Pilpres Amerika Serikat 2020
Ungguli Trump di Pilpres AS 2020, Joe Biden Enggan Deklarasikan Kemenangan: Bukan Wewenang Saya
Joe Biden enggan mendeklarasikan kemenangan meskipun ungguli Donald Trump sebanyak 12 suara.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden unggul dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2020.
Biden unggul sebanyak 12 suara yakni total 225 suara dibanding sang petahana dari Partai Republik Donald Trump yang meraup 213 suara.
Meskipun unggul dari Trump, Biden enggan mendeklarasikan kemenangan.

Baca juga: Alasan Sejumlah Warga Asia Berharap Donald Trump Kalahkan Joe Biden di Pilpres AS 2020
Pernyataan itu disampaikan oleh Biden lewat akun Twitter miliknya, @JoeBiden, Rabu (4/11/2020).
Lewat cuitannya itu, Biden menyatakan baik Trump atau dirinya, tidak berwenang mendeklarasikan kemenangan.
Berikut cuitan lengkap yang ditulis oleh Biden, "Bukan wewenang saya atau Donald Trump untuk mendeklarasikan pemenang dari Pemilu ini. Ini adalah wewenang pemilih," tulis Biden.
Dikutip dari YouTube USA TODAY, terpantau pada pukul 2.17 pagi waktu AS, Biden masih unggul 12 suara dengan perolehan 225 suara.
Trump: Kemenangan Besar!
Di sisi lain, ,eskipun terpantau berada di bawah Biden, Trump bersiap memberikan pernyataan kemenangan besar pada Rabu malam nanti.
Pernyataan itu ia sampaikan lewat cuitan di akun Twitter miliknya, @realDonaldTrump, Rabu (4/11/2020).
Berikut cuitan yang ditulis oleh Trump, "Saya akan memberikan pernyataan malam ini. Sebuah kemenangan besar!".
Cuitan itu mendapat 487 ribu likes, dan telah dicuit ulang sebanyak 91 ribu kali.
Di kolom komentar, nampak beberapa akun Twitter yang menyatakan diri mereka berasal negeri lain, seperti India, dan Jepang memberikan dukungan mereka terhadap Trump.
Seperti yang diketahui, hanya butuh 270 suara untuk memenangkan Pilpres AS 2020.
Pilpres kali ini dianggap sebagai pemilihan yang penting ditengah sejumlah masalah yang melanda di AS.
Masalah itu antara lain pandemi Covid-19, ekonomi yang melemah, hingga isu ras yang makin keras.
Trump berjanji akan melanjutkan program-programnya.
Sedangka, Biden berjanji akan membuat AS menjadi lebih tenang seperti sebelum Trump memimpin.
Biden menjanjikan dirinya sebagai sosok transisi.
Baca juga: Trump Diungguli Biden, Trump Junior Prediksi Kemenangannya di Dunia: Kecuali China dan India
Alasan Mengapa Trump Ungguli Biden di Debat
Beberapa hari sebelum pemilu, keduanya telah terlibat debat panas mulai dari saling menyerang satu sama lain, hingga mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial.
Melihat perdebatan antara Trump dan Biden, Dosen Hubungan Internasional (HI) FISIP UNS Septyanto Galan Prakoso, S.I.P., M.Sc. melihat justru Trump berada di posisi yang lebih unggul dibandingkan Biden.
Dikutip dari YouTube TRIBUNWOW OFFICIAL, Senin (2/11/2020), analisa tersebut dilandaskan dari debat kedua calon presiden AS 2020 tersebut.
Galan melihat, strategi yang digunakan oleh Biden untuk melawan Trump dalam debat dirasa tidak cocok.
"Biden memakai cara untuk melawan Trump tidak dengan semestinya," kata dia.
Ia menyinggung soal bagaimana Biden justru membalas sifat keras Trump dengan balasan yang sama keras.
"Dia tidak menunjukkan siapa yang lebih dewasa," kata Galan.
"Karena dia melawan api dengan api."
Galan mengatakan, publik AS sudah mengerti bahwa Trump memang memiliki sifat yang vokal.
Namun di sisi lain, sifat vokal Biden yang mencoba menanggapi cecaran Trump justru dapat menjadi bumerang bagi Biden.
"Tapi saya takutnya, publik Amerika tidak melihat yang mereka inginkan," kata Galan.
"Mereka mungkin ingin presiden yang lebih cool, lebih calm."
Ia kemudian mengungkit soal mantan presiden dari partai Demokrat sebelumnya, yakni Barrack Obama.
Galan menjelaskan bagaimana Obama mampu mempertahankan sikap kalem, dan tenang ketika maju menjadi presiden AS.
Berdasarkan analisis Galan, Obama yang memiliki sifat tenang dapat meraih simpati dari masyarakat negeri Paman Sam tersebut.
Galan lalu kembali menyinggung soal ucapan 'Insyaallah' yang sempat dilontarkan oleh Biden.
Ia melihat Biden menggunakan tersebut untuk menarik simpati, namun juga digunakan sebagai sindiran terhadap Trump.
"Itu mungkin (ingin) mengambil simpati dari golongan warga muslim," kata Galan.
"Tapi di sisi lain itu juga nyindir."
"Jadi kesannya sama-sama enggak dewasa," sambung dosen yang kini tengah menempuh studi doktoral di Taiwan itu.
Melihat fakta-fakta tersebut, Galan menilai Trump justru lebih unggul dibandingkan Biden.
"Trump tetap konsisten," ungkapnya.
Baca juga: Pilpres Amerika 2020, Ini Perbedaan Kebijakaan Luar Negeri Donald Trump dan Joe Biden
Simak video selengkapnya mulai menit ke-15.00:
(TribunWow.com/Anung/Gipty)