Breaking News:

Terkini Nasional

Di ILC, Rocky Gerung Bicara soal Kritik ke Jokowi: Kalau Negatif Dilaporkan, kalau Positif Dipuji

Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan pandangannya terkait kebebasan berpendapat, termasuk di antaranya kritik terhadap pemerintah.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
Youtube/Indonesia Lawyers Club
Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan pandangannya terkait kebebasan berpendapat, termasuk di antaranya kritik terhadap pemerintah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (3/11/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung memberikan pandangannya terkait kebebasan berpendapat, termasuk di antaranya kritik terhadap pemerintah.

Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung mengatakan bahwa kebebasan berpendapat saat ini ada ketidakadilan, kaitannya dengan Undang-undang Indormasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Hal itu diungkapannya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (3/11/2020).

Kolase Pengamat Politik, Rocky Gerung dan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Kolase Pengamat Politik, Rocky Gerung dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) (Kolase Youtube Najwa Shihab/Sekretariat Presiden)

 

Baca juga: Polemik Pernyataan Megawati, Rocky Gerung Ungkit Jargon Soekarno: Mengubah Dunia dengan 10 Milenial

Baca juga: Bandingkan SBY dan Jokowi, Rocky Gerung Dukung Bintang Emon: Bayangkan kalau Jadi Jubir Presiden

Dirinya kemudian mencontohkan kasus yang pernah ia alami sendiri, yakni soal kritik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Rocky Gerung merasa bahwa dirinya tidak berhak untuk dilaporkan lantaran hanya sebatas memberikan penilaian terhadap seseorang, dalam hal ini adalah Jokowi.

Ia menyakini tidak akan dilaporkan ketika memberikan pujian kepada Jokowi.

Bahkan menurutnya justru akan mendapatkan pujian balik.

"Soal kritik kepada presiden, suatu waktu saya bilang begini 'presiden tidak paham Pancasila', lalu saya dilaporkan ke polisi," ujar Rocky Gerung.

"Itu keputusan saya untuk mendeskripsikan pengetahuan presiden, kalau saya bilang presiden paham Pancasila, saya pasti dipuji," imbuhnya.

"Padahal dua-duanya adalah deskripsi, bukan evaluasi," jelas Rocky Gerung.

Rocky Gerung lantas menerangkan bahwa pernyataannya tersebut tidak lantas menghina seorang presiden, melainkan dikatakannya hanya sebatas penggambaran berdasarkan apa yang terlihat.

"Saya tidak menghina, saya menggambarkan itu sebagai pilihan saya berdasarkan kebebasan saya untuk menganalisa, maka saya ucapkan itu," katanya.

"Jadi mengapa kalau saya mengucapkan yang disebut negatif, dilaporkan, kalau yang positif, justru dipuji."

Baca juga: Sarankan Jokowi Telepon Langsung Presiden Prancis dan Minta Hal Ini, Pakar: Akan Terjadi Tragedi

Lebih lanjut, pendapat yang disampaikannya tersebut menurut Rocky Gerung belum tentu benar juga karena bisa dibantahkan.

"Padahal dua-duanya statusnya ucapan," ungkapnya.

"Tidak dibiasakan untuk berpikir sistematis dan konseptual," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 7.00:

Bandingkan SBY dan Jokowi, Rocky Gerung Dukung Bintang Emon

Pengamat Politik Rocky Gerung mengungkapkan dukungannya untuk Komika Bintang Emon.

Dukungan itu diberikannya seiring dengan Bintang Emon yang kerap mengkritik pemerintah di media sosial.

Tak tanggung-tanggung, Rocky Gerung menganggap Bintang Emon layak duduk di kursi Staf Khusus Presiden (KSP).

Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Rocky Gerung, Minggu (25/10/2020).

Cuplikan video Bintang Emon yang ditayangkan di channel YouTube Rocky Gerung, Minggu (25/10/2020).
Cuplikan video Bintang Emon yang ditayangkan di channel YouTube Rocky Gerung, Minggu (25/10/2020). (YouTube Rocky Gerung Official)

Baca juga: Viral Foto Komodo Adang Truk soal TN Jurassic Park Tuai Sorotan, sampai Bintang Emon Beri Sindiran

Baca juga: Menteri Terawan Tak Kunjung Hadir di Acara Mata Najwa, Bintang Emon: Mungkin Ada Kesalahan Kita

Menurut Rocky, sosok Bintang Emon dinilai bisa meredam amarah publik terkait sejumlah undang-undang kontroversi.

"Saya bayangkan kalau juru bicara (jubir) presiden atau KSP itu kayak Emon IQ-nya," ucap Rocky.

"Itu bisa ke publik di sapu aja dengan jokes semacam itu."

"Selesai, orang enggak dibikin tegang."

Ia turut menyinggung nama Kepala KSP, Moeldoko.

Menurut Rocky, Bintang Emon layak dijadikan asisten Moeldoko karena guyonan yang kerap dilontarkan.

"Jadi kita perlu dorong Emon untuk jadi asisten khusus Pak Moeldoko itu," ujar Rocky.

"Saya kira kita bisa mati kutu kalau kedatangan orang seperti dia ya, " timpal pembawa acara.

"Iya," jawab Rocky Gerung.

Baca juga: Viral Bintang Emon Sindir Gugatan RCTI soal Aturan Live Streaming: Cuma Mencet Live Bukan Rudal

Tak hanya Bintang Emon, Rocky juga membahas nama Komika Abdur Arsyad.

Sebelumnya, Abdur sempat membandingkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi.

Menurut Abdur, di era SBY publik lebih bebas berpendapat ketimbang di pemerintahan Jokowi.

"Mustinya kan direkrut kan, kan kayak tadi Abdur, SBY dengan Jokowi," kata Rocky.

"Kan selalu dikatakan UU ITE itu yang bikin SBY loh."

"Ya memang SBY yang bikin, tapi bukan untuk nangkep orang kan."

Masih soal ucapan Abdur, Rocky menilai kini UU ITE disalahgunakan dari tujuan awal.

Ia menilai, UU ITE di era Jokowi dipakai untuk menjebloskan para pengkritik pemerintah ke dalam penjara.

"SBY bikin itu sebagai peralatan untuk nangkep penyelundupan keuangan secara elektronik," kata Rocky.

"Jokowi bikin itu buat borgol."

"Kan sama aja itu saya punya gergaji lalu saya pakai buat gunting kuku."

"Kan ngaco, SBY bikin itu buat transformasi elektronik, Jokowi pakai buat borgol," lanjutnya.

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-10.38:

(TribunWow/Elfan/Jayanti)

Tags:
Rocky GerungJoko WidodoJokowiUU ITEIndonesia Lawyers Club (ILC)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved