Breaking News:

KPK Tangkap Menteri Edhy Prabowo

Edhy Prabowo Tersangka Kasus Ekspor Benur, Susi: Sedih Saja Saya karena Lobster Besar Jadi Tidak Ada

Mantan Menteri Keluatan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti sedikit memberikan tanggapannya terkait penangkapan Menteri KKP saat ini, Edhy Prabowo.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
kolase Youtube metrotvnews/Dok. KKP
Kolase dua mantan Menteri Keluatan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti (kiri) dan Edhy Prabowo (kanan) 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Menteri Keluatan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti sedikit memberikan tanggapannya terkait penangkapan Menteri KKP saat ini, Edhy Prabowo.

Edhy Prabowo kini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pembetantasan Korupsi (KPK) atas kasus ekspor benih lobster atau benur.

Dilansir TribunWow.com dalam acara Susi Cek Ombak 'MetroTV', Rabu (25/11/2020), Susi mulanya menanggpai soal beda kebijakan antara Edhy Prabowo dengan dirinya saat menjadi KKP.

Mantan Menteri Keluatan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti mengaku tidak ingin banyak berkomentar terkait penangkapan Menteri KKP saat ini, Edhy Prabowo.
Mantan Menteri Keluatan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti mengaku tidak ingin banyak berkomentar terkait penangkapan Menteri KKP saat ini, Edhy Prabowo. (Youtube/metrotvnews)

Baca juga: Edhy Prabowo Tersangka, Hadi Rudyatmo: Saya Sangat Setuju Bu Susi Diangkat Kembali Jadi Menteri KP

Baca juga: Di Mata Najwa, Dedi Mulyadi Ngaku Biasa Saja Edhy Prabowo Ditangkap KPK: Tidak Logis Ekspor Benur

Susi mengatakan bahwa adanya perbedaan kebijakan setiap orang atau setiap menteri merupakan suatu hal yang wajar terjadi.

Karena menurutnya, setiap menteri tentu mempunyai kebijakannya sendiri-sendiri yang dinilai baik.

Dirinya hanya menegaskan bahwa kebijakan yang diambil pada saat itu semata-mata mengutamakan pada lingkungan, khususnya lingkungan laut.

"Kalau kebijakan bertentangan itu kan hal lumrah, biasa, saya ya orang cinta lingkungan, orang mengerti tentang ekologi laut ya saya mencoba untuk mempertahankan apa yang saya pikir baik," ujar Susi.

Lebih lanjut, terkait budidaya maupun ekspor benih lobster, Susi mengakui kurang setuju.

Disebutnya bahwa tempat budidaya benih lobster paling bagus adalah di laut atau bisa dikatakan biarkan tumbuh secara alami.

Sedangkan untuk kebijakan ekspor, menurut Susi harusnya dilakukan ketika sudah menjadi lobster.

Selain tidak menganggu ekosistem, harga jualnya ketika sudah menjadi lobster dinilai jauh lebih mahal.

Baca juga: Siap Bongkar Kasusnya Sendiri, Edhy Prabowo Mundur dari Menteri KKP dan Gerindra: Saya akan Beberkan

"Kalau itu sampai kapan pun ya biar saja lobster besar di laut, kita tangkap yang besar," tegasnya.

"Oh iya, puluhan kali (harganya), udah itu saja," imbuh Susi.

"Saya pikir Tuhan membudidayakan di laut lebih baik daripada manusia, kalau lobster itu sebaiknya besar di laut, dibesarkan oleh laut,"

Oleh karenanya, ia mengaku merasa sedih ketika lobster tersebut sudah dijual sejak masih menjadi benih.

Imbasnya diakuinya selain pada ekosistem lobster, juga ekosistem laut.

"Sedih saja saya, sedih karena lobster besar jadi tidak ada, ya karena sudah hilang dibawa ke Vietnam," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 3.42:

Edhy Prabowo: Mungkin Banyak yang Terkhianati

Sebanyak tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Rabu (25/11/2020) malam, satu di antaranya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo.

Ketujuh orang itu menjadi tersangka dalam kasus suap terkait perizinan tambak, usaha , dan atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya tahun 2020.

Seusai menjadi tersangka, Edhy menyampaikan permohonan maafnya kepada sejumlah pihak.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kiri) dan Istri Edhy Prabowo, Iis Edhy Prabowo (kanan). Terbaru, Menteri KKP Edhy Prabowo ditangkap oleh KPK pada Rabu (25/11/2020) terkait ekspor benur atau bibit lobster.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kiri) dan Istri Edhy Prabowo, Iis Edhy Prabowo (kanan). Terbaru, Menteri KKP Edhy Prabowo ditangkap oleh KPK pada Rabu (25/11/2020) terkait ekspor benur atau bibit lobster. (Instagram/@iisedhyprabowo)

Dikutip dari YouTube Kompastv, Rabu (25/11/2020), Edhy awalnya menyampaikan permohonan maafnya kepada ibunya.

"Saya mohon maaf kepada ibu saya, dan saya yakin hari ini nonton di TV," kata Edhy.

Edhy kemudian meminta agar ibunya yang telah berada di usia senja supaya tetap tegar.

Orang paling dekat dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu kemudian menyatakan akan bertanggung jawab atas hal yang ia perbuat.

"Saya masih kuat dan saya akan bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi, yang terjadi," ujar dia.

Baca juga: Di Mata Najwa, Ali Ngabalin Menangis Jelaskan Penangkapan Edhy Prabowo: Beliau Sangat Koorporatif

Selanjutnya, Edhy menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia.

Edhy menegaskan selama menjabat sebagai Menteri KKP, dirinya tidak hanya sekadar pencitraan.

"Mungkin banyak yang terkhianati, seolah-olah saya pencitraan di depan umum, itu tidak, itu semangat," papar dia.

"Ini adalah kecelakaan yang terjadi."

Edhy mengatakan dirinya akan bertanggung jawab penuh atas kesalahan yang ia perbuat.

Ia mengatakan akan mengikuti pemeriksaan terkait kasus yang menjeratnya kini.

"Saya tidak lari dan saya akan beberkan apa yang menjadi, yang saya lakukan," kata Edhy.

"Ini menjadi tanggung jawab penuh saya kepada dunia dan akhirat," tambahnya. (TribunWow/Elfan/Anung)

Tags:
Edhy PrabowoSusi PudjiastutiBenih LobsterKPKMenteri Kelautan dan Perikanan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved