Breaking News:

Virus Corona

Jadi Relawan Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil: Pengetesan Ini Bukan sebagai Kelinci Percobaan

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil buka suara terkait alasannya mengajukan diri sebagai relawan pengujian vaksin Virus Corona (Covid-19).

Capture YouTube TvOne
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam ILC, Selasa (11/8/2020). Dirinya buka suara terkait alasannya mengajukan diri sebagai relawan pengujian vaksin Virus Corona (Covid-19). 

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil buka suara terkait alasannya mengajukan diri sebagai relawan pengujian vaksin Virus Corona (Covid-19).

Dilansir TribunWow.com, Ridwan Kamil menegaskan bahwa menjadi relawan pengujian vaksin Covid-19 tidak lantas dianggap dijadikan sebagai kelinci percobaan.

Oleh karenanya, untuk membuktikan dan mematahkan anggapan tersebut, Ridwan Kamil siap untuk menjadi relawan yang akan diuji coba dengan disuntikkan vaksin.

Klarifikasi Ridwan Kamil soal vaksin Covid-19 itu diungkapkan melalui acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang pada Selasa (11/8/2020).
Klarifikasi Ridwan Kamil soal vaksin Covid-19 itu diungkapkan melalui acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang pada Selasa (11/8/2020). (Channel YouTube Indonesia Lawyers Club)

Tak Mau Hoaks Tersebar, Ridwan Kamil Jelaskan Alasan Kerja Sama Vaksin Covid-19 dengan Tiongkok

Tidak sendirian, Ridwan Kamil mengatakan ditemani oleh Kapolda Jawa Barat dan Panglima Kodam (Pangdam).

Kepastian itu disampaikan dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (11/8/2020).

"Saya sendiri mendaftarkan diri sebagai relawan bersama Kapolda dan Pangdam, semata-mata untuk menunjukkan gestur bahwa pengetesan ini bukan kelinci percobaan," kata Ridwan Kamil.

"Ada bahasa, 'Pemimpinnya aja takut berarti rakyat dijadikan kelinci percobaan'," imbuhnya.

"Saya kira enggak begitu," tegasnya.

Mantan Wali Kota Bandung itu mengatakan banyak sudut pandang dalam menghadapi dan menyikapi pandemi Covid-19.

Mulai dari kacamata politik, secara ilmiah, maupun dari sudut pandang kemanusiaan.

Oleh karena itu, ketersediaan dirinya sebagai relawan pengujian vaksin, yang utama harus dilihat dari sudut pandang kemanusiaan yakni kegotongroyongan.

"Kalau melihat Covid ini ada tiga kacamata. Kalau pakai kacamata politik marah-marah isinya, kalau pakai kacamata ilmiah kita cari solusi, kalau bahas Covid dari kacamata kemanusiaan kita cari kegotongroyongan," kata Ridwan Kamil.

"Dan kami terdaftar. Saya akan dites, disuntikkan virus itu," jelasnya.

Meski dari China, Ketua Tim Riset Uji Klinis UNPAD Jamin Vaksin Covid-19 Layak Konsumsi atau Halal

Lebih lanjut, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa nantinya penyuntikan vaksin tersebut atau vaksinasi akan dilakukan sebanyak dua kali pada setiap orang.

Menurutnya sebenarnya ada tiga tipe vaksinasi yang umum digunakan.

Pertama adalah sebagian dari virus diambil dan disuntikkan ke tubuh.

Kedua, menyuntikkan virus yang telah dilemahkan.

Kemudian yang ketiga, menggunakan virus yang telah dimatikan.

Dikatakannya bahwa metode ketiga itu adalah yang paling aman untuk diberikan kepada manusia.

Namun diakuinya metode tersebut harus dilakukan dua kali penyuntikan untuk memastikan reaksi dari vaksin tersebut.

"Virus dimatikan ini kelemahannya harus dua kali suntik. Jadi bisa dibayangkan sejumlah penduduk Indonesia dikali dua kali," tuturnya.

Oleh sebab itu, yang menjadi pertimbangan selanjutnya tentunya adalah jumlah produksi dari vaksin tersebut menjadi lebih banyak.

"Itulah PR besarnya. Selain produksi, ada manajemen logistik bagaimana memberikan kepada masyarakat," tambah Ridwan Kamil.

Tanggapan WHO soal Vaksin Covid-19 yang Diklaim Rusia Pertama Kali

Simak videonya mulai menit ke- 14.40

Ridwan Kamil Jelaskan Alasan Kerja Sama Vaksin Covid-19 dengan Tiongkok

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil angkat bicara terkait pro kontra yang muncul dengan pengadaan vaksin Covid-19.

Satu di antara yang menjadi sorotan bahwa vaksin itu diproduksi Biofarma bekerja sama dengan perusahaan yang berasal dari Tiongkok, Sinovac.

Klarifikasi Ridwan Kamil soal vaksin Covid-19 itu diungkapkan melalui acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang pada Selasa (11/8/2020).

Ridwan Kamil mengatakan bahwa sebenarnya ada empat negara asal pembuat vaksin Covid-19 yang dilirik oleh pemerintah untuk kerja sama, termasuk dari Tiongkok.

Namun dari keempat negara itulah, hanya perusahaan dari Tiongkok, Sinovac yang sudah siap untuk diajak kerja sama.

Sedangkan negara-negara lain masih memproses vaksin tersebut. 

"Nah vaksin ini sudah ada di Kota Bandung siapa yang akan dipergunakan di Indonesia, meluruskan Hoaks."

"Jadi satu yang ada di Tiongkok, kedua dari Korea, ketiga dari Inggris, keempat dari Indonesia sendiri."

"Tapi yang dari Korea, Inggris, Indonesia belum selesai tahap satu, tahap duanya," jelas Ridwan.

 Di ILC, Anies Baswedan Bahas soal Atasi Corona: Kami Tidak Mendengarkan Klaim Orang Tidak Jelas

Selain karena sudah siap digunakan, Sinovac juga sudah biasa bekerja sama dengan perusahaan obat di Indonesia, Biofarma.

Kedua perusahaan itu bekerja sama dalam membuat vaksin-vaksin penyakit lainnya.

"Yang sudah selesai dari empat negara ini adalah Sinovac yang memang sudah bikin kerja sama dengan Biofarma di vaksin-vaksin lain," ungkapnya.

Ridwan Kamil menjelaskan, Sinovac itu sudah selesai dalam mengembangkan vaksin lantaran wabah itu sendiri sudah terjadi lebih dulu dibanding negara lain.

"Dan mereka mendahului karena kasus Covidnya kan Tiongkok duluan maka riset juga duluan," kata dia.

Ridwan Kamil juga mengatakan bahwa dengan adanya BUMN yang mengurusi vaksin penyakit di Jawa Barat itu bisa menjadi keuntungan.

Sekali lagi, vaksin dari Tiongkok dipilih lantaran dianggap paling siap dibanding negara-negara lainnya.

"Jadi kenapa dipilih Tiongkok yang karena mereka paling siap, jadi enggak usah milih-milih ibaratnya kita lagi perang, kita mau nembakin musuh ga ada alat, senjatanya ada buatan China pake aja yang ada sambil kita berikthiar mendapat alat-alat perang melawan Covid lebih baik," kata dia. (TribunWow/Elfan Nugroho/Mariah Gipty)

Tags:
Ridwan KamilCovid-19Virus CoronaIndonesia Lawyers Club (ILC)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved