Pilkada Serentak 2020
Debat Pilkada Solo, Gibran Keheranan Dengar Bajo Mau Bangun Rumah di Bantaran Sungai
Gibran mengungkapkan keheranannya saat diberi kesempatan untuk mengomentari jawaban pasangan Bajo dalam debat perdana Pilkada Solo 2020.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Debat perdana Pilkada Solo berlangsung pada Jumat (6/11/2020).
Dalam debat ini, Calon Wali Kota Solo, Bagyo Wahyono menyampaikan pernyataan kontroversial yang membuat sang lawan, Gibran Rakabuming Raka keheranan.
Para paslon mulanya menjawab keluhan warga Solo yang belum punya rumah.
Baca juga: Tak Hanya Megawati dan Puan, Sandiaga Juga Jadi Jurkam Gibran, DPC Gerindra: Politik Tingkat Tinggi
Mewakili pasangan Teguh-Gibran, Teguh Prakosa menjawab rusunawa atau rumah susun sederhana sewa menjadi pilihan pas bagi warga Solo yang belum punya rumah.
"Solo itu terlalu sempit. Kalau bangun rumah datar ya tidak bisa, jadi rusunawa adalah jawabannya."
"Ke depan kita bisa membangun lagi di wilayah Mojosongo. Rusunawa bisa jadi jawaban untuk keluhan warga yang belum punya rumah," kata Teguh.
Saat diberi gantian menjawab, Supardjo yang mewakili pasangan Bagyo-Supardjo atau Bajo mengatakan, bila rusunawa merupakan model rumah yang terlalu tinggi untuk Kota Solo yang sempit.
Supardjo mengatakan, daerah bantaran sungai di Solo bisa dibangun untuk pemukiman penduduk.
"Rusunawa terlalu tinggi, sehingga bisa ditambahkan di bantaran sungai."
"Sungai diberi talud dan sebagainya, sehingga bisa dibuatkan rumah di bantaran sungai, sehingga ada ruang bagi keluarga yang belum punya tempat tinggal," kata Supardjo.
Bagyo juga menambahkan.
"Saya sudah survey, ke daerah Semanggi. Itu kan masih luas sekali tanahnya."
"Kita akan rembug bareng dengan warga Solo. Tanah seluas ini bisa didirikan rumah," kata Bagyo.
Baca juga: Tak Bisa Jawab Keunggulan Dirinya atas Gibran, Bagyo: Saya Tidak Punya Kapasitas untuk Menilai
Jawaban paslon Bajo ini pun membuat Gibran dan Teguh keheranan.
Gibran pun mengungkapkan keheranannya saat diberi kesempatan untuk mengomentari jawaban pasangan Bajo.
"Baik Pak Bagyo, kembali ke masalah rumah yang didirikan di bantaran Sungai. Ini semua kota sudah membersihkan."
"Ini kok Pak Bagyo akan membangun di bantaran sungai, ini apa nggak melanggar regulasi yang ada?," tanya Gibran.
Meski demikian, pertanyaan ini tidak bisa lagi dijawab oleh paslon Bagyo-Supardjo karena waktu yang sudah habis.
Jawaban soal Narkoba
Sebelumnya, pertanyaan perdana untuk Gibran ternyata soal peredaran narkotika di Kota Solo.
Dalam pertanyaan itu, disebutkan Kota Surakarta merupakan kota dimana penyalahgunaan narkoba menjadi yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah.
Lalu, bagaimana kebijakan pasangan calin untuk mereduksi penyalahgunaan narkoba di Solo?
Baca juga: Reaksi Gibran Rakabuming Dapat Jurkam Sandiaga Uno hingga Megawati di Pilkada Solo 2020
Gibran memilih menjawab hal pertama yang dilakukan adalah memulai gerakan itu lewat lingkungan pemerintahan.
"Saya harus jadi role model. Kita akan mulai dari lingkungan Pemkot," ujar Gibran.
"Kita akan merutinkan tes urin. Tak boleh ada ASN yang memakai narkoba."
"Di sekolah kita melakukan kerjasama dinas terkait, secara konsisten memberi edukasi tentang bahaya narkoba."
Kemudian, Gibran kembali menjawab dengan nada berapi-api.
"Lalu kita juga akan bekerja dengan BNN, perdagangan gelap narkoba di solo harus disikat!," kata Gibran setengah berteriak.
Selain penanggulangan narkoba secara langsung, Gibran mengkampanyekan untuk membangun ruang bersama yang bisa digunakan oleh anak-anak muda.
Sehingga, anak-anak muda diarahkan untuk lebih berkreasi ketimbang terjebak dalam penggunaan narkoba.(TribunSolo/Ilham Oktafian)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Pernyataan Kontroversial Bajo Bikin Gibran Keheranan : Bangun Rumah kok di Bantaran Sungai?, dan Pertanyaan dan Jawaban Pertama Gibran di Debat Calon Wali Kota : Narkoba di Solo Harus Disikat!