Breaking News:

Terkini Nasional

BEM SI Tanggapi Statement Ketum PDIP Megawati soal Sumbangsih Milenial: Harus Dipertanggungjawabkan

Koordinator Pusat Aliasi BEM Seluruh Indonesia, Remy Hastian memberikan tanggapi soal pernyataan dari Ketua Umum PDIP, Megawai Soekarnoputri.

Youtube/KompasTV
Koordinator Pusat Aliasi BEM Seluruh Indonesia, Remy Hastian memberikan tanggapi soal pernyataan dari Ketua Umum PDIP, Megawai Soekarnoputri. 

TRIBUNWOW.COM - Koordinator Pusat Aliasi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), Remy Hastian memberikan tanggapi soal pernyataan dari Ketua Umum PDIP, Megawai Soekarnoputri.

Pernyataan dari Megawati menuai polemik setelah mempertanyakan sumbangsih dari kaum milenial untuk banga dan negara.

Megawati juga menyindir sumbangsih dari para milenial adalah hanya berdemo yang buntutnya justru merusak fasilitas umum.

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri memberikan sindiran kepada pihak-pihak yang ingin jadi presiden.
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberikan sindiran kepada pihak-pihak yang ingin jadi presiden. (Youtube/KompasTV)

 

Baca juga: Sindir Pihak yang Ingin Jadi Presiden, Megawati: Sabar Ajalah, Entar Kita Tanding Lagi 2024

Dilansir TribunWow.com dalam acara Sapa Indonesia Malam 'KompasTV', Kamis (29/10/2020), Remy Hastian mengaku sedikit tersinggung dengan yang disampaikan oleh Megawati.

Terlebih dalam pernyataan Megawati disebutkan 'hanya', sehingga seolah tidak ada sumbangsih lain selain demo tersebut.

Menurutnya, dengan cara berdemo itu saja para kaum milenial tetap memberikan sumbangsih yang besar untuk Tanah Air.

Karena dikatakannya dengan cara berdemo bisa memperjuangkan hak dari rakyat, termasuk juga memberikan kritik dan masukan untuk pemerintahan dan negara.

"Sumbangsih milenial yang disampaikan bahwasanya ini adalah negara demokrasi," ujar Remy Hastian.

"Bahwasanya negara demokrasi yang di mana ketika kita menyampaikan pandangan, menyampaikan pendapat untuk memperbaiki negara ini jauh lebih baik, itu adalah bagian dari sumbangsih yang dimaksud," jelasnya.

Selain itu, Remy Hastian mengatakan tidak semua generasi milenial ikut dan tertarik dalam setiap kali ada demo.

Sehingga menurutnya, tidak bisa juga menyimpulkan bahwa para milenial itu hanya bisa melakukan demo.

"Jadi pertanyaannya adalah ketika ada kata-kata diksi 'hanya', ini menjadi pertanyaan bagi kita semua, ini mengeneralisir apa yang disampaikan Bu Mega kaitannya soal mereka yang menyampaikan pendapat atau aspirasinya di muka umum untuk memperbaiki negara ini jauh lebih baik itu di-crash, didiskreditkan," terang Remy Hastian.

Baca juga: Lihat Kondisi Negara, Megawati Berandai Soekarno Hidup Lagi dan Kuliahi Bangsa Indonesia

Lebih lanjut, Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta itu menilai apa yang disampaikan oleh Megawati sudah kelewat dari kata maklum, apalagi disampaikan ke publik.

Sehingga ia menilai sudah masuk ke dalam ranah politik.

Dirinya juga kurang setuju ketika sikap dari Megawati itu disebut tidak terlepas sebagai bentuk kecintaan orangtua kepada anak muda.

"Saya rasa yang menjadi masalah kita adalah apa yang disampaikan Bu Mega ini bukan suatu kemakluman," katanya.

"Yang disampaikan Bu Mega selaku ketua umum dari partai yang paham menguasai negara ini, PDIP. Beliau menyampaikan komunikasi di publik, komunikasi politik yang harus kita telaah," terang Remy Hastian.

"Lepas dari itu, ini adalah komunikasi politik yang disampaikan Bu Mega yang harus dipertanggungjawabkan dan harus dipertanyakan apa yang dimaksud," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 5.58:

Megawati Berandai Soekarno Hidup Lagi dan Kuliahi Bangsa Indonesia

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berandai mendiang ayahnya yakni sang Proklamator Ir. Soekarno bisa hidup kembali dan menguliahi bangsa Indonesia.

Peryantaan itu ia sampaikan saat menghadiri peresmian Patung Bung Karno, Sekolah Partai, Kantor DPD dan DPC PDI Perjuangan, pada Rabu (28/10/2020) lalu.

Megawati mengucapkan hal tersebut setelah menjelaskan bagaimana pandangannya terhadap negara Indonesia.

Presiden Soekarno (kanan, berpeci). Terbaru, Megawati berandai apabila Soekarno bisa hidup kembali, ia menginginkan ayahnya itu menguliahi bangsa Indonesia.
Presiden Soekarno (kanan, berpeci). Terbaru, Megawati berandai apabila Soekarno bisa hidup kembali, ia menginginkan ayahnya itu menguliahi bangsa Indonesia. (Dok. Kompas/Song)

Baca juga: Sindir Pihak yang Ingin Jadi Presiden, Megawati: Sabar Ajalah, Entar Kita Tanding Lagi 2024

Dikutip dari YouTube PDI Perjuangan, Rabu (28/10/2020), awalnya Megawati mengungkit bagaimana nama Indonesia sudah dikenal di seluruh dunia.

Ia lalu menceritakan bagaimana dirinya selalu dipesankan oleh sang ayah tentang sejumlah hal-hal positif dan keistimewaan negara Indonesia.

"'Kamu harus ingat Indonesia dikenal sebagai sebuah negara kepulauan, seperti untaian Zamrud Khatulistiwa, orang-orangnya ramah tamah'," kata Megawati mengutip pesan Bung Karno.

Ibu dari Ketua DPR Puan Maharani itu menyebut Indonesia saat ini sudah tak lagi sama seperti apa yang dideskripsikan oleh Bung Karno.

"Sekarang mungkin zamrudnya sudah meretel, putus, tidak sebagai untaian kalung lagi," ucap Megawati.

"Bangsanya mulai menjadi tidak ramah tamah."

Megawati lalu berandai apabila Soekarno bisa hidup kembali, maka ia menginginkan ayahnya tersebut untuk memberikan pembelajaran kepada warga Indonesia tentang bangsa Indonesia, dan juga Pancasila.

"Kalau bapak mungkin bisa diizinkan turun ke dunia lagi, kamu mestinya kasih kuliah sama bangsamu lagi, kayak apa namanya bangsa Indonesia," terangnya.

Baca juga: Di Mata Najwa, Ernest Tanggapi Statement Megawati soal Milenial: Mungkin Lagi Terlalu Bersemangat

Megawati lalu menjelaskan bahwa dirinya tidak melihat ada yang kurang dari Pancasila.

Bahkan ia berani memperdebatkan bahwa Pancasila tidak memiliki kekurangan.

"Kalau dilihat kurangnya Pancasila apa, ya belajar saja, nanti ikut sekolah partai," kata dia.

"Kalau enggak cocok mari kita debat urusan Pancasila, tapi menurut saya pasti akan selalu kalah (debat)," tegas Megawati.

Ketum partai berlogo banteng bermoncong putih itu mengatakan, belum ada kadernya yang berani memperdebatkan Pancasila.

Simak video selengkapnya mulai menit ke-1.12.50:

(TribunWow/Elfan/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
BEM SIPDIPMegawatidemoMilenial
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved