, Pelaku Sadar Penuh saat Habisi Nyawa Korban

Dikutip TribunWow.com dari Tribun Solo  kejadian bermula ketika Henry mendatangi rumah korban untuk mengembalikan mobil dan memberikan setoran pada malam hari.

Saat hendak pulang, pelaku mengatakan dirinya akan menggunakan ojek online untuk pulang ke rumah.

Kala itu, Sri Handayani juga sempat menanyakan perihal kepulangan Hendry,

"Mulihmu piye, arep numpak opo (pulangmu gimana, mau naik apa?)," tanya Sri kala itu.

"Ngojek ae, tapi durung nyantol (ngojek aja, tapi belum nyangkut)," jawab Henry.

Lantaran ojek online yang Henry tunggu tak kunjung datang, Sri lantas mempersilahkan pelaku untuk menunggu di ruang tamunya.

Sembari menunggu driver ojol, Henry sempat bermain game online.

Sedangkan Sri kembali ke kamar lantaran suaminya dan dua anaknya RRI (10) serta DAH (6) sudah tertidur.

Saat bermain game online, pelaku teringat soal utang-utangnya yang sudah jatuh tempo pembayarannya.

Tiba-tiba Henry berpikir ingin menguasai mobil korban dengan cara menghabisi nyawa mereka.

Lalu, pelaku menuju dapur untuk mengambil pisau.

Henry lantas memanggil korban.

Rekan Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Sukoharjo Tak Menyangka HT Bisa Berbuat Sadis: Saya Kaget

"Mas...mbak," kata Henry belum ada yang merespons.

Saat dirinya kembali mengulang sapaannya, Sri lalu terbangun.

Sri lalu menghampiri pelaku.

Pelaku lalu memberikan uang Rp 250 ribu untuk setoran.

Saat Sri sedang menghitung uang setoran tiba-tiba Henry menusuk wanita itu tepat di ulu hati.

Henry menusuk Sri sebanyak tiga kali.

"Ya Allah," teriak Sri Handayani yang tertusuk di bagian dada sambil memegangi lukanya.

Mendengar teriakan Istrinya, Suranto lantas terbangun.

Suranto kaget dan berteriak ketika melihat istrinya sudah bersimbah darah.

"Heeee...hee," teriak Suranto saat itu.

Soal Pembunuhan 1 Keluarga di Sukoharjo, Tetangga Korban: Awalnya Saya Kira Bau Ikan Koi yang Mati

Henry yang panik langsung mendatangi Suranto dan menusuk korban secara membabi buta.

Pelaku menusuk Suranto pas di bahian dada sebanyak lima kali.

Kemudian, RF terbangun dan menangis melihat ayah dan ibunya bersimbah darah.

Pelaku yang mendengar RF menangis langsung mendatangi siswa kelas 5 SD tersebut.

Dia menusuk RF sebanyak tujuh tusukan di depan kamar tidur korban.

Anak kedua DAH (6) yang ikut terbangun juga jadi sasaran tindakan bengis Henry.

Sementara itu Kapolres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas menuturkan hubungan korban dan pelaku tergolong dekat, lantaran sedari SD hingga usia dewasa, mereka masih terus berhubungan.

Dikutip dari TribunSolo.com, Sabtu (22/8/2020), berdasarkan penyelidikan pihak kepolisian, pelaku masih termasuk orang terdekat keluarga korban.

"Mereka teman sejak kecil, sejak dari SD," kata Kapolres Polres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas saat konferensi pers di Mapolsek Baki, Sabtu (22/8/2020).

Hubungan antara korban dan pelaku terus berlanjut hingga keduanya beranjak dewasa.

Saat dewasa, keduanya menjadi mitra kerja, di mana pelaku menyopiri mobil ojek online milik korban.

"Dia sering menjalankan ojek online milik korban," ucap Kasatlantas Polres Sukoharjo AKP Nanung Nugroho.

"Jadi mobilnya milik korban, tapi yang menjalankan si pelaku," imbuhnya.

Selain menjadi ojol, korban juga kerap meminta pertolongan pelaku sebagai sopir rental mobil.

"Kalau ada yang rental, dan butuh sopir, kadang-kadang dia (pelaku) yang pegang (sopir)," terang Nanung.

Rumah keduanya pun cukup dekat satu sama lain.

Kediaman korban dan pelaku hanya berjarak sekira 1 kilometer.

4. Mutilasi di Kalibata City

Jenazah seorang manajer Rinaldy Harley Wismanu (RHW) ditemukan di Apartemen Kalibata City pada Rabu 16 September 2020 malam.

Rinaldy ditemukan dalam keadaan termutilasi lalu dibungkus tas kresek dan dimasukkan koper.

Motif ekonomi menjadi dorongan bagi dua pelaku, DAF dan LAS tega membunuh Rinaldy pada 9 September 2020. 

Terungkap motif dua pelaku pembunuhan pada Rinaldi Harley Wismanu (32) yang jenazahnya ditemukan di Apartemen Kalibata City pada Rabu (16/9/2020) malam. Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana pada konferensi pers Kamis (17/9/2020) sore.
Terungkap motif dua pelaku pembunuhan pada Rinaldi Harley Wismanu (32) yang jenazahnya ditemukan di Apartemen Kalibata City pada Rabu (16/9/2020) malam. Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana pada konferensi pers Kamis (17/9/2020) sore. (channel YouTube Kompas TV)

Lewat Kenal Tinder, Kronologi Manajer Dimutilasi: Dijebak dan Dipukul saat Berhubungan Seks

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana pada konferensi pers Kamis (17/9/2020) mengatakan bahwa pelaku sudah menguras harta korban.

Setelah membunuh, dua pelaku yang merupakan sepasang kekasih ini memutilasi hingga menutupi jejak pembunuhan, mereka mengambil harta korban.

"Nah kemudian yang mereka lakukan mereka menguras isi dari pada rekening milik korban," kata Nana dikutip dari Breaking News Kompas TV pada Kamis. 

Hasil rampasan itu lantas dibelanjakan oleh mereka dengan sejumlah barang-barang seperti emas hingga motor.

Selain itu, uangnya juga digunakan untuk menyewa rumah kontrakan di mana mereka akhirnya ditangkap.

"Dengan membeli logam mulia berbagai ukuran, kemudian perhiasan emas, motor merk Yamaha Nmax, dan menyewa rumah di Permata Cimanggis yang akan digunakan untuk mengubur korban jadi rangkaiannnya seperti itu," jelas Nana.

Mulanya, mereka berkenalan dengan korban.

 Pelaku Mutilasi di Apartemen Kalibata City Ternyata Pasutri, Berusaha Kabur saat Hendak Ditangkap

Menilai korban memiliki harta yang cukup banyak, lantas kedua pelaku berniat untuk merampasnya.

"Nah kemudian tadi, untuk modus operasi adalah mereka berkenalan kemudian mereka mengetahui si korban ini memiliki finansial yang dianggap lebih, dianggap orang berada, sehingga kedua tersangka itu berencana menghabisi korban."

"Kemudian mengambil barang-barang dan uang korban tersebut," ungkap Nana.

Sehingga, polisi menyimpulkan bahwa kasus kematian Rinaldy Harley yang seorang manajer perusahaan adalah harta.

"Sedangkan motif, tersangka ingin menguasai harta milik korban," imbuhnya.

Selain itu, polisi juga menemukan sejumlah barang bukti rampasan korban.

Mereka juga sempat membelanjakan uang korban seperti cangkul dan sekop untuk mengubur jasad manajer tersebut.

"Kemudian barang bukti adalah 11 buah emas antam ini kurang lebih 11,05 gram dari berbagai jenis."

"Dua unit laptop, seperti kita lihat ada cangkul kemudian sekop, jam tangan, perhiasan," kata Nana.

Pelaku Mutilasi di Apartemen Kalibata City Ternyata Pasutri, Berusaha Kabur saat Hendak Ditangkap

Ada pula kartu rekening milik korban yang dirampas.

"Kemudian ada beberapa buah kartu visa dari Bank Mandiri, BNI, BCA, kemudian permata untuk barang bukti," lanjutnya.

Sedangkan total uang yang mereka telah ambil hinggaa mencapai Rp 97 juta.

"Jumlah yang sudah mereka ambil sejumlah Rp 97 juta," kata dia. 

5. Pembunuhan di Sigi

Satu keluarga di Dusun Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah menjadi korban pembunuhan pada Jumat (27/11/2020).

Satu keluarga yang terdiri dari empat orang, yakni ayah, ibu, anak dan menantu meninggal dunia diduga dibunuh oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Dikutip TribunWow.com dari BBC Indonesia pada Minggu (29/11/2020), Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Abdul Rachman Baso mengatakan bahwa saksi membenarkan sosok yang melakukan penyerangan adalah sosok yang selama ini telah dicari polisi, Ali Kalora.

Kejadian ini bermula ketika delapan orang tak dikenal datang ke lokasi transmigrasi tersebut sekitar pukul 09.00 WITA.

Mereka tiba-tiba saja memasuki rumah korban.

Delapan orang yang disebut merupakan kelompok MIT itu, menganiaya keempat korban hingga meninggal dunia.

Selain itu, mereka juga membakar enam rumah dan sejumlah kendaraan bermotor di lokasi tersebut.

Sedangkan di lokasi itu tercatat ada sembilan Kartu Keluarga (KK) atau sekitar 50 orang dari berbagai suku tinggal di daerah tersebut.

Dalam kesempatan itu, Abdul menegaskan tidak ada gereja yang dibakar dalam peristiwa tersebut.

"Saya luruskan tidak ada gereja yang dibakar. Bukan gereja. Hanya ada satu rumah yang kadang dipakai untuk melayani umat," ujar Abdul.

Mereka tak hanya menyakiti para korban, kelompok tersebut juga merampas 40 kg beras.

Terkait motif pembunuhan, Abdul menduga karena adanya motif balas dendam.

Namun balas dendam itu bukan karena MIT memiliki perselisihan dengan keluarga tewas tersebut.

Tak ada kata-kata apapun saat terjadi penganiayaan itu.

Abdul menduga, kasus ini terjadi karena polisi sebelumnya telah menangkap dua anggota MIT.

"Prediksi kita kejadian ini merupakan balas dendam karena pada 17 November lalu kami melumpuhkan dua orang dari kelompok mereka yang selama ini masuk dalam daftar DPO," lanjut Kapolda.

Baca juga: Pembunuhan Satu Keluarga di Sigi, Polri Duga Dilakukan Kelompok Teroris Ali Kalora: Dalam Pengejaran

Abdul menjelaskan, Operasi Tinombala untuk memburu jaringan MIT ini sebenarnnya sudah tiga kali diperpanjang tahun ini.

Seharusnya, masa Operasi Tinombala selesai pada 30 September lalu.

Namun kini diperpanjang hingga 31 Desember.

Pasalnya masih ada 13 orang dari kelompok MIT yang masih dalam pencarian.

Abdul Rachman Baso mengatakan bahwa kejadian ini bermula ketika delapan orang tak dikenal datang ke lokasi transmigrasi tersebut sekitar pukul 09.00 WITA.

6. Kasus Penembakan 6 Laskar FPI

Enam anggota Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menjadi korban penembakan oleh polisi Jalan Tol Jakarta Cikampek Km 50 pada Senin (7/12/2020).

Meski demikian kasus ini belum terungkap dengan jelas. 

Ada dua versi terkait kematian  6 Laskar Front Pembela Islam tersebut.

Versi Polisi

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran mengatakan bahwa kejadian ini terjadi di Jalan Tol Jakarta Cikampek Km 50.

Penyerangan pada polisi terkait pemanggilan Rizieq ke polisi terkait kasus kerumunan massa yang jadwalnya dilakukan Senin hari ini.

"Tadi pagi sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta Cikampek Km 50 telah terjadi penyerangan terhadap anggota Polri yang sedang melaksanakan penyelidikan."

"Terkait dengan rencana pemeriksaan MRS yang dijadwalkan berlangsung hari ini jam 10.00 WIB," jelas Fadil.

Fadil menjelaskan, kejadian ini berawal ketika polisi mendapat kabar dari grup WhatsApp yang menyebut akan ada pengerahan kelompok massa pada pemeriksaan Rizieq.

Bahkan kabar itu tersebar ke mana-mana hingga terdengar oleh polisi.

"Berawal dari informasi bahwa akan terjadi pengerahan massa pada saat saudara MRS dilakukan pemeriksaan di Polda Metro Jaya dari berbagai sumber termasuk rekan-rekan media."

"Bahwa akan ada WA grup pengerahan kelompok massa untuk mengawal pemeriksaan MRS di Polda Metro Jaya."

Sehingga polisi langsung bergegas untuk melakukan pengecekan apakah benar ada kelompok massa yang akan dikerahkan.

"Terkait hal tersebut kami pihak Polda Metro Jaya melakukan penyelidikan kebenaran informasi tersebut," lanjutnya.

Saat polisi mencoba mengeceknya di Jalan Tol Jakarta Cikampek Km 50, aparat tiba-tiba saja dipepet dan diserang.

Fadil menyebut orang-orang yang diduga pengikut Rizieq itu menggunakan benda-benda tajam.

"Dan ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet lalu kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam yang sebagaimana rekan-rekan lihat di depan ini," jelasnya.

Akibatnya, para polisi yang diserang melakukan tindakan tegas dan terukur.

Dari 10 orang yang belum diketahui identitasnya itu, enam orang di antaranya tewas.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindak tegas terukur sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang, meninggal dunia sebanyak 6 orang," ujar Fadil.

Versi FPI

Dikutip dari Tribunnews.com, Kuasa hukum FPI memberikan klarifikasi soal penyerangan kepada anggota kepolisian di ruas Tol Jakarta-Cikampek KM 50, Senin (7/12/2020) dini hari lewat keterangan tertulis yang diterima redaksi.

Berikut isi lengkap keterangan tersebut:

Bahwa benar ada peristiwa penghadangan, penembakan terhadap rombongan IB HRS dan keluarga serta penculikan terhadap 6 orang laskar pengawal IB.

Peristiwa terjadi di dekat pintu Tol Kerawang Timur.

Bahwa semalam IB dengan keluarga termasuk cucu yg masih balita, akan menuju tempat acara pengajian subuh keluarga, sambil memulihkan kondisi.

Sekali lagi ini pengajian Subuh internal khusus keluarga inti.

Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian Subuh keluarga tersebut, rombongan dihadang oleh preman OTK (yang kami duga kuat bagian dari operasi penguntitan dan untuk mencelakakan IB).

Para preman OTK yang bertugas operasi tersebut menghadang dan mengeluarkan tembakan kepada laskar pengawal keluarga.

Hingga saat ini para penghadang berhasil melakukan penembakan dan 1 mobil berisi 6 orang laskar masih hilang diculik oleh para preman OTK bertugas operasi.

Kami mohon do'a agar 1 mobil yg tertembak berisi 6 orang laskar yang diculik agar diberi keselamatan.

Dan mohon do'a juga IB HRS.

Untuk lokasi IB HRS, demi alasan keamanan dan keselamatan beliau beserta keluarga, maka kami tidak bisa sebutkan.

Karena semalam jelas ada upaya penembakan terhadap rombongan beliau dan sampai saat ini masih 6 orang laskar yang hilang diculik.

Demikian pernyataan ini kami buat. 

7. Manusia Silver Mutilasi Seorang Pria karena Kerap Disodomi

Misteri mayat korban mutilasi yang ditemukan di dua lokasi berbeda di Bekasi sempat menghebohkan publik.

Korban rupanya adalah Warga Cilacap yang merantau di Bekasi bernama Dony Saputra.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Rabu (9/12/2020), Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian Nurrizal mengatakan bahwa pelakunya adalah remaja berinisial A (17).

A yang kini sudah ditangkap polisi diketahui bekerja sebagai manusia silver dan mengamen.

Selain itu, ia juga merupakan warga penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

"Pekerjaanya ngamen dan manusia silver. Berstatus yatim piatu sejak umur 10 tahun," kata Alfian, Rabu (9/12/2020).

Polisi berhasil menangkap pelaku saat tengah bermain Play Station (PS) di dekat rumahnya di kawasan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi dini hari tadi sekitar 01.30 WIB.

Awalnya, tim dari Polda Metro Jaya menggeledah rumah pelaku sekitar pukul 01.00 WIB.

Saat digeledah, A didapati tidak ada di rumahnya.

Kemudian, polisi mencari pelaku di sekitar rumah.

Rupanya, pelaku ditemukan saat sedang bermain PS tak jauh dari rumahnya.

"Setelah penggeledahan langsung menelusuri pelaku. Pelaku tertangkap di tempat PS, sedang main PS," jelas Alfian.

Saat diringkus, A tidak melakukan perlawanan sama sekali.

Remaja tersebut juga langsung mengakui semua perbuatannya ketika ditanya petugas.

Kemudian polisi langsung membawa A ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut.

Selain itu, rumah A saat ini juga dipasangi garis polisi.

"Kasus ditangani Polda Metro Jaya. Sementara rumah di police line," kata Alfian.

Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing Andari mengatakan bahwa pelaku dan korban memiliki hubungan teman dekat.

Dikutip dari Tribun Jakarta, motif sementara pembunuhan ini karena pelaku mengaku kesal telah dipaksa berhubungan badan sesama jenis dengan korban.

"Pelaku kesal sama korban karena dipaksa sodomi berkali-kali sama pelaku," jelas Erna saat dikonfirmasi, Rabu (8/12/2020).

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Kaleidoskop 2020Kasus mutilasi di Apartemen Kalibata CityYodi PrabowoPembunuhanPenembakan Laskar FPI
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved