Terkini Nasional
Direktur Eijkman Sarankan ILC Bahas Prioritas Vaksinasi, Karni Ilyas: Tenaga Kesehatan Dulu
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Amin Soebandrio memberikan saran kepada pembawa acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Amin Soebandrio memberikan saran kepada pembawa acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas.
Dilansir TribunWow.com, Amin Soebandrio menyarankan supaya ILC nantinya ada pembahasan tentang prioritas yang akan mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Saran tersebut diberikan lantaran adanya keterbatasan dari produksi vaksin Covid-19 dan diakui akan menjadi sebuah problem tersendiri.

• Jadi Relawan Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil: Pengetesan Ini Bukan sebagai Kelinci Percobaan
Menurutnya, kapasitas produksi vaksin Covid-19 diperkirakan hanya akan mencukupi sekitar 70 persen dari jumlah penduduk di Indonesia.
"Yang kita ingat yang divaksinasi mungkin hanya sekitar 70 persen yang lainnya barangkali belum kebagian, bagus kalau semuanya bisa divaksinasi," ujar Amin Soebandrio.
Menurutnya, untuk hal tersebut diakui sejauh ini memang belum dibicarakan.
Apakah yang menjadi prioritas adalah para petugas kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 ataupun pejabat pemerintah yang mengurusi pemerintahan.
Ataupun kemungkinan lain adalah para siswa yang akan kembali melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Dirinya menambahkan bahwa hal itu nantinya akan ditentukan oleh Kementerian Kesehatan.
"Kita belum sampai diskusi nanti mungkin kalau vaksinnya ada siapa duluan yang akan divaksinasi, Pak Karni dulu atau saya dulu," kata Amin Soebandrio.
"Petugas kesehatan dulu, petugas keamanan dulu, pejabat pemerintah dulu, atau mereka yang memiliki risiko paling berat atau mereka yang sudah artinya dalam kondisi klinis parah," paparnya.
"Itu belum ditentukan, itu akan ditentukan oleh Kementerian Kesehatan," jelasnya.
• Tak Mau Hoaks Tersebar, Ridwan Kamil Jelaskan Alasan Kerja Sama Vaksin Covid-19 dengan Tiongkok
Amin Soebandrio lantas menyarankan supaya persoalan tersebut bisa diangkat sebagai tema di ILC.
Namun rupanya, Karni Ilyas mengatakan bahwa persoalan semacam itu tidak perlu lagi dibahas dan diperdebatkan.
Dirinya menegaskan bahwa yang perlu mendapatkan vaksinasi pertama kali adalah para petugas kesehatan yang memiliki risiko tertular paling besar.
"Mungkin nanti ILC berikutnya Bang Karni membahas itu, siapa yang duluan divaksinasi," saran Amin Soebandrio.
"Saya kira tidak perlu bahas, kalau saya prioritas tenaga kesehatan dulu," tegas Karni Ilyas.
Simak videonya mulai menit ke- 13.45
Ridwan Kamil Jelaskan Alasan Kerja Sama Vaksin Covid-19 dengan Tiongkok
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil angkat bicara terkait pro kontra yang muncul dengan pengadaan vaksin Covid-19.
Satu di antara yang menjadi sorotan bahwa vaksin itu diproduksi Biofarma bekerja sama dengan perusahaan yang berasal dari Tiongkok, Sinovac.
Klarifikasi Ridwan Kamil soal vaksin Covid-19 itu diungkapkan melalui acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang pada Selasa (11/8/2020).

Ridwan Kamil mengatakan bahwa sebenarnya ada empat negara asal pembuat vaksin Covid-19 yang dilirik oleh pemerintah untuk kerja sama, termasuk dari Tiongkok.
Namun dari keempat negara itulah, hanya perusahaan dari Tiongkok, Sinovac yang sudah siap untuk diajak kerja sama.
Sedangkan negara-negara lain masih memproses vaksin tersebut.
• Di ILC, Anies Baswedan Bahas soal Atasi Corona: Kami Tidak Mendengarkan Klaim Orang Tidak Jelas
"Nah vaksin ini sudah ada di Kota Bandung siapa yang akan dipergunakan di Indonesia, meluruskan Hoaks."
"Jadi satu yang ada di Tiongkok, kedua dari Korea, ketiga dari Inggris, keempat dari Indonesia sendiri."
"Tapi yang dari Korea, Inggris, Indonesia belum selesai tahap satu, tahap duanya," jelas Ridwan.
Selain karena sudah siap digunakan, Sinovac juga sudah biasa bekerja sama dengan perusahaan obat di Indonesia, Biofarma.
Kedua perusahaan itu bekerja sama dalam membuat vaksin-vaksin penyakit lainnya.
"Yang sudah selesai dari empat negara ini adalah Sinovac yang memang sudah bikin kerja sama dengan Biofarma di vaksin-vaksin lain," ungkapnya.
Ridwan Kamil menjelaskan, Sinovac itu sudah selesai dalam mengembangkan vaksin lantaran wabah itu sendiri sudah terjadi lebih dulu dibanding negara lain.
"Dan mereka mendahului karena kasus Covidnya kan Tiongkok duluan maka riset juga duluan," kata dia.
• Di ILC, Anies Baswedan Bahas soal Atasi Corona: Kami Tidak Mendengarkan Klaim Orang Tidak Jelas
Ridwan Kamil juga mengatakan bahwa dengan adanya BUMN yang mengurusi vaksin penyakit di Jawa Barat itu bisa menjadi keuntungan.
Sekali lagi, vaksin dari Tiongkok dipilih lantaran dianggap paling siap dibanding negara-negara lainnya.
"Jadi kenapa dipilih Tiongkok yang karena mereka paling siap, jadi enggak usah milih-milih ibaratnya kita lagi perang, kita mau nembakin musuh ga ada alat, senjatanya ada buatan China pake aja yang ada sambil kita berikthiar mendapat alat-alat perang melawan Covid lebih baik," kata dia. (TribunWow/Elfan Nugroho/Mariah Gipty)