Pilpres Amerika Serikat 2020
Terancam Tinggalkan Gedung Putih karena Joe Biden, Donald Trump: Kerusakan Pada Sistem Pemilu AS
Pemungutan suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat baru saja dilaksanakan pada Selasa (3/11/2020). Trump terancam kalah.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
Galan mengatakan, publik AS sudah mengerti bahwa Trump memang memiliki sifat yang vokal.
Namun di sisi lain, sifat vokal Biden yang mencoba menanggapi cecaran Trump justru dapat menjadi bumerang bagi Biden.
"Tapi saya takutnya, publik Amerika tidak melihat yang mereka inginkan," kata Galan.
"Mereka mungkin ingin presiden yang lebih cool, lebih calm."
Ia kemudian mengungkit soal mantan presiden dari partai Demokrat sebelumnya, yakni Barrack Obama.
Galan menjelaskan bagaimana Obama mampu mempertahankan sikap kalem, dan tenang ketika maju menjadi presiden AS.
Berdasarkan analisis Galan, Obama yang memiliki sifat tenang dapat meraih simpati dari masyarakat negeri Paman Sam tersebut.
Galan lalu kembali menyinggung soal ucapan 'Insyaallah' yang sempat dilontarkan oleh Biden.
Ia melihat Biden menggunakan tersebut untuk menarik simpati, namun juga digunakan sebagai sindiran terhadap Trump.
"Itu mungkin (ingin) mengambil simpati dari golongan warga muslim," kata Galan.
"Tapi di sisi lain itu juga nyindir."
"Jadi kesannya sama-sama enggak dewasa," sambung dosen yang kini tengah menempuh studi doktoral di Taiwan itu.
Melihat fakta-fakta tersebut, Galan menilai Trump justru lebih unggul dibandingkan Biden.
"Trump tetap konsisten," ungkapnya.
Baca juga: Pilpres Amerika 2020, Ini Perbedaan Kebijakaan Luar Negeri Donald Trump dan Joe Biden
Simak video selengkapnya mulai menit ke-15.00:
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Anung Malik)