Terkini Nasional
Di Mata Najwa, Saksi Mata Beberkan Sosok Oknum Pembakar Halte Sarinah, Sempat Tanya Ini ke Pelaku
Seorang saksi mata pembakaran Halte Sarinah pada aksi unjuk rasa demo menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Seorang saksi mata pembakaran Halte Sarinah pada aksi unjuk rasa demo menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (4/11/2020).
Diketahui aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Jakarta, Kamis (8/10/2020) diwarnai kericuhan.

Baca juga: Reaksi Aria Bima ketika Rocky Gerung Benarkan Aksi Kerusuhan dalam Demo: Oo Lha Gila Kamu Rock
Sebanyak 131 demonstran dalam unjuk rasa tanggal 8 dan 13 Oktober 2020 menjadi tersangka perusuh yang merusak fasilitas umum dan pengeroyokan aparat polisi.
Diketahui perusakan Halte Sarinah menjadi sorotan publik, lantaran ditengarai dilakukan oleh sekelompok oknum anonim yang memang bertujuan merusuh dan bukan bagian dari pedemo.
Hal tersebut dikonfirmasi seorang saksi mata yang berada di lokasi kejadian.
"Waktu kita datang, saya melihat sudah ada tumpukan di dalam halte itu," kata saksi mata yang tidak diungkapkan identitasnya ini.
Ia menyebutkan pelaku sempat bolak-balik untuk menumpuk barang yang hendak dibakar, sebelum mengambil api.
"Saya melihat dia keluar dari dalam halte atau dari sisi halte bagian selatan lagi menaruh barang untuk ditumpuk. Dia sama salah satu seorang temannya untuk mengambil api," paparnya.
Saksi mata itu mengaku sempat berinteraksi dengan oknum ini.
"Dia balik lagi. Memang benar, pas dia balik ke arah kita, saya spontan nanya, 'Bang, itu emang mau dibakar ya?'," kata dia.
"'Iya, Bang,' udah gitu (pelaku) langsung jalan. Saya cuma, 'Oh'," lanjutnya.
Setelah bolak-balik, pelaku kemudian mengambil alat yang akan menyulut api.
Saksi mata itu menuturkan sebelumnya kelompok perusuh ini juga memecahkan kaca yang ada di sisi halte.
Baca juga: Viral Ibu Nangis-nangis Jemput Anak yang Demo Tolak UU Cipta Kerja: Orangtua Nyari Duit Susah
"Jadi sebelum halte terbakar, mereka kasih pecah dulu semua kaca. Semua sisi kaca halte itu pecah," ungkap dia.
"Barulah setelah itu mereka menumpuk barang yang di sisi selatan," katanya.
Saksi mata ini menuturkan pembakaran di sisi selatan halte hanya dilakukan pada tumpukan barang dan tidak mencapai halte.
"Yang di sisi selatan ini mereka hanya menumpuk barang, setelah itu mereka membakar barang tersebut, sehingga apinya itu tidak sampai membakar halte. Cuma membakar tumpukan barang itu aja," kata dia.
"Berbeda dengan yang di sisi utara, yang di sisi utara mereka benar-benar membakar halte tersebut, karena api benar-benar menyelimuti halte," tuturnya.
Ia turut mengungkapkan sosok pembakar yang sempat ditanyainya tersebut.
Menurut saksi mata ini, penampilan pembakar itu mengenakan penutup wajah dan terkesan melebur dengan orang-orang sekitarnya, sehingga membuat massa tidak terlalu fokus dengan mereka.
"Dia agak gondrong sepundak. Dia pakai topi, pakai masker atau buff hitam nutupin semua, jadi cuma kelihatan gondrongnya aja," ungkap saksi mata.
Lihat videonya mulai menit 00.50:
Provokator Anak STM di Demo UU Cipta Kerja Ditangkap
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono merilis sejumlah nama provokator pada demo tolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) pada Rabu dan Kamis, 7 sampai 8 Oktober 2020 lalu.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (20/10/2020).
Menurut Argo, provokasi bermula dari ajakan sebuah unggahan di media sosial Facebook (FB).
Baca juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja dan 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf, Massa Berdatangan di Patung Kuda
Polisi lalu menangkap tiga tersangka berinisial MI, WH, dan satu lagi masih dalam pengejaran.
Ketiganya berperan membuat akun Facebook STM Se-Jabodetabek.
Selain itu ada tersangka yang membuat provokasi di Instagram berinisial FN.
"Jadi ada tiga tersangka yang sudah kita amankan dan tidak kita tampilkan karena ini adalah anak-anak STM atau SMK yang di bawah umur," ungkap Irjen Argo Yuwono.
Argo menyebutkan tersangka MI, WH, dan satu rekannya mengunggah ajakan demo disertai kericuhan di Facebook.
"Admin ini mem-posting di Facebook mengundang teman-teman STM atau SMK se-Jabodetabek untuk demo tanggal 8 sampai 13 Oktober di Istana dan DPR RI," papar Argo.
"Tujuan demonya harus rusuh dan ricuh," lanjutnya.

Argo lalu menampilkan tangkap layar dari unggahan Facebook tersebut.
Selain itu, tersangka juga sempat mengunggah ajakan demo lanjutan pada hari ini.
Baca juga: Arteria Dahlan Siap Bantu SBY soal Tudingan Dalangi Demo, Demokrat: Daripada Repot Diungkap Saja
"Ada juga yang untuk tanggal 20 ini, Buat kawan-kawan ogut tanggal 20 jangan lupa bawa oli supaya polisinya jatuh," kata Argo membacakan unggahan tersebut.
Tidak hanya itu, tersangka memberi saran barang-barang yang harus dibawa saat demo.
"Ada juga ajakan ini, Alat-alat yang akan berguna untuk berjaga-jaga saat turun aksi jika chaos. Ada yang suruh bawa masker, kacamata renang, kemudian ada odol, bawa raket," terang Argo.
Ia menjelaskan tujuan membawa raket adalah untuk melempar balik gas air mata kepada polisi.
Selanjutnya peserta demo juga diminta membawa kantong karet, air mineral, dan sarung tangan.
Argo menyebutkan jumlah pengikut laman Facebook itu mencapai 21,2 ribu.
Tidak hanya itu, tersangka juga mengajak para pengikutnya membawa senjata tajam (sajam).
"Juga ada Bawa barang sajam," ungkap Argo sambil menunjukkan unggahan yang lain.
"Yang di Facebook ajakannya, Dia aparat keamanan negara malah pakai senjata buat ngelukain kita. Besok tanggal 20 jangan diam saja, bawa batu yang tajam," paparnya.
"Kalau bawa sajam takut keciduk, kita bawa batu yang tajam aja. Kaca kek, botol kek, kalau enggak gir motor, lempar biar barbar," tambah Argo. (TribunWow.com/Brigitta)