Terkini Nasional
Prabowo Jadi Ketum Gerindra Lagi, Dipastikan Maju 2024? Effendi Gazali: Iyalah Masak Enggak Nyapres
Pakar komunikasi politik Effendi Gazali menilai Prabowo Subianto akan maju kembali dalam bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pakar komunikasi politik Effendi Gazali menilai Prabowo Subianto akan maju kembali dalam bursa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Minggu (9/8/2020).
Prabowo Subianto kembali ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Gerindra.

• Politik Dinasti di Mata Keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati: Tuhan Tahu Kebenarannya
Effendi menilai langkah Menteri Pertahanan tersebut adalah demi mengincar kemungkinan dapat maju dalam Pilpres 2024.
Ditambah lagi sinyal kedekatan Gerindra dengan PDIP semakin menguat.
Hal itu ia singgung saat melihat tajuk acara tersebut.
"Tadi judul sebelum 'Sinyal Koalisi Gerindra-PDIP' ini 'Prabowo Nyapres Lagi?'," kata Effendi Gazali.
"Jawabannya, nyapres. Iyalah, masak enggak nyapres?" tambahnya.
Diketahui sebelumnya Prabowo sudah tiga kali maju dalam pilpres.
Pada 2009 Prabowo maju sebagai calon wakil presiden dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Pada 2014 Prabowo maju sebagai calon presiden dengan didampingi Hatta Rajasa dan pada 2019 ia kembali maju didampingi Sandiaga Uno.
Meskipun Prabowo sudah tiga kali menghadapi kekalahan, Effendi menilai hal itu persoalan lain.
"Itu soal lain. Tapi Prabowo nyapres lagi, jawabannya nyapres," kata Effendi.
Ia menyebutkan Prabowo tidak akan segera menyatakan sikap dalam waktu dekat walaupun saat ini sudah ditetapkan kembali menjadi Ketua Umum Gerindra.
• Bahas Politik Dinasti, Sandiaga Uno Dukung Keponakan Prabowo di Pilkada 2020: Rakyat yang Menentukan
"Tapi bahwa itu ditanyakan ke Prabowo dan Gerindra, pasti jawabannya, 'Nanti dong, satu tahun atau satu setengah tahun sebelum pilpres'," terang pakar komunikasi tersebut.
Effendi kemudian menyebut perputaran politik di Indonesia sebagai fenomena.
Seperti diketahui, Prabowo kemudian bergabung dengan koalisi rivalnya dengan menerima jabatan Menteri Pertahanan.
Bahkan seusai Pilpres 2019 terjadi pertemuan antara presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo.
"Belum ada di dunia 'kan mereka yang bertarung dua kubu, yang satu kemudian menjadi bagian dari yang lain," ungkit Effendi.
"Karena itu, luar biasa juga ditandai dengan peristiwa ada pertemuan di MRT dan nasi goreng," tambahnya.
Effendi menilai pertemuan-pertemuan itu akan berdampak pada peta politik 2024 mendatang.
"Itu kejadian luar biasa untuk kemudian bahwa ini koalisi akan sampai kepada 2024," katanya.
Lihat videonya mulai menit 4:00
Keponakan Prabowo Terseret Isu Dinasti Politik
Isu politik dinasti kini semakin gencar berhembus menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2020.
Mulai dari Gibran Rakabuming Raka, hingga Siti Nur Azizah, keikutsertaan mereka di Pilkada disebut-sebut tak lepas dari politik dinasti.
Keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati mengatakan yang terpenting adalah niat untuk mengabdi kepada rakyat.
• Kembali Jadi Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto: Saya Siap
Dikutip dari acara HOT INDONESIA, Minggu (9/8/2020), Rahayu diketahui berencana ikut serta pada Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) sebagai Wakil Wali Kota mendampingi Sekda Tangsel Muhammad.
Rahayu mengatakan isu politik dinasti bukanlah hal baru bagi dirinya, justru ia cenderung siap menghadapi isu tersebut.
"Ini bukan hal baru, ini yang selalu kuhadapi seumur hidupku," kata dia.
"Bahkan ini sesuatu yang sudah dipersiapkan orangtua saya untuk saya hadapi."
"Ini adalah posisi baik Anda suka atau tidak, orang-orang akan menilai Anda," tegas Rahayu.
Putri dari Hashim Djojohadikusumo itu menjelaskan bahwa seseorang tidak bisa memilih dirinya mau terlahir dari siapa, dan dari keluarga yang bagaimana.
"Tetapi saya selalu bertanya-tanya, apakah kita bisa memilih dari siapa kita akan dilahirkan, dan dari keluarga mana kita berasal," ujar Rahayu.
"Kita tak bisa memilih itu, itu adalah faktanya."

"Sudah ditentukan saya terlahir dari Hashim Djojohadikusumo dan Anie Hashim Djojohadikusumo."
"Begitu juga dengan paman saya, dan kakek saya," imbuhnya.
Rahayu mengatakan dirinya lebih memilih untuk bangga akan keluarganya yang terdiri dari elit politik seperti Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto hingga mantan menteri di era Presiden Soeharto, Soemitro Djojohadikoesoemo.
"Daripada kita merenungkan atau mengeluhkan tentang hal itu," kata Rahayu.
"Saya bukan hanya belajar menerimanya (asal usul) tetapi saya bangga dengan asal-usul saya."
"Saya bangga dengan sejarah keluarga saya dan tak bisa dipungkiri kami datang dari keturunan pahlawan nasional," lanjutnya.
Politikus yang juga pernah bermain di sejumlah film itu mengatakan yang terpenting bagi dirinya adalah memberikan semua yang terbaik untuk rakyat.
"Maka sekali lagi dengan semua hal nepotisme dan semua itu, menurut saya tuhan mengetahui kebenarannya," kata Rahayu.
"Dan hanya itu yang harus kutahu dan lakukan yang terbaik sebagai pelayan rakyat," tandasnya.
• Refly Harun Dilema di Pilkada Solo, Tolak Politik Dinasti Gibran: Penantang Justru Candidacy Buying
Simak video selengkapnya mulai menit ke-1.58:
(TribunWow.com/ Brigitta Winasis/Anung)