Terkini Nasional
Kurang Setuju dengan Istilah Islamofobia, Babe Haikal Sebut Anti-Islam soal Hinaan Presiden Prancis
Penceramah Ustaz Haikal Hasan atau Babe Haikal angkat bicara terkait pernyataan kontroversi dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Penceramah Ustaz Haikal Hasan atau Babe Haikal angkat bicara terkait pernyataan kontroversi dari Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina umat Islam.
Dilansir TribunWow.com, Babe Haikal mengaku kurang setuju dengan istilah penyebutan islamofobia dalam persoalan Emmanuel Macron tersebut, namun lebih tepatnya adalah anti-Islam.
Hal itu diungkapkannya dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi 'tvOne', Sabtu (31/10/2020).

Baca juga: Mahfud MD Tak Larang Masyarakat Bersikap soal Presiden Prancis Macron: Dengan Tertib, Tidak Merusak
Menurutnya, istilah phobia lebih tepat digunakan untuk menunjukkan ketakutan terhadap hewan, ketinggian, tempat gelap.
Namun bukan untuk sebuah ideologi ataupun agama.
"Phobia ini kan sebuah kelainan, kalau lihat di kamusnya enggak tepat, Islam itu kan ideologi, agama," ujar Babe Haikal.
"Sedangkan phobia itukan ketakutan yang persisten, upnomar, dan tidak rasional. Jadi phobia itu ketakutan atas keputusan," jelasnya.
Sedangkan untuk kasus dari Emmanuel Macron maupun persoalan lainnya di Eropa yang terang-terangan menghina Islam adalah termasuk anti-Islam.
Babe Haikal menilai ada ketakutan tersendiri oleh pihak-pihak anti-Islam tersebut karena melihat perkembangan pesat dari agama Islam, tidak hanya di Asia, melainkan juga di Eropa dan dunia.
"Yang berkembang di kalangan Eropa sekarang ini sebenarnya bukan islamofobia, yaitu semacam anti Islam karena perkembangannya tak terbendung," kata Babe Haikal.
Baca juga: Sosok Pelaku Penusukan yang Bunuh 3 Orang di Gereja Prancis, Tidak Termasuk dalam Daftar Teroris
Lebih lanjut, Babe Haikal mengaku sangat menyayangkan sikap dari Emmanuel Macron.
Ia lantas mengatakan bahwa buntut dari persoalan tersebut, teman-temannya yang berada di Eropa, khususnya yang beragama Islam merasakan dampaknya.
"Saya punya beberapa teman di Eropa, setelah kejadian ini saya telepon mereka merasa sejak kejadian ini itu tidak bebas," ungkapnya.
"Ada aja massa yang memandang, ada aja cibiran, ada aja WA atau SMS yang masuk," jelas Babe Haikal.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Emmanuel Macron jelas tidak mencerminkan perkembangan zaman semodern ini dengan keanekaragaman umat di dunia.
"Ini sangat disayangkan, ini sebenarnya kemunduran intelektual, kebodohan dari Macron itu," kata Emmanuel Macron.
"Ini kan bikin Prancis menjadi tersudutkan, kita kan sekarang bukan zamannya perang salip lagi, sehendaknya kita beranekaragam ini saling bersatu untuk dunia yang lebih baik," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 2.08
Mahfud MD Tak Larang Masyarakat Bersikap soal Presiden Prancis Macron
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD buka suara soal pernyataan kontroversial dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Dilansir TribunWow.com tayangan YouTube KompasTV, Minggu (1/11/2020), Mahfud MD mempersilahkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menunjukkan sikapnya.
Terlebih sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah mengambil sikap dengan menyatakan mengecam keras apa yang dilakukan oleh Emmanuel Macron.

Baca juga: Jokowi Kecam Pernyataan Presiden Perancis: Teroris Tidak Ada Hubungannya dengan Agama Apa Pun
Baca juga: Dukung Boikot Produk Prancis, Fadli Zon: Sampai Presiden Macron Paham Betul dan Minta Maaf
Pernyataan dari Emmanuel Macron telah dianggap menyinggung seluruh umat agama Islam, terkait kartun Nabi Muhammad.
Menyusul hal itu, seruan untuk memboikot produk dari Prancis banyak dilakukan oleh negara-negara dengan basis Islam.
Mereka di antaranya adalah negara di Jazirah Arab, seperti Arab Saudi, Turki, Palestina, hingga Yordania.
Meski begitu, Mahfud MD meminta supaya tetap mengedepankan persatuan dan toleransi terhadap seluruh umat beragama.
Selain itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu juga meminta kepada masyarakat Indonesia yang ingin menunjukkan sikap dan pendapatnya harus dilakukan dengan tertib dan tidak merusak.
"Maka khusus untuk menjaga situasi politik dan keamanan di Indonesia, kami dari pemerintah menyerukan bahwa setiap upaya mengekspresikan dan menyatakan pendapat terkait dengan Presiden Prancis itu supaya dilakukan dengan tertib, tidak merusak, bisa melalui media-media yang tersedia," jelasnya.
Mahfud MD mengatakan bahwa di Indonesia tidak ada yang ikut bertanggungjawab atas pernyataan kontroversi dari Emmanuel Macron.
Sehingga dikatakannya tidak perlu bersikap anarkis.
Baca juga: 3 Orang Tewas dalam Teror Penusukan di Gereja Prancis, 1 Wanita Dipenggal Pelaku
"Karena di sini tidak ada boleh dirusak, boleh diperlakukan secara anarkis, karena di Indonesia ini tidak ada satu institusi atau satu orang pun atau siapa pun yang harus dianggap ikut bertanggung jawab dengan pernyataan Macron," kata Mahfud MD.
"Dipersilahkan kalau mau mengajukan aspirasi, menyatakan pendapat, menyampaikan kritik, tapi sampaikanlah itu dengan tertib dan tidak melanggar hukum," harapnya.
Simak videonya mulai menit awal:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)