Breaking News:

Pilpres Amerika Serikat 2020

Cuitan Trump soal Unggul di Pilpres Amerika Serikat Ditandai Twitter Dapat Menyesatkan

Cuitan Trump ditandai Twitter karena dianggap dapat menyesatkan seputar proses Pemilu AS 2020.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
YouTube Sky News
Perolehan suara sementara Trump Vs Biden, Rabu (4/11/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pemungutan suara langsung Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) telah dilaksanakan mulai Selasa (3/11/2020).

Warga AS dihadapkan pilihan antara Donald Trump dan Joe Biden.

Trump sendiri mengklaim tengah unggul dalam Pilpres AS 2020, namun karena suatu alasan, ia curiga dirinya dicurangi.

Cuitan Trump soal Pilpres AS 2020 ditandai Twitter dapat menyesatkan, Rabu (4/11/2020).
Cuitan Trump soal Pilpres AS 2020 ditandai Twitter dapat menyesatkan, Rabu (4/11/2020). (Twitter/@realDonaldTrump)

Baca juga: 3 Skenario Kemungkinan Hasil Pilpres AS, Joe Biden Menang Mudah hingga Kejutan Donald Trump

Pernyataan itu disampaikan oleh Trump lewat akun Twitternya, @realDonaldTrump, Rabu (4/11/2020).

Pada cuitannya tersebut, Trump mengklaim ia unggul jauh dalam Pilpres AS 2020.

Namun ada pihak yang berusaha mencurangi hasil pemilihan tersebut.

Trump tidak menyebutkan detail siapa yang mencurangi pemilihannya.

Diketahui dua calon yang bertanding pada Pemilu AS 2020 ini adalah Trump dari Partai Republik, dan Joe Biden dari Partai Demokrat.

Cuitan tersebut kemudian ditandai oleh Twitter dapat menyesatkan terkait proses Pemilu AS 2020.

Berikut terjemahan dari cuitan lengkap yang ditulis oleh Trump.

"Kita menang besar, namun mereka berusaha mencuri (mencurangi) pemilihan ini. Kita tidak akan membiarkan mereka mencurangi pemilu. Suara tidak dapat dimasukkan apabila pemilihan telah usai!" cuit Trump.

Sedangkan dikutip dari YouTube Sky News, Biden unggul tipis dari Trump, yakni 220 suara dibanding Trump yang memperoleh 213 suara.

Seperti yang diketahui, hanya butuh 270 suara untuk memenangkan Pilpres AS 2020.

Pilpres kali ini dianggap sebagai pemilihan yang penting ditengah sejumlah masalah yang melanda di AS.

Masalah itu antara lain pandemi Covid-19, ekonomi yang melemah, hingga isu ras yang makin keras.

Trump berjanji akan melanjutkan program-programnya.

Sedangka, Biden berjanji akan membuat AS menjadi lebih tenang seperti sebelum Trump memimpin.

Biden menjanjikan dirinya sebagai sosok transisi.

Baca juga: Trump Diungguli Biden, Trump Junior Prediksi Kemenangannya di Dunia: Kecuali China dan India

Analisis Trump Vs Biden

Beberapa hari sebelum pemilu, keduanya telah terlibat debat panas mulai dari saling menyerang satu sama lain, hingga mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial.

Melihat perdebatan antara Trump dan Biden, Dosen Hubungan Internasional (HI) FISIP UNS Septyanto Galan Prakoso, S.I.P., M.Sc. melihat justru Trump berada di posisi yang lebih unggul dibandingkan Biden.

Dikutip dari YouTube TRIBUNWOW OFFICIAL, Senin (2/11/2020), analisa tersebut dilandaskan dari debat kedua calon presiden AS 2020 tersebut.

Galan melihat, strategi yang digunakan oleh Biden untuk melawan Trump dalam debat dirasa tidak cocok.

"Biden memakai cara untuk melawan Trump tidak dengan semestinya," kata dia.

Ia menyinggung soal bagaimana Biden justru membalas sifat keras Trump dengan balasan yang sama keras.

"Dia tidak menunjukkan siapa yang lebih dewasa," kata Galan.

"Karena dia melawan api dengan api."

Galan mengatakan, publik AS sudah mengerti bahwa Trump memang memiliki sifat yang vokal.

Namun di sisi lain, sifat vokal Biden yang mencoba menanggapi cecaran Trump justru dapat menjadi bumerang bagi Biden.

"Tapi saya takutnya, publik Amerika tidak melihat yang mereka inginkan," kata Galan.

"Mereka mungkin ingin presiden yang lebih cool, lebih calm."

Ia kemudian mengungkit soal mantan presiden dari partai Demokrat sebelumnya, yakni Barrack Obama.

Galan menjelaskan bagaimana Obama mampu mempertahankan sikap kalem, dan tenang ketika maju menjadi presiden AS.

Berdasarkan analisis Galan, Obama yang memiliki sifat tenang dapat meraih simpati dari masyarakat negeri Paman Sam tersebut.

Galan lalu kembali menyinggung soal ucapan 'Insyaallah' yang sempat dilontarkan oleh Biden.

Ia melihat Biden menggunakan tersebut untuk menarik simpati, namun juga digunakan sebagai sindiran terhadap Trump.

"Itu mungkin (ingin) mengambil simpati dari golongan warga muslim," kata Galan.

"Tapi di sisi lain itu juga nyindir."

"Jadi kesannya sama-sama enggak dewasa," sambung dosen yang kini tengah menempuh studi doktoral di Taiwan itu.

Melihat fakta-fakta tersebut, Galan menilai Trump justru lebih unggul dibandingkan Biden.

"Trump tetap konsisten," ungkapnya.

Baca juga: Pilpres Amerika 2020, Ini Perbedaan Kebijakaan Luar Negeri Donald Trump dan Joe Biden

Simak video selengkapnya mulai menit ke-15.00:

(TribunWow.com/Anung/Gipty)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Donald TrumpAmerika SerikatTwitterPilpres ASPemilihan Umum
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved