Breaking News:

Andalkan Fitur Enkripsi End-to-End, WhatsApp Tak akan Berikan Akses ke Siapapun Termasuk Pemerintah

Sistem ini memungkinkan isi percakapan pengguna aman, tidak dapat diintip siapapun, termasuk tim WhatsApp.

Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TribunWow.com/Rusintha Mahayu
WhatsApp 

TRIBUNWOW.COM - Selama ini, WhatsApp selalu mengunggulkan keamanan sistemnya.

Aplikasi pesan pribadi ini mengadopsi sistem enkripsi end-to-end yang diklaim sangat mutakhir.

Sistem ini memungkinkan isi percakapan pengguna aman, tidak dapat diintip siapapun, termasuk tim WhatsApp.

WhatsApp
WhatsApp (TribunWow.com/Rusintha Mahayu)

WhatsApp juga menyebut tidak memberikan akses ke pemerintah maupun penegak hukum untuk mengintip percakapan penggunanya.

Hal tersebut dikatakan oleh Communications Director WhatsApp Asia Pasifik, Sravanthi Dev dalam acara temu media yang membahas keamanan WhatsApp yang digelar secara online, Kamis (27/8/2020).

"Kami tidak memberikan akses ke otoritas manapun atau siapapun karena hal itu akan merusak enkripsi dan itu sulit dilakukan," jelas Sravanthi kepada KompasTekno.

3 Tips WhatsApp Terbaru, Bisa Pakai Dark Mode di WhatsApp Web hingga Kirim Stiker Bergerak

Namun Sravanthi memberi pengecualian.

Dalam beberapa kasus tertentu seperti investigasi yang sedang dilakukan penegak hukum, WhatsApp akan membantu memberikan informasi apabila dibutuhkan.

Namun itupun melalui proses tertentu.

Sayangnya, Sravanthi tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana proses yang dimaksud.

Soal sistem keamanan, Sravanthi mengklaim bahwa enkripsi end-to-end WhatsApp sulit dibobol.

Dia pun menyinggung soal kasus spyware Pegasus yang ramai diperbincangkan akhir tahun lalu.

Menurut Sravanthi, dalam kasus Pegasus kode enkripsi tidak dipecahkan.

Namun Pegasus memanfaatkan celah di sistem operasi perangkat agar bisa mengakses aplikasi-aplikasi yang ada di ponsel termasuk WhatsApp.

Cara Backup Chat WhatsApp di Ponsel Android agar Tak Hilang saat Ganti Handphone

"Ketika kami menyadari ada perilaku tidak wajar, WhatsApp langsung melakukan peningkatan keamanan," jelas Sravanthi.

Pegasus diketahui sebagai spyware buatan NSO Group, sebuah perusahaan software asal Israel.

Spyware ini dilaporkan telah meretas 1.400 ponsel melalui aplikasi WhatsApp.

Sasaran Pegasus pun hanya pengguna spesifik saja seperti jurnalis, aktivis, pejabat pemerintah, dan politikus.

Sravanthi mengatakan induk WhatsApp, Facebook Inc. telah melayangkan gugatan terhadap NSO Group atas kasus ini.

(Kompas.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WhatsApp Sebut Tidak Berikan Akses untuk Pemerintah, Kecuali..."

Sumber: Kompas.com
Tags:
WhatsAppBerita WhatsApp
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved