Breaking News:

Terkini Daerah

Sejumlah Makam Terbongkar bahkan Kain Kafan hingga Kerangka Manusia Bermunculan ke Tanah

Sejumlah makam terbongkar bahkan kain kafan hingga kerangka manusia bermunculan.

Tangkapan video
Sejumlah warga Padahurp menguburkan kembaki jasad yang terbongkar saat longsor. 

TRIBUNWOW.COM - Sejumlah makam terbongkar bahkan kain kafan hingga kerangka manusia bermunculan.

Hal itu terjadi di Menyusul longsor di Desa Padahurip, Kecatan Selajambe, Kabupaten Kuningan, Cirebon.

Pergerakan tanah menjadi alasan munculnya peristiwa itu.

Baca juga: Fakta Oknum Guru SD di Cianjur Cabuli 9 Murid Laki-laki, Ancam Beri Nilai Jelek jika Korban Melapor

Pergerakan tanah yang memutus akses jalan, ternyata sebagian lahan permakaman umum pun ikut tergerus.

“Iya, selain material longsor di Blok Jahura beres dan bisa dilewati, ternyata di tempat pemakaman umum ada kain kafan dan beberapa jasad yang muncul ke permukaan kuburan,” ungkap Kades setempat, Karyono saat dihubungi, Kamis (17/12/2020).

Menurut Karyono, longsor di kawasan TPU (tempat Pemakaman umum) itu persis memiliki ketinggian sekitar 10 meter, dengan luas lebar lokasi itu sekitar 25 meter kali 12 meter.

“Dari kejadian itu, ada sekitar 50 kuburan terbongkar akibat bencana alam dan kini sudah dilakukan pemakaman ulang,” katanya.  

Baca juga: Viral Video Polisi Siramkan Miras ke Sopir Bus hingga Basah Kuyup di Ambon, Ini Kata Kapolsek

Sekadar informasi, material tanah longsor setebal dua meter di Blok Jahura, Desa Padahurip, Kecamatan Selajambe berhasil disingkirkan. 

Evakuasi longsoran tanah itu dilakukan personel TNI dibantu warga dan petugas BPBD Kuningan.

“Alhamdulillah, akses menuju desa kini sudah kembali normal dan bisa dilewati warga,” ungkap Karyono tadi.

“Tadi gotong royong singkirkan matrial dan batangan pohon yang tumbang juga,” ujarnya.

Baca juga: Pakai Bujuk Rayu dan Ancaman, Oknum Guru di Cianjur Lakukan Pencabulan ke 9 Siswa Laki-laki

Karyono menyebutkan, akses darat menuju desa itu dinilai layak dan biasa dilalui.

“Yaitu jalan ini, sementara akses yang menghubung antara desa kami dengan Desa Jamberama, itu kurang baik untuk dilalui warga atau pengendara,” katanya.

Karyono mengaku bahwa tanah di lingkungan desa semua memiliki potensi pergerakan dan tanahnya juga labil.

Hal serupa juga dikatakan Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu mengaku bahwa jalur Kuningan Selatan memang rawan bencana.

“Namun untuk kawasan longsor ini sudah bisa diatasi dengan melibat warga dan petugas dari TNI –Polri dan dibantu alat berat,” ungkapnya.

Baca juga: Haikal Hasan Mengaku Sudah Larang Habib Rizieq Pulang dan Peringatkan akan Berhadapan dengan Hukum

Cianjur Zona Merah Pergerakan Tanah

Lokasi bencana tanah longsor yang melanda sejumlah kampung di Desa Karangnunggal, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, merupakan kawasan zona merah bencana.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur telah jauh-jauh hari memasang plang peringatan daerah rawan pergerakan tanah di wilayah tersebut, seperti yang terpampang di Kampung Belendung.

“Ya, memang itu daerah rawan bencana pergerakan tanah. Zona merah,” kata Sekretaris BPBD Cianjur Mokhamad Irfan Sofyan kepada Kompas.com via telepon, Rabu (25/3/2020).

Karena itu, pihaknya akan melakukan kajian mendalam dan menyeluruh secara lintas sektoral terkait potensi merelokasi permukiman penduduk tersebut.

“Karena kan harus dikonsep matang juga, termasuk menyiapkan lokasi baru. Jadi, untuk rencana itu (relokasi) memang harus dibicarakan dengan banyak pihak,” ujar dia.

Disebutkan, fokus pemerintah daerah saat ini adalah pada nasib warga terdampak yang kini tinggal sementara di tenda pengungsian, madrasah, dan rumah-rumah penduduk.

“Logistik juga sudah didroping ke lokasi untuk memenuhi kebutuhan mereka selama tinggal di pengungsian,” kata Irfan. 

Baca juga: Sungai Cianten Meluap, Bogor Dilanda Banjir dan Longsor, Ini Daftar Wilayah yang Terdampak

Longsor Susulan

Pihaknya mengingatkan warga untuk tetap waspada mengingat intensitas hujan masih tinggi yang bisa memicu longsor susulan.

"Untuk rumah warga lainnya yang terancam sudah kita imbau penghuninya untuk sementara turut mengungsi dulu dengan warga yang terdampak," ujar dia.

“Terkait rumah yang rusak akibat bencana ini, tentunya akan mendapatkan bantuan perbaikan," ucapnya.

Sementara Ketua RT 006/004 Kampung Belendung Mohamad Iwan mengatakan, bencana tanah longsor di wilayahnya merupakan kali kedua terjadi kurun lima tahun terakhir.

“Dulu juga pernah terjadi, 2016. Namun, tidak separah seperti yang sekarang,” kata Iwan kepada Kompas.com

Baca juga: Jasad Korban Longsor di Muaraenim Ditemukan setelah 2 Bulan, Korban Masih Berada di Kabin Alat Berat

Diberitakan sebelumnya, lereng bukit setinggi 200 meter longsor dan menimpa permukiman penduduk di Desa Karangnunggal, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (22/3/2020) dini hari.

Tidak ada korban jiwa, namun puluhan rumah warga rusak berat, sedang dan ringan, serta 104 rumah lainnya terancam. BPBD Kabupaten Cianjur mencatat, sebanyak 346 warga yang tersebar di delapan kampung di Desa Karangnunggal terdampak bencana tersebut.

Disebutkan, beberapa lokasi bencana masih belum bisa dijangkau kendaraan karena akses jalan terhalang material longsor.

Para Korban telah diungsikan ke posko pengungsian, madrasah, dan rumah-rumah penduduk yang dirasa aman.

Adapun ke-8 kampung yang terdampak bencana tanah longsor tersebut, yakni Kampung Belendung, Cikadu, Pasarean, Munjul, Cihurip, Cibeunying, Cikerebek, dan Kampung Cijeungjing. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribuncirebon.com dengan judul "Akibat Pergerakan Tanah, Makam di Padahurip Terbongkar, Jasad dan Kain Kafan Bermunculan dan Kompas.com dengan judul "Lokasi Longsor Cianjur Masuk Zona Merah Bencana Pergerakan Tanah".

Sumber: Tribun Cirebon
Tags:
Tanah LongsorPergerakan tanahCianjurZona MerahMakam
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved