Breaking News:

Terkini Daerah

Motif Ayah Sempat Lapor Kehilangan Anak yang Dianiaya Istri di Banten: Sudah Berpikir Bakal Ketahuan

Seorang ayah berinisial IS (27) mengungkapkan alasannya melaporkan kehilangan putrinya yang berusia 8 tahun, padahal dibunuh istrinya sendiri yang ber

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
Capture YouTube Kompas TV
Kolase foto pasangan suami IS dan istri LH yang menganiaya putrinya (8) sampai tewas karena susah belajar online, dalam Sapa Indonesia Malam, Selasa (15/9/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Seorang ayah berinisial IS (27) mengungkapkan alasannya melaporkan kehilangan putrinya yang berusia 8 tahun, padahal dibunuh istrinya sendiri yang berinisial LH (26).

Dilansir TribunWow.com, pengakuan sang ibu kemudian terungkap dalam tayangan di kanal YouTube Kompas TV, diunggah Selasa (15/9/2020).

Diketahui penganiayaan itu terjadi pada 26 Agustus 2020 lalu di sebuah rumah kontrakan di Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.

Ilustrasi belajar daring (online).
Ilustrasi belajar daring (online). (istimewa)

 

Pengakuan Ibu yang Aniaya Anak karena Susah Belajar Online: Suami Saya Nolak, Saya Yakinkan Dia

Setelah LH menganiaya bertubi-tubi, IS sempat marah kepada istrinya dan berinisiatif membawa korban keluar dari rumah.

Ia beralasan agar putrinya yang kelas 1 SD itu dapat menghirup udara segar dan kembali sehat.

Namun saat berboncengan motor, tidak lama putrinya tewas.

Pasangan suami istri itu lalu menguburkan korban di TPU Gunung Keneng, Banten.

IS mengaku sempat membuat laporan kehilangan anak untuk mengelabui polisi.

"(Saya) melapor surat kehilangan anak saya. Tujuannya satu, biar ibarat kehilangan," papar IS.

Ia membenarkan laporannya itu bertujuan agar tindak kejahatannya tidak diketahui polisi.

Meskipun begitu, IS sudah khawatir perbuatannya dengan istri akan segera ketahuan.

"Sebelum itu sih, udah berpikiran bakal ketahuan juga," tuturnya.

Ia membenarkan melapor ke polsek setempat untuk mengelabui kepolisian dan menghindari alibi korban mati akibat penganiayaan dari orang tua sendiri.

Terungkap Motif Orangtua di Banten Bunuh dan Kubur Anak Kandung di TPU: Susah Diajari Belajar Online

Dalam tayangan yang sama, Kabid Humas Polda Banten Kombes Edy Sumardi Priadinata mengonfirmasi pembunuhan sadis tersebut.

Ia membenarkan motif pembunuhan adalah karena sang ibu kesal anaknya tak kunjung paham pelajaran melalui media daring (online).

"Pemeriksaan yang dilakukan oleh Kasat Reskrim Polres Lebak, motif dari ibu korban adalah murni karena kesal, karena berulang pelatihan media daring tapi tidak mampu," terang Edy Sumardi.

Penganiayaan itu bahkan dilakukan berkali-kali dengan cara yang berbeda.

"Sehingga yang bersangkutan kesal dan melakukan penganiayaan secara fisik, dengan tangan kosong awalnya," paparnya.

"Mencubit, memukul dengan tangan kosong. Sehingga akhirnya menggunakan gagang sapu karena setelah dilakukan penganiayaan pun masih berulang tak mampu, karena sang anak di bawah tekanan," jelas Edy.

Lihat videonya mulai menit 2:00

Motif Pembunuhan

Terungkap motif orangtua berinisial IS (27) dan LH (26) melakukan penganiayaan pada anaknya yang masih berusia delapan tahun hingga meninggal dunia.

Sebelumnya dikabarkan bahwa mayat anak tersebut ditemukan dikubur di TPU Gunung Keneng, Lebak Banten pada Sabtu (13/9/2020).

Saat ditemukan, mayat bocah itu masih berpakaian lengkap.

 Kronologi Bocah 8 Tahun Dibunuh Ibu karena Susah Belajar Online, Suami Pelaku Bantu Hilangkan Jejak

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Selasa (15/9/2020), polisi kini sudah menangkap kedua orangtua korban di rumah kontrakannya di Jakarta.

Sang Ibu, LH mengaku menganiaya anaknya hingga tewas karena merasa kesal.

LH kesal lantaran anaknya dinilai susah saat diajari belajar online.

Mayat bocah perempuan ditemukan dikubur di  TPU Gunung Keneng, Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Lebak, Banten pada Sabtu (12/9/2020).
Mayat bocah perempuan ditemukan dikubur di TPU Gunung Keneng, Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Lebak, Banten pada Sabtu (12/9/2020). (channel YouTube Kompas.com Reporter on Location)

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lebak AKP David Adhi Kusuma menjelaskan, kejadian itu terjadi pada 26 Agustus 2020.

Kekesalan itu membuat ibu kandung tersebut gelap mata.

"Kami dalami mereka, khususnya kepada almarhum yang merupakan anak kandungnya sendiri dia merasa kesal, merasa anaknya ini susah diajarkan, susah dikasih tahu, sehingga kesal dan gelap mata," kata David kepada Kompas.com di Polres Lebak, Rangkasbitung, Senin (14/9/2020).

 Orangtua Bunuh Bocah 8 Tahun karena Sulit Diajari Belajar Online, Baru Terungkap 2 Minggu Kemudian

Pada saat kejadian, kala itu anaknya tengah belajar online mengerjakan tugas sekolah.

Korban yang masih duduk di bangku SD kelas satu awalnya dicubit oleh ibunya karena kekesalan tersebut.

Lalu, LH justru memukul dengan tangan kemudian memukul lagi menggunakan gagang sapu hingga korban tersungkur.

Meski sudah tak berdaya, ibu itu justru memukul lagi kepala korban di bagian kepala sebanyak tiga kali.

IS yang melihat kejadian tersebut sempat marah pada LH.

Namun, keduanya lantas membawa sang anak untuk ke luar menggunakan motor.

Pasalnya, sang anak mengeluhkan sesak napas.

"Dibawa keluar cari udara segar, anak ini kan sesak napas, harapannya bisa baikan, tapi saat dalam perjalanan meninggal dunia," ujar dia.

Akan tetapi anak itu justru meninggal dunia saat berada di perjalanan. 

Sehingga mereka berinisiatif untuk menguburkan jenazah sang anak di TPU Gunung Keneng.

 Mayat Bocah 8 Tahun Ditemukan di Kuburan dengan Pakaian Lengkap, orangtua yang Bawa Korban ke TPU

Mayatnya ditemukan dikubur dengan masih mengenakan pakaian lengkap pada Sabtu (12/9/2020).

David mengatakan bahwa terungkapnya pelaku lantaran ada warga yang mengaku cangkulnya sempat dipinjam orangtua korban

Menerut keterangan saksi tersebut, IS meminjam cangkul dengan alasan akan mengubur kucing.

"Kita dapat informasi dari warga karena ada yang meminjam cangkul, dari sana kami lakukan lidik," ujar David.

Menurut pengakuan pelaku dari pemeriksaan sementara, David menjelaskan bahwa mereka membunuh anaknya pada 26 Agustus 2020.

Korban meninggal diduga setelah dianiaya kedua orangtuanya di kontrakannya di Jakarta.

Lantas, orangtua tersebut berusaha menutupi kejadian itu dengan mengubur anaknya ke TPU Gunung Keneng. (TribunWow.com/Brigitta/Gipty)

Tags:
PenganiayaanPolisiPembunuhan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved