Breaking News:

Virus Corona

Ketersediaan Vaksin Covid-19 Lebih Sedikit dari Jumlah Target, Ini Kelompok yang Lebih Dulu Diberi

Pemerintah mengungkap prioritas pemberian vaksin Covid-19. Pemberian vaksin Covid-19 di Indonesia ditargetkan akan dimulai pada November 2020.

Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi vaksin Covid-19. Pemerintah mengungkap prioritas pemberian vaksin Covid-19. Pemberian vaksin Covid-19 di Indonesia ditargetkan akan dimulai pada November 2020. 

TRIBUNWOW.COM - Kementerian Kesehatan menyebutkan, pemberian vaksin Covid-19 tidak bisa dilakukan langsung tuntas sesuai jumlah target kekebalan komunitas, tetapi diberikan sesuai ketersediaan vaksin yang ada.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Achmad Yurianto.

Untuk diketahui, pemberian vaksin Covid-19 di Indonesia ditargetkan akan dimulai pada November 2020.

Baca juga: Meski Ada Vaksin Covid-19, Masyarakat Tetap Harus Patuhi Protokol Kesehatan 3M

Jumlah penduduk Indonesia yang berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) 2020 mencapai 268.583.016 jiwa.

Yuri menyebutkan, dalam penanggulangan pandemi Covid-19 ini, kalau kita menginginkan bisa dicapainya kekebalan komunitas atau herd immunity, vaksinasi itu tidak perlu dilaksanakan terhadap 100 persen orang.

Cukup di kisaran antara 70 persen saja, kata dia, sebenarnya kita sudah bisa mencapai herd immunity atau kekebalan imunitas.

"Nah, dasar inilah yang kemudian kita pakai bahwa perhitungan kita hanya mencapai di herd immunity. Artinya, sekitar 160 juta orang (yang perlu divaksin)," kata Yuri dalam press briefing "Update Kesiapan Vaksin Covid-19 di Indonesia", Senin (19/10/2020).

Kebutuhan vaksin mencapai dua kali 160 juta, yaitu 320 juta vaksin.

Sementara itu, ketersediaan vaksin untuk November-Desember 2020 hanya sekitar 9,1 juta.

Maka dari itu, kata Yuri, pemberian vaksin akan dilakukan dengan mekanisme urutan menyesuaikan ketersediaan vaksin yang ada, sampai nanti bisa tercapai jumlah 320 juta tersebut.

Baca juga: Achmad Yurianto Sebut Pemerintah Beli 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca Maret 2021

Yuri menekankan, pihaknya tidak ingin menyebutkan urutan pemberian vaksin ini sebagai prioritas karena nanti banyak yang berpikiran tidak menjadi prioritas, padahal masyarakat Indonesia juga.

Total orientasinya adalah pada ketersediaan jumlah Vaksin Virus Corona, jika ketersediaan 9,1 juta vaksin itu nanti dinyatakan bermanfaat yang ditandai dengan surat emergency use authorization (EUA) dari Badan POM, serta ada surat dari kementerian agama dan majelis ulama terkait kehalalan.

Maka, sejumlah ketersediaan 9,1 juta vaksin itulah yang akan dilakukan penyuntikan vaksinasi Covid-19.

"Sedang berproses, mudah-mudah bisa berjalan dengan baik," ujarnya.

Lantas, siapa saja yang berada di urutan pertama dalam periode pemberian vaksin Covid-19 ini?

Orang-orang yang akan diberikan Vaksin Virus Corona dalam periode pertama ini dikategorikan menjadi dua kelompok.

1. Tenaga kesehatan

Dalam pemaparannya, Yuri menyampaikan, dari diskusi yang dilaksanakan dengan berbagai pihak, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), para ahli, dan negara lain yang sudah melakukan vaksinasi, maka pemberian vaksin urutan pertama adalah tenaga kesehatan.

"Karena merekalah yang lebih berisiko dan akan sangat berisiko untuk tertular dan menjadi sakit oleh Covid-19," kata dia.

Tenaga kesehatan yang akan diberikan vaksin pertama kali adalah tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit rujukan, yang melayani pasien terinfeksi Covid-19.

Kedua, petugas kesehatan yang ada di laboratorium dan melakukan pemeriksaan spesimen Covid-19.

"Itu paling bahaya karena berhadapan langsung dengan virusnya bukan hanya pasiennya," kata Yuri.

Selanjutnya, adalah tenaga kesehatan yang melakukan kontak tracing untuk mencari kasus-kasus yang baru.

"Ini adalah kelompok-kelompok yang sangat berisiko terhadap kemungkinan paparan dan kemudian menjadi sakit," imbuhnya.

Jumlah kelompok tersebut, dalam perhitungan yang ada lebih kurang keseluruhannya hampir sekitar 2 juta orang.

Data ini juga akan terus di-update oleh pemerintah karena petugas kesehatan ini bukan hanya ada di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), dan perlu ada update dari dinas kesehatan yang ada di provinisi dan kabupaten/kota.

Konfirmasi update data ini perlu dilakukan karena tidak semua petugas kesehatan adalah aparatur sipil negara (ASN) seperti yang telah terdata, melainkan banyak juga petugas kesehatan yang masih berstatus honorer di rumah sakit dan data tersebut dipegang oleh instansi terkait.

Sehingga, jika jumlah update telah dikumpulkan, barulah diketahui jumlah petugas kesehatan dengan tepat.

Baca juga: Penjelasan Bio Farma soal Kemungkinan Vaksin Covid-19 Diberikan secara Gratis

2. Kelompok pelayanan publik (public services)

Dalam kategori kelompok pelayanan publik ini, Yuri menyebutkan, diutamakan kepada mereka yang tugasnya melakukan penegakan yustisi kepatuhan protokol kesehatan.

"Mereka memiliki risiko yang besar di antaranya (seperti) Satpol PP, Polri, TNI, yang bersama-sama menegakkan operasi yustisi penegakan kepatuhan pelaksanaan protokol kesehatan," jelas Yuri.

Kelompok ini juga menjadi orang-orang yang berada dalam urutan yang didepankan setelah petugas kesehatan dalam pemberian vaksin Covid-19.

Kelompok pelayanan publik lainnya, termasuk pegawai yang memberikan layanan pengguna jasa bandara, stasiun, pelabuhan, dan beberapa kelompok pekerjaan yang lain yang berisiko terhadap infeksi kasus Covid-19.

Tidak semua kategori kelompok diberi vaksin

Selain target jumlah Vaksin Virus Corona yang tersedia, ternyata perhitungan pemberian vaksin berikutnya juga harus mempertimbangkan kelompok usia dan syarat yang sudah digunakan di dalam pelaksanaan uji klinis fase 3.

Dari tiga produk Vaksin Virus Corona yang dibeli Pemerintah Indonesia, untuk produk vaksin Sinovac dan CanSino, kedua pemberian vaksin ini hanya dilakukan pada kelompok dalam rentang usia 18-59 tahun.

"Maka, kelompok inilah yang akan kita vaksin, dan uji klinisnya juga disebutkan, di kelompok itu (usia 18-29 tahun) tidak boleh ada yang berpenyakit komorbid berat," jelas Yuri. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketersediaan Vaksin Lebih Sedikit dari Jumlah Target, Siapa Lebih Dulu Diberikan?"

Sumber: Kompas.com
Tags:
Vaksin Virus CoronaVaksinCovid-19Achmad Yurianto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved