Terikini Daerah
Peluang Fadli Zon dan Sandiaga Jadi Menteri KKP, M Qodari Sebut Ketakutan Prabowo Subianto
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer memberikan pandangannya terkait calon pengganti Edhy Prabowo sebagai Menteri KKP.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer memberikan pandangannya terkait calon pengganti Edhy Prabowo sebagai Menteri Kalautan dan Perikanan (KKP).
Seperti yang diketahui, Edhy Prabowo telah menyatakan mundur dari Menteri KKP pasca ditetapkannya sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus korupsi benur atau benih lobster.
Sedang untuk sementara jabatan tersebut diisi oleh ad interim Luhut Binsar Panjaitan yang merangkap sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.

Baca juga: Edhy Prabowo Tersangka, Immanuel Ebenezer Sebut Ucapannya Terbukti soal Menteri Inisial P
Baca juga: Edhy Prabowo Tersangka Kasus Ekspor Benur, Susi: Sedih Saja Saya karena Lobster Besar Jadi Tidak Ada
Dilansir TribunWow.com dalam acara Sapa Indonesia Malam 'KompasTV', Jumat (27/11/2020), M Qodari melihat bahwa pengganti Edhy Prabowo akan tetap dari Gerindra.
M Qodari langsung menyebut ada tiga nama yang berpeluang mengisi pos menteri KKP.
Mereka adalah yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua umum Gerindra, yakni Fadli Zon, Sandiaga Uno, dan Sugiono.
"Kalau bicara analitikal sebetulnya namanya harusnya mengerucut kepada Sandiaga Uno ya, kalau Fadli Zon lebih kepada harapan hati saya," ujar M Qodari.
Secara pribadi, ia mengakui berharap Fadli Zon yang mendapatkan kesempatan tersebut.
Alasannya menurutnya adalah untuk melihat kinerja Fadli Zon ketika menjabat sebagai seorang eksekutif.
Karena di satu sisi, Fadli Zon dikenal menjadi tokoh yang kerap memberikan kritik dan sorotan terhadap pemerintah.
"Karena Bang Fadli Zon ini adalah orang yang sangat getol mengkritik pemerintahan dan sangat fasih, akan sangat menarik untuk melihat Bung Fadli menjadi seorang menteri menjalankan tugas eksekutif," katanya.
"Dan kemudian membuktikan omongannya itu bahwa dia bisa lebih baik dibandingkan dengan menteri-menteri yang selama ini dikritik," imbuh M Qodari.
Baca juga: Hasil Suap Edhy Prabowo Rp 3,4 Miliar Dipakai Beli Barang Mewah Buat sang Istri? Ini Penjelasan KPK
Meski begitu, M Qodari menyadari kecil kemungkinan bagi Fadli Zon untuk bergabung di dalam pemerintahan.
"Akan tetapi agak sulit bagi Fadli Zon untuk digeser jadi menteri karena selama ini dia sudah terlanjur ditugaskan katakanlah merawat dukungan dari kelompok-kelompok yang kritis terhadap Pak Jokowi," ungkapnya.
"Dan saya kira agak takut juga Pak Prabowo bahwa sejarah Edhy Prabowo akan terulang pada Sugiono," jelasnya.
Oleh karenanya, M Qodari menyebut nama yang paling berpeluang adalah Sandiaga Uno yang notabene merupakan pasangan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu.
Dengan kekayaan yang dimiliki, Sandiaga Uno diyakini tidak akan terjerumus dalam kasus korupsi.
"Saya berani menyebut nama Sandiaga Uno karena Sandiaga Uno ini orang yang sudah terlanjur amat sangat kaya," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 2.00
Edhy Prabowo: Mungkin Banyak yang Terkhianati
Sebanyak tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Rabu (25/11/2020) malam, satu di antaranya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.
Ketujuh orang itu menjadi tersangka dalam kasus suap terkait perizinan tambak, usaha, dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.
Seusai menjadi tersangka, Edhy menyampaikan permohonan maafnya kepada sejumlah pihak.

Dikutip dari YouTube Kompastv, Rabu (25/11/2020), Edhy awalnya menyampaikan permohonan maafnya kepada ibunya.
"Saya mohon maaf kepada ibu saya, dan saya yakin hari ini nonton di TV," kata Edhy.
Edhy kemudian meminta agar ibunya yang telah berada di usia senja supaya tetap tegar.
Orang paling dekat dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu kemudian menyatakan akan bertanggung jawab atas hal yang ia perbuat.
"Saya masih kuat dan saya akan bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi, yang terjadi," ujar dia.
Baca juga: Di Mata Najwa, Ali Ngabalin Menangis Jelaskan Penangkapan Edhy Prabowo: Beliau Sangat Koorporatif
Selanjutnya, Edhy menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia.
Edhy menegaskan selama menjabat sebagai Menteri KKP, dirinya tidak hanya sekadar pencitraan.
"Mungkin banyak yang terkhianati, seolah-olah saya pencitraan di depan umum, itu tidak, itu semangat," papar dia.
"Ini adalah kecelakaan yang terjadi."
Edhy mengatakan dirinya akan bertanggung jawab penuh atas kesalahan yang ia perbuat.
Ia mengatakan akan mengikuti pemeriksaan terkait kasus yang menjeratnya kini.
"Saya tidak lari dan saya akan beberkan apa yang menjadi, yang saya lakukan," kata Edhy.
"Ini menjadi tanggung jawab penuh saya kepada dunia dan akhirat," tambahnya. (TribunWow/Elfan/Anung)
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)