Breaking News:

Terkini Nasional

Singgung Megawati Salah Sebut Generasi "Milenial", Fadli Zon: Saya Yakin Tidak Ada Maksud Jeleknya

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tentang generasi milenial.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Capture YouTube Fadli Zon Official
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tentang generasi milenial, diunggah Jumat (30/10/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tentang generasi milenial.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam kanal YouTube Fadli Zon Official, diunggah Jumat (30/10/2020).

Diketahui sebelumnya, Megawati mempertanyakan sumbangsih generasi milenial terhadap bangsa dan negara.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengkritik sumbangsih generasi milenial, diunggah Jumat (30/10/2020).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang mengkritik sumbangsih generasi milenial, diunggah Jumat (30/10/2020). (Capture YouTube Fadli Zon Official)

Baca juga: Polemik Pernyataan Megawati, Rocky Gerung Ungkit Jargon Soekarno: Mengubah Dunia dengan 10 Milenial

Fadli Zon kemudian menyoroti penggunaan istilah "generasi milenial" yang disebut Megawati tersebut.

"Mari kita bedah apa itu generasi milenial. Kalau melihat data, generasi milenial ini mereka yang lahir pada 80-an hingga tahun 90-an," ungkit Fadli Zon.

"Jadi generasi milenial adalah mereka yang ada di paruh terakhir atau dekade-dekade terakhir dari pergantian milenium menuju 2000-an," lanjutnya.

Sebelum generasi milenial ada generasi X atau kerap disebut baby boomer.

Fadli Zon menyinggung dirinya termasuk dalam generasi ini.

Berdasarkan hal itu, maka generasi milenial yang lahir sekitar tahun 1980-an sampai 1990-an akan berusia sekitar 20-40 tahun saat ini.

Sementara itu, massa yang umumnya berdemo kemarin umumnya adalah mahasiswa dan siswa SMA.

Baca juga: BEM SI Tanggapi Statement Ketum PDIP Megawati soal Sumbangsih Milenial: Harus Dipertanggungjawabkan

Mengingat Megawati menyoroti massa yang tengah berdemo adalah mahasiswa dan siswa sederajat SMA, Fadli menyinggung penggunaan istilah "generasi milenial" tidak tepat.

Pasalnya mereka dikategorikan sebagai generasi setelah milenial, yakni generasi Z.

Sementara itu generasi milenial lazim pula disebut generasi Y.

"Setelah tahun 2000-an, mereka yang masih remaja, masih pelajar, termasuk anak SMA dan STM sekarang, bukan lagi generasi milenial tapi mereka adalah generasi Z," komentar politisi 49 tahun ini.

Kembali kepada pernyataan Megawati, Fadli Zon menilai pertanyaan Ketua Umum PDIP itu tidak bermaksud buruk.

Ia menambahkan, kaum muda saat ini memang dapat dikatakan lebih perhatian terhadap negara karena memiliki pengetahuan yang lebih luas.

"Pernyataan ini memang menggelitik. Apakah memang generasi milenial, generasi Z, tidak ada sumbangsihnya bagi bangsa dan negara?" singgung dia.

"Saya yakin pernyataan ini tidak ada maksud jeleknya, tetapi pernyataan ini tentu patut kita diskusikan," tambah Fadli Zon.

Baca juga: Erick Thohir Langsung Cek setelah Listrik Padam di Jakarta dan Sekitarnya: PLN Mohon Maaf

Lihat videonya mulai menit ke-1.30:

BEM SI Tanggapi Statement Ketum PDIP Megawati

Koordinator Pusat Aliasi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), Remy Hastian memberikan tanggapi soal pernyataan dari Ketua Umum PDIP, Megawai Soekarnoputri.

Pernyataan dari Megawati menuai polemik setelah mempertanyakan sumbangsih dari kaum milenial untuk banga dan negara.

Megawati juga menyindir sumbangsih dari para milenial adalah hanya berdemo yang buntutnya justru merusak fasilitas umum. 

Baca juga: Sindir Pihak yang Ingin Jadi Presiden, Megawati: Sabar Ajalah, Entar Kita Tanding Lagi 2024

Dilansir TribunWow.com dalam acara Sapa Indonesia Malam 'KompasTV', Kamis (29/10/2020), Remy Hastian mengaku sedikit tersinggung dengan yang disampaikan oleh Megawati.

Terlebih dalam pernyataan Megawati disebutkan 'hanya', sehingga seolah tidak ada sumbangsih lain selain demo tersebut.

Menurutnya, dengan cara berdemo itu saja para kaum milenial tetap memberikan sumbangsih yang besar untuk Tanah Air.

Karena dikatakannya dengan cara berdemo bisa memperjuangkan hak dari rakyat, termasuk juga memberikan kritik dan masukan untuk pemerintahan dan negara.

"Sumbangsih milenial yang disampaikan bahwasanya ini adalah negara demokrasi," ujar Remy Hastian.

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri memberikan sindiran kepada pihak-pihak yang ingin jadi presiden.
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberikan sindiran kepada pihak-pihak yang ingin jadi presiden. (Youtube/KompasTV)

"Bahwasanya negara demokrasi yang di mana ketika kita menyampaikan pandangan, menyampaikan pendapat untuk memperbaiki negara ini jauh lebih baik, itu adalah bagian dari sumbangsih yang dimaksud," jelasnya.

Selain itu, Remy Hastian mengatakan tidak semua generasi milenial ikut dan tertarik dalam setiap kali ada demo.

Sehingga menurutnya, tidak bisa juga menyimpulkan bahwa para milenial itu hanya bisa melakukan demo.

"Jadi pertanyaannya adalah ketika ada kata-kata diksi 'hanya', ini menjadi pertanyaan bagi kita semua, ini mengeneralisir apa yang disampaikan Bu Mega kaitannya soal mereka yang menyampaikan pendapat atau aspirasinya di muka umum untuk memperbaiki negara ini jauh lebih baik itu di-crash, didiskreditkan," terang Remy Hastian.

Baca juga: Lihat Kondisi Negara, Megawati Berandai Soekarno Hidup Lagi dan Kuliahi Bangsa Indonesia

Lebih lanjut, Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta itu menilai apa yang disampaikan oleh Megawati sudah kelewat dari kata maklum, apalagi disampaikan ke publik.

Sehingga ia menilai sudah masuk ke dalam ranah politik.

Dirinya juga kurang setuju ketika sikap dari Megawati itu disebut tidak terlepas sebagai bentuk kecintaan orangtua kepada anak muda.

"Saya rasa yang menjadi masalah kita adalah apa yang disampaikan Bu Mega ini bukan suatu kemakluman," katanya.

"Yang disampaikan Bu Mega selaku ketua umum dari partai yang paham menguasai negara ini, PDIP. Beliau menyampaikan komunikasi di publik, komunikasi politik yang harus kita telaah," terang Remy Hastian.

"Lepas dari itu, ini adalah komunikasi politik yang disampaikan Bu Mega yang harus dipertanggungjawabkan dan harus dipertanyakan apa yang dimaksud," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)

Tags:
Fadli ZonMegawatiPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)MilenialTribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved