Curhat pada Dena Rachman soal Status Lajang, Luna Maya Keluhkan Komentar Netizen: Nggak Sopan Banget

TRIBUNWOW.COM - Artis Luna Maya kerap menjadi sorotan lantaran kehidupan asmaranya yang kerap kandas di tengah jalan.

Kepada sahabatnya, mantan penyanyi cilik Dena Rachman, Luna mengaku kerap menjadi bahan perbincangan lantaran statusnya yang masih lajang.

Luna mengaku tak ingin melajang seumur hidupnya, namun ia tak bisa memaksakan kehendak, sehingga memilih menerima dan menikmati hidup tanpa pasangan secara lebih positif.

• Boy William Akui Gemar Dekati Tokoh dan Artis yang Sedang Top, Luna Maya: Gak Takut Dibilang Pansos?

• Luna Maya Ungkap Tipe Lelaki Idamannya, Boy William: Lu Mah Semua Mau, Heran

Hal ini diungkapkannya dalam tayangan yang diunggah kanal YouTube BEBI Talk, Sabtu (22/8/2020).

Sempat dikabarkan dekat dengan sejumlah artis dan pengusaha, Luna hingga kini masih bahagia dengan status tanpa pasangan.

Menyoroti hal tersebut, Dena terang-terangan menanyakan tekanan yang dirasakan Luna sebagai wanita di Indonesia yang masih melajang pada usia 36 tahun.

"Being single atau belum married di usia cukup dewasa ini, lo ngerasa enggak sih ada tekanan dari masyarakat atau lingkungan sekitar lo?" tanya Dena.

"Biasanya sih tekanan lebih banyak dari masyarakat. Dari lingkungan yang mungkin nggak terlalu sekitar gue, tapi lebih kepada orang-orang yang enggak kenal kali ya," jawab Luna.

"Ya komen-komen netizen, segala macam," imbuhnya.

Luna pun mengakui adanya tekanan dari pihak keluarga ayahnya yang berasal dari Indonesia.

Sedangkan, dari pihak ibunya yang awalnya adalah warga negara asing, tak banyak ikut campur dalam kehidupan pribadinya.

"Gue menganggap itu awalnya tuh kayak gila ya nggak sopan banget, Ih gila ih, kok ikut campur ya," ujar Luna.

"I mean, emang lo pikir gue juga mau kayak ini? Nggak mau juga kok gue kayak gini. Tapi gimana?"

"Maksudnya gue juga nggak mau kayak gini gitu loh. Tapi kalau kayak gini kejadiannya mau gimana?," imbuhnya.

Ia mengatakan sempat bingung menghadapi komentar netizen yang kerap mempertanyakan statusnya dan berharap dirinya segera menikah.

"Aduh ini orang gimana ya ngejelasinnya, emang dia pikir kawin segampang itu," kata Luna.

"Akhirnya gue coba berpikir dan shift mindset gue, oh, sebenernya itu adalah bentuk kasih sayang mereka, bentuk keprihatinan mereka."

"Karena kalau gue selalu berpikir 'apaan sih?' jadi gue malah ikutan berpikir negatif," tuturnya.

Agar tak terbawa emosi, Luna pun mencoba berpikir lebih rasional dan melihat dari kacamata para netizen tersebut.

"Mungkin saja mereka enggak tahu cara yang tepat untuk menyampaikannya. Kadang-kadang orang enggak seberuntung kita yang bisa mengerti common senses," terang Luna,

"Tetapi sebenarnya itu bukan salah mereka juga. Mungkin juga mereka tak pernah mengetahui bersosialisasi baik dan membahas masalah pribadi itu sopan atau tidak," tandasnya.

"Ya mungkin sekadar mengingatkan tetapi aksi mereka agak crossing the line," imbuh Dena Rachman.

• Luna Maya Ungkap Hubungannya dengan Ryochin ke Ruben Onsu, Sempat Alami Fase PDKT

• Luna Maya Bahas Caca Tengker Pernah Pergoki Pacar Nagita dengan Wanita Lain, Raffi Ahmad: Yang Mana?

Luna Maya Tak Setuju Penikahan Membuat Lebih Bahagia

Luna dan Dena membahas mengenai kehidupan mereka yang masih melajang hingga saat ini.

Keduanya mengkritisi norma dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia yang menganggap pernikahan sebagai sebuah keharusan.

Banyak masyarakat yang merasa bahwa tiap orang harus menikah hanya untuk mendapatkan kebahagiaan.

Padahal, kehidupan pernikahan tak melulu membuat orang berbahagia.

Menurut penelitian, kebahagiaan yang dirasakan pasangan hanya bertahan melebihi orang yang lajang selama 2 tahun pertama.

"Yang kemarin gue cerita inget gak sih bahwa gue ikutan course science of wellbeing," tutur Dena.

"Mungkin orang juga banyak yang nggak ngeh bahwa sebenarnya tuh dari riset menentukan bahwa orang yang married itu cuma lebih happy di dua tahun pertama."

"Sementara di tahun ketiga dan selanjutnya tuh sebenarnya kalau dilihat dari tingkat happiness-nya sama saja orang yang married sama yang belum married ibaratnya," tuturnya.

Dena tak menyetujui anggapan bahwa setiap orang membutuhkan pasangan agar hidupnya terasa lengkap.

"Cuma kan persepsi orang-orang tuh kayaknya kalau berpasangan, true love, itu seolah-olah membuat kita happy, complete gitu," beber Dena.

"Padahal enggak juga," imbuhnya.

Menyetujui anggapan sahabatnya tersebut, Luna pun mengatakan bahwa kebahagiaan pasangan selama dua tahun tersebut lantaran adanya fase bulan madu.

Suami istri yang baru menikah cenderung merasa bahagia, lantaran menghadapi babak baru dalam kehidupan mereka.

"Padahal sebenarnya secara emosi sama aja gitu," kata Luna.

"Sama aja, mau berpasangan mau enggak sama aja, in the end sama aja gitu."

"Mungkin kenapa bisa dibilang dua tahun bahagia gitu karena ada honeymoon period-nya gitu," imbuhnya.

"Honeymoon phase ya say, lagi indah-indahnya rasanya," timpal Dena.

"Padahal sebenarnya mau dia menikah, mau pacaran, yang namanya chemical reaction itu sama aja. Jadi tidak membedakan bahwa yang menikah lebih bahagia, yang tidak menikah lebih bahagia," terang Luna.

"Karena norma yang ada di society kita mengatakan normalnya seperti itu," imbuhnya.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-17:38: