Terkini Daerah
Bentuk Ormas yang Ubah Lambang Garuda, Ini Sosok Sutarman: Tak Bekerja Tetap dan Pakai Gelar Palsu
Bupati Garut Rudy Gunawan membenarkan adanya organisasi kemasyarakatan (ormas) baru bernama Kandang Wesi Tunggal Rahayu.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Bupati Garut Rudy Gunawan membenarkan adanya organisasi kemasyarakatan (ormas) baru bernama Kandang Wesi Tunggal Rahayu.
Ormas ini disinyalir mengganti lambang negara Garuda Pancasila dan mencetak uang sendiri.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Rudy dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Rabu (9/9/2020).

• Viral Ini Cara Ormas di Garut yang Ubah Lambang Pancasila Merekrut Anggota: Diimingi Emas 87 Kg
Diketahui keberadaan ormas ini pertama kali diketahui saat seorang perwakilan ormas datang ke Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Garut untuk mendaftarkan organisasinya.
Rudy menyebutkan logo yang dimiliki ormas itu langsung menarik perhatian petugas.
"Logonya merupakan bagian dari lambang negara burung Garuda dan mereka menggunakan nama lain di 'Bhinneka Tunggal Ika'," papar Rudy Gunawan.
Ia lalu mengimbau petugas Kesbangpolinmas agar tidak perlu melayani ormas tersebut.
Diketahui perubahan pada lambang Garuda tersebut adalah kepalanya menghadap ke depan dan tulisan 'Bhinneka Tunggal Ika' diubah.
Rudy menyebutkan pihaknya sudah menyelidiki keberadaan ormas tersebut.
Ia menegaskan pemerintahannya tidak akan menoleransi keberadaan organisasi yang tidak sesuai dengan Pancasila.
Rudy lalu mengungkapkan cara ormas Tunggal Rahayu itu merekrut anggota.
• Fakta Ormas Kandang Wesi Tunggal Rahayu di Garut yang Ubah Lambang NKRI dan Cetak Mata Uang Sendiri
"Mereka melakukan pertemuan dengan melakukan upaya bujuk rayu kepada anggotanya. Misalnya kalau jadi anggota Tunggal Rahayu maka utangnya akan lunas dengan menggunakan uang sendiri," tuturnya.
"Dicetak sendiri dengan menggunakan foto dari uang itu adalah pemimpinnya yang bernama Sutarman," lanjut dia.
Rudy mengungkapkan Sutarman, pendiri Tunggal Rahayu, menggunakan gelar palsu demi menarik perhatian calon anggota.
"Sutarman sendiri menggunakan gelar palsu. Dia menamakan sebagai profesor doktor insinyur, yang senyatanya dari sisi pribadinya dia tidak pernah sekolah seperti itu," ungkap Bupati Garut.
Ia menyebutkan tindakan Sutarman dapat membuatnya dipidana.
Tunggal Rahayu diketahui merayu para calon anggota dengan iming-iming bisa melindungi dan membayar utang.
Rudy lalu mengungkapkan sosok Sutarman sebenarnya.
"Sutarman ini memang asli orang Garut, bertempat tinggal di suatu kecamatan yang ada di daerah Cisewu, Garut Selatan," terangnya.
"Dia itu adalah orang biasa. Dia tidak mempunyai pekerjaan yang tetap dan mereka biasa mengadakan komunikasi dengan Sutarman sebagai orang yang tidak mempunyai pekerjaan yang tetap," lanjut Rudy.
Pada saat deklarasi Tunggal Rahayu, Sutarman menyebutkan dirinya dapat disamakan dengan Ir Soekarno, presiden pertama Indonesia.
"Dia beranggapan dia bisa disamakan Sang Proklamator Soekarno," tambah Rudy.
Lihat videonya mulai menit 2:50
Iming-imingi Anggota
Kasat Reskrim Polres Garut AKP Maradona menjelaskan munculnya organisasi masyarakat (ormas) baru di wilayahnya yang dinilai meresahkan warga.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di TvOne, Rabu (9/9/2020).
Diketahui ormas tersebut menamakan diri Kandang Wesi Tunggal Rahayu.
• Viral Program Belajar Online Tayangkan Logo PDIP Jadi Lambang Sila Keempat, Ini Penjelasan Disdik
Ormas yang berpusat di Garut, Jawa Barat ini diduga mengubah lambang negara Garuda Pancasila dan mencetak uang sendiri.
"Kita sudah memeriksa sebanyak enam orang saksi," papar Maradona.
Para saksi tersebut termasuk kepala desa setempat dan empat orang mantan anggota yang mengundurkan diri.
Ia lalu mengungkapkan identitas pemimpin Ormas Kandang Wesi Tunggal Rahayu tersebut.
"Dari hasil keterangan yang sudah kita periksa, bahwa memang betul organisasi ini ada dengan pimpinan Saudara (berinisial) C," ungkap Maradona.
Berdasarkan pemeriksaan, ditemukan fakta bagaimana ormas tersebut merekrut anggotanya.
Maradona menuturkan pihak ormas menawarkan sejumlah keuntungan kepada calon anggota.
"Kemudian membenarkan ada proses perekrutan dari mantan anggota ini yang diiming-imingi beberapa modus," paparnya.
"Yang pertama diiming-imingi bisa mencairkan emas sebanyak 87 kilogram, bisa diberikan pekerjaan, bisa dibayarkan utang-utangnya," jelas Maradona.
Keempat mantan anggota yang diperiksa mengaku tergiur dengan tawaran tersebut.
"Mantan anggota merasa yakin dan tergerak hatinya untuk tergabung dalam organisasi tersebut," terang Maradona.
Diketahui setiap anggota diwajibkan membayar iuran dengan jumlah yang bervariasi, yakni antara Rp100-600 ribu.

• Penjelasan Ketua Dewan Hakim terkait Video Viral Peserta MTQ Dipaksa Membuka Cadar
Maradona menyebutkan isu penggantian lambang negara dan pencetakan uang tersebut telah dikonfirmasi melalui pemeriksaan.
"Terkait permasalahan lambang, mata uang yang digunakan C ini, dari keterangan saksi membenarkan keseluruhannya," katanya.
"Namun belum bisa memberikan keterangan banyak, hanya bisa membenarkan saja," tambah Maradona.
Dikutip dari Kompas.com, keberadaan ormas ini pertama kali diketahui saat seorang perwakilan ormas datang ke Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Garut untuk mendaftarkan organisasinya.
Kepala Kesbangpolinmas Garut Wahyudidjaya menemukan ada ormas tersebut menggunakan lambang Garuda Pancasila yang telah diubah dalam berkasnya.
Hal ini kemudian yang menjadi sorotan Kesbangpolinmas.
Wahyu menyebutkan perubahan lambang Garuda Pancasila itu melanggar ketentuan yang berlaku.
“Yang kita soal mengenai gambar garuda. Karena ini sebagai lambang negara dan sudah diatur dalam UU nomor 23 tahun 2009 tentang lambang negara,” jelas Wahyu, Selasa (8/9/2020).
Selain itu, berkas yang diserahkan tidak lengkap.
“Jangankan akta hukum dari Kemenkumham atau mungkin surat keterangan terdaftar dari Kemendagri, akta notaris saja tidak punya,” terangnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)