Pilpres Amerika Serikat 2020
Joe Biden Menang, Donald Trump Berencana Gelar Aksi untuk Tolak Hasil Pilpres AS
Joe Biden terpilih menjadi presiden Amerika Serikat (AS), sementara Donald Trump ingin menggelar penggalangan aksi untuk menantang hasil pemilu AS.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden bakal menghadapi pandemi Virus Corona dan masalah-masalah lain yang menantinya.
Biden dinyatakan sebagai pemenang pilpres AS.
Sementara calon presiden (capres) petahana Donald Trump berencana menggelar penggalangan aksi untuk menantang hasil pemilu AS.
Baca juga: Melania Diisukan Siap Ceraikan Trump Menyusul Kalahnya sang Suami di Pilpres AS 2020, Benarkah?
Sehari setelah Biden meraup electoral vote (suara elektoral) yang cukup untuk membawanya ke kursi kepresidenan AS, Trump tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menyerah.
Bahkan, banyak sekutunya dari Partai Republik di Kongres AS juga tidak mengakui kemenangan Biden dalam pilpres AS.
Sebaliknya, Trump akan mengadakan serangkaian penggalangan aksi untuk membangun dukungan dalam perjuangannya melawan pilpres AS melalui jalur hukum.
Juru Bicara Tim Kampanye Trump, Tim Murtaugh, mengkonfirmasi kabar tersebut pada Minggu (8/11/2020) sebagaimana dilansir dari Reuters.
Trump juga membuat tim untuk menuntut penghitungan ulang di beberapa negara bagian.
Mereka juga terus menuding kecurangan dalam pemungutan suara dengan dalih ada nama-nama orang yang sudah tewas namun masih memberikan suaranya dalam pemilu AS.
Baca juga: Donald Trump: Sejak Kapan Media Menentukan Siapa yang Jadi Presiden Selanjutnya?
Kendati demikian, Murtaugh tidak mengatakan kapan penggalangan aksi yang dimaksud Trump tersebut akan dilakukan.
Di sisi lain, petugas pemilu AS negara bagian mengatakan tidak ada penyimpangan yang signifikan dalam pemungutan suara, dan klaim yang dilontarkan Trump belum menghasilkan bukti adanya aktivitas ilegal.
Menurut penghitungan Associated Press, Biden meraup 290 suara elektoral, melampaui 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk melenggang ke Gedung Putih.
Sementara itu, Trump memperoleh 214 suara elektoral.
Setelah Biden menyampaikan pesan persatuan dan konsiliasi dalam pidatonya di Delaware pada Sabtu (7/11/2020), Tim Kampanye Biden membuat rencana untuk mengatasi krisis kesehatan dan ekonomi di AS.
Wakil Manajer Tim Kampanye Biden, Kate Bedingfield, mengatakan timnya akan meluncurkan satuan tugas (satgas) virus corona pada Senin (9/11/2020).
Satgas tersebut akan dipimpin oleh mantan Ahli Bedah Umum Vivek Murthy dan mantan Komisaris Administrasi Makanan dan Obat AS (FDA) David Kessler.
Bedingfield menambahkan Biden akan menyampaikan mandat untuk menyatukan negara yakni untuk bersatu, menurunkan ketegangan, mengesampingkan retorika keras kampanye dan bekerja keras untuk memerintah.
Baca juga: Kalahkan Trump, Joe Biden Pecahkan 4 Rekor Ini Selama Perjalanannya di Pilpres AS 2020
Biden Rencanakan Transisi, Trump Rencanakan Penghitungan Ulang
Biden dan para penasihatnya juga akan bergerak maju dengan pekerjaan memilih pejabat untuk bertugas di pemerintahannya.
Dua mantan pejabat senior intelijen AS, Michael Morell dan Avril Haines, muncul sebagai nama-nama yang bakal mengisi pos Kepala Bdan Intelijen Pusat (CIA).
Kabar tersebut diembuskan oleh sejumlah pejabat intelijen AS, baik yang masih menjabat atau yang sudah lengser.
Sebuah kelompok non-partisan yang menyerukan pemerintahan yang baik mengatakan pemerintahan Trump harus bekerja sama dalam transisi dari satu presiden ke presiden lainnya.
Di mana transisi tersebut merupakan ciri khas demokrasi Amerika sejak abad ke-18.
“Sejarah penuh dengan contoh presiden yang muncul dari kampanye semacam itu untuk dengan ramah membantu penerus mereka,” tulis kelompok yang bernama Pusat Transisi Presiden dari Kemitraan untuk Layanan Publik tersebut.
Trump adalah presiden AS pertama yang tidak berhasil mempertahankan jabatannya dalam 28 tahun terakhir.
Mengenakan topi baseball merah dan beruliskan "Make America Great Again", Trump bermain golf di lapangan golfnya di Sterling, Virginia, selama dua hari berturut-turut.
“Sejak kapan Lamestream Media (sindirannya untuk media arus utama) menyebut siapa presiden kita selanjutnya?” Tulis Trump di Twitter setelah bermain golf.
Tim Kampanye Trump mengatakan telah menunjuk anggota DPR AS dari Partai Republik, Doug Collins, untuk mengawasi upaya penghitungan ulang di Georgia.
Tim Kampanye Donald Trumo juga berencana untuk menuntut penghitungan ulang di Wisconsin, Pennsylvania, dan Arizona.
Baca juga: Soal Klaim Trump Tuding Pilpres Curang, Pengamat HI Sebut Dunia Terkejut: Dalam Bayangan, AS Terbaik
Para ahli mengatakan kalau pun penghitungan ulang dilakukan, hasilnya tidak mungkin berubah.
Analis hukum mengatakan kasus-kasus yang dibawa Tim Kampanye Trump memiliki ruang lingkup yang sempit dan kemungkinan tidak akan memengaruhi hasil pemilu.
Namun, banyak pendukung Trump menolak untuk menerima kekalahan.
Di luar gedung DPR negara bagian Pennsylvania di Harrisburg, seorang pendukung Trump, Lynn Nester (53), mengaku curiga dengan catatan jumlah surat suara yang masuk dalam pilpres AS 2020.
"Saya tidak yakin proses pengiriman surat sebenarnya legal," kata Nester.
Kevin McCarthy, petinggi Partai Republik di DPR AS, mengatakan tantangan melalui jalur hukum hukum atas hasil penghitungan suara harus diizinkan untuk dilakukan.
“Saat itu dan hanya kemudian, Amerika akan memutuskan siapa yang memenangkan perlombaan,” kata McCarthy di Fox News.
Kendati demikian, ada pula politikus dari Partai Republik yang justru menentang klaim Trump.
Politikus tersebut adalah Mitt Romney.
Romney, yang merupakan capres AS 2012, mengatakan klaim Trump yang menyerukan penipuan dari hasil pilpres AS justru merusak demokrasi.
Mantan Presiden AS George W Bush juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia sudah berbicara dengan Biden dan mengucapkan selamat kepadanya.
"Meskipun kami memiliki perbedaan politik, saya tahu Joe Biden adalah orang yang baik, yang telah memenangkan kesempatannya untuk memimpin dan mempersatukan negara kita," kata mantan presiden AS dari Partai Republik tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biden Menang, Trump Ngotot Tolak Hasil Pilpres AS"