Terkini Daerah
Nasib Siswi SMP yang Menikah Dini di Lombok Tengah, Harus Bayar Denda Jutaan ke Sekolah
Ingin memiliki kehidupan lebih baik hingga tak sanggup mengikuti proses belajar jarak jauh (daring), menjadi alasan EB memutuskan menikah dini.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Kisah seorang siswi SMP berinisial EB (15) di Lombok Tengah, NTB yang memilih menikah dini ramai diperbincangan.
Ingin memiliki kehidupan lebih baik hingga tak sanggup mengikuti proses belajar jarak jauh (daring), menjadi alasan EB memutuskan menikah.
EB menikah dengan seorang remaja berinisial UD (17) pada 10 Oktober 2020.
Baca juga: Siswi SMP di Lombok Pilih Menikah Dini, Tak Sanggup Ikut Sekolah Daring karena Miskin
Lantaran menikah di tengah statusnya sebagai pelajar, EB harus membayar denda sebesar Rp 2 juta kepada pihak sekolah.
Ternyata, denda tersebut tidak hanya berlaku pada EB, tapi seluruh siswa di Lombok Tengah yang juga menikah di usia dini.
Wakil Kepala Kurikulum SMP 4 Batukliang Hamzah mengatakan, sanksi tersebut merupakan kesepakatan wali murid, sekolah, dan komite sekolah di Lombok Tengah sejak 2005 guna mencegah pernikahan dini.
"Kami bahkan meminta mereka menandatangani perjanjian bahwa apabila masih berstatus sekolah, kemudian melangsungkan pernikahan harus membayar denda Rp 2 juta jika tidak mau dipisahkan."
"Memang sudah merupakan keputusan antara sekolah dengan komite," kata Hamzah kepada Kompas.com, Selasa (27/10/2020).
Dia mengatakan, sebenarnya sekolah tidak berharap mendapatkan denda itu atau dalam kata lain tidak ingin ada siswa yang menikah sebelum pendidikannya selesai.
Segala upaya dilakukan sekolah agar seluruh siswa menamatkan sekolah di tingkat SMP dan melanjutkan ke SMA hingga jenjang yang lebih tinggi.
Ketika Dia Ajak Nikah Hamzah mengatakan, jumlah sanksi denda ini memang dipatok atau ditentukan sekolah sebesar Rp 2 juta.
Hanya saja tidak bisa kaku menentukan jumlah itu, harus disesuaikan dengan hasil negosiasi pihak keluarga.
Hamzah mengatakan, sejak aturan denda diberlakukan, angka pernikahan siswa di sekolah menurun drastis.
Namun, dua tahun berikutnya atau jelang Ujian Nasional, mulai ada siswa yang menikah.
Dalam catatan SMP 4 Batukliang Utara, ada lima siswa yang menikah.