Pilpres Amerika Serikat 2020
Terancam Tinggalkan Gedung Putih karena Joe Biden, Donald Trump: Kerusakan Pada Sistem Pemilu AS
Pemungutan suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat baru saja dilaksanakan pada Selasa (3/11/2020). Trump terancam kalah.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pemungutan suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat baru saja dilaksanakan pada Selasa (3/11/2020).
Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) AS kali ini, Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden dari Partai Demokrat menjadi kandidat Calon Presiden.
Sedangkan dari hasil perolehan suara sementara, Biden kini mendapat suara elektoral lebih banyak dari pada rivalnya.

Baca juga: Menang di Michigan, Joe Biden: Bila Proses Perhitungan Selesai, Kami akan Jadi Pemenang Pilpres AS
Pada Kamis (5/11/2020) pagi, Biden kini telah mendapat 264 suara elektoral.
Sedangkan, Trump baru mendapat 214 suara.
Sehingga, Joe Biden butuh enam suara elektoral lagi untuk menjadi Presiden AS.
Diketahui, kandidat minimal harus mendapatkan 270 suara untuk memenangkan Pilpres.
Tertinggal cukup jauh dari Biden, Trump lantas mencuitkan sejumlah kritikan di akun Twitternya @realdonaldtrump pada Kamis pagi.
Ia menyebut kuasa hukumnya sebenarnya telah meminta untuk transparansi terkait pemilu ini.
Namun, suami dari Melanie Trump ini menganggap sistem Pemilu di negaranya sudah rusak.
Sehingga harus ada pembahasan lebih lanjut terkait Pemilu di AS.
"Our lawyers have asked for “meaningful access”, but what good does that do? The damage has already been done to the integrity of our system, and to the Presidential Election itself.
This is what should be discussed!
(Pengacara kami telah meminta "akses yang berarti", tapi apa gunanya itu? Kerusakan telah terjadi pada integritas sistem kita, dan pada Pemilihan Presiden itu sendiri.
Inilah yang harus didiskusikan!-red)," ujar Trump.

Klaim Menang
Meskipun terpantau berada di bawah Biden, Trump bersiap memberikan pernyataan kemenangan besar pada Rabu malam nanti.
Pernyataan itu ia sampaikan lewat cuitan di akun Twitter miliknya, @realDonaldTrump, Rabu (4/11/2020).
Berikut cuitan yang ditulis oleh Trump, "Saya akan memberikan pernyataan malam ini. Sebuah kemenangan besar!".
Cuitan itu mendapat 487 ribu likes, dan telah dicuit ulang sebanyak 91 ribu kali.
Di kolom komentar, nampak beberapa akun Twitter yang menyatakan diri mereka berasal negeri lain, seperti India, dan Jepang memberikan dukungan mereka terhadap Trump.
Tak lama setelah Trump mencuitkan soal pernyataan ini, ia kembali mencuitkan soal kecurigaan adanya kecurangan di Pilpres AS 2020.
Pada cuitannya tersebut, Trump mengklaim ia unggul jauh dalam Pilpres AS 2020.
Namun ada pihak yang berusaha mencurangi hasil pemilihan tersebut.
Trump tidak menyebutkan detail siapa yang mencurangi pemilihannya.
Diketahui dua calon yang bertanding pada Pemilu AS 2020 ini adalah Trump dari Partai Republik, dan Joe Biden dari Partai Demokrat.
Cuitan tersebut kemudian ditandai oleh Twitter dapat menyesatkan terkait proses Pemilu AS 2020.
Berikut terjemahan dari cuitan lengkap yang ditulis oleh Trump.
"Kita menang besar, namun mereka berusaha mencuri (mencurangi) pemilihan ini. Kita tidak akan membiarkan mereka mencurangi pemilu. Suara tidak dapat dimasukkan apabila pemilihan telah usai!" cuit Trump.
Sedangkan dikutip dari YouTube Sky News, Biden unggul tipis dari Trump, yakni 220 suara dibanding Trump yang memperoleh 213 suara.
Seperti yang diketahui, hanya butuh 270 suara untuk memenangkan Pilpres AS 2020.
Pilpres kali ini dianggap sebagai pemilihan yang penting ditengah sejumlah masalah yang melanda di AS.
Masalah itu antara lain pandemi Covid-19, ekonomi yang melemah, hingga isu ras yang makin keras.
Trump berjanji akan melanjutkan program-programnya.
Sedangka, Biden berjanji akan membuat AS menjadi lebih tenang seperti sebelum Trump memimpin.
Biden menjanjikan dirinya sebagai sosok transisi.
Baca juga: Trump Diungguli Biden, Trump Junior Prediksi Kemenangannya di Dunia: Kecuali China dan India
Analisis Trump Vs Biden
Beberapa hari sebelum pemilu, keduanya telah terlibat debat panas mulai dari saling menyerang satu sama lain, hingga mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial.
Melihat perdebatan antara Trump dan Biden, Dosen Hubungan Internasional (HI) FISIP UNS Septyanto Galan Prakoso, S.I.P., M.Sc. melihat justru Trump berada di posisi yang lebih unggul dibandingkan Biden.
Dikutip dari YouTube TRIBUNWOW OFFICIAL, Senin (2/11/2020), analisa tersebut dilandaskan dari debat kedua calon presiden AS 2020 tersebut.
Galan melihat, strategi yang digunakan oleh Biden untuk melawan Trump dalam debat dirasa tidak cocok.
"Biden memakai cara untuk melawan Trump tidak dengan semestinya," kata dia.
Ia menyinggung soal bagaimana Biden justru membalas sifat keras Trump dengan balasan yang sama keras.
"Dia tidak menunjukkan siapa yang lebih dewasa," kata Galan.
"Karena dia melawan api dengan api."
Galan mengatakan, publik AS sudah mengerti bahwa Trump memang memiliki sifat yang vokal.
Namun di sisi lain, sifat vokal Biden yang mencoba menanggapi cecaran Trump justru dapat menjadi bumerang bagi Biden.
"Tapi saya takutnya, publik Amerika tidak melihat yang mereka inginkan," kata Galan.
"Mereka mungkin ingin presiden yang lebih cool, lebih calm."
Ia kemudian mengungkit soal mantan presiden dari partai Demokrat sebelumnya, yakni Barrack Obama.
Galan menjelaskan bagaimana Obama mampu mempertahankan sikap kalem, dan tenang ketika maju menjadi presiden AS.
Berdasarkan analisis Galan, Obama yang memiliki sifat tenang dapat meraih simpati dari masyarakat negeri Paman Sam tersebut.
Galan lalu kembali menyinggung soal ucapan 'Insyaallah' yang sempat dilontarkan oleh Biden.
Ia melihat Biden menggunakan tersebut untuk menarik simpati, namun juga digunakan sebagai sindiran terhadap Trump.
"Itu mungkin (ingin) mengambil simpati dari golongan warga muslim," kata Galan.
"Tapi di sisi lain itu juga nyindir."
"Jadi kesannya sama-sama enggak dewasa," sambung dosen yang kini tengah menempuh studi doktoral di Taiwan itu.
Melihat fakta-fakta tersebut, Galan menilai Trump justru lebih unggul dibandingkan Biden.
"Trump tetap konsisten," ungkapnya.
Baca juga: Pilpres Amerika 2020, Ini Perbedaan Kebijakaan Luar Negeri Donald Trump dan Joe Biden
Simak video selengkapnya mulai menit ke-15.00:
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Anung Malik)