Pilpres 2024
2 Alasan Prabowo Subianto Ungguli Anies Baswedan di Pilpres 2024, M Qodari: Bukan Elektabilitas
Berdasarkan hasil survei yang diselenggarakan oleh Indo Barometer di tahun 2019, Prabowo Subianto menduduki posisi nomor 1 di bursa Pilpres 2024.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Meskipun pemilihan presiden tahun 2024 masih berlangsung cukup lama, beberapa nama tokoh sudah dielu-elukan akan terjun ke Pilpres 2024, mulai dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari sendiri meyakini sementara ini hanya Prabowo yang paling potensial memasuki bursa Pilpres 2024.
Pernyataan itu didasari oleh fakta bahwa Prabowo adalah satu-satunya kandidat di survei yang memiliki partai dengan perolehan kursi di DPR yang cukup besar.

• Bahas Kemungkinan Prabowo Maju di Pilpres 2024, Pengamat Ungkap Kemungkinan Koalisi Gerindra - PDIP
Pemaparan itu disampaikan oleh Qodari dalam acara KABAR PETANG, Minggu (9/8/2020).
Pertama ia mengungkit soal survei yang dilakukan oleh pihaknya pada bulan Januari 2020 lalu.
Dari hasil survei tersebut tercatat Prabowo menduduki posisi nomor satu kandidat potensial Pilpres 2024 dengan angka 22 persen, disusul Anies Baswedan dengan angka 14 persen.
Kemudian barulah nama-nama lain seperti Sandiaga Uno, lalu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang semuanya rata-rata mendapat angka di bawah 10 persen.
Qodari tak memungkiri adanya pandemi Virus Corona (Covid-19) akan mengubah hasil survei.
Bahkan elektabilitas Prabowo cenderung turun.
Namun Qodari masih meyakini Prabowo adalah kandidat paling potensial untuk menjadi calon presiden.
"Pada hari ini kalau saya yang ditanya siapakah orang yang paling potensial menjadi calon presiden, saya cuman berani sebut satu nama," kata dia.
• Effendi Gazali Bahas Pilpres Terbelah 2 Kubu, Qodari: Tergantung Pak Effendi Mau Judicial Review?
2 Faktor Prabowo Potensial
Qodari mengatakan modal mengikuti Pilpres 2024 nanti justru bukan elektabilitas.
Ia menyoroti posisi Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra dengan perolehan kursi di DPR yang mencapai 14 persen.
Prabowo disebut dapat dengan mudah memenuhi syarat presidential threshold yang mensyaratkan butuh pencapaian kursi sebanyak 20 persen.
"Untuk maju calon presiden itu syarat nomor satu bukan elektabilitas, tapi punya partai politik," kata Qodari.
"Pada hari ini antara nama-nama yang sekarang muncul di survei itu, katakanlah Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Anies Baswedan."
"Yang punya partai itu praktis cuma Pak Prabowo," lanjutnya.
Qodari lalu membandingkan Prabowo dengan para nama-nama pesaingnya yang cenderung lemah, yakni Anies Baswedan masih belum pasti mengikuti partai apa, kemudian Ganjar juga masih bergantung akan keputusan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Terakhir adalah Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang hanya memiliki perolehan kursi di DPR sebesar tujuh persen saja.
Simak video selengkapnya mulai menit ke-6.31:
Refly Harun Bahas Nasib Anies di Pilpres 2024
Sebelumnya diberitakan, Pakar hukum tata negara Refly Harun membahas skenario pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2024.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam kanal YouTube Refly Harun, diunggah Rabu (15/7/2020).
Diketahui sejumlah nama diprediksi akan maju dalam pilpres empat tahun mendatang, termasuk Prabowo Subianto yang sudah dua kali mengajukan diri.

• Prediksi Apakah Anies Baswedan Maju Pilgub 2022 atau Pilpres 2024? Refly Harun: Seperti Jokowi
Refly menilai kemungkinan pasangan calon tergantung pada hasil survei elektabilitas menjelang 2024.
Awalnya ia membahas elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo jika disandingkan dengan Ketua DPR Puan Maharani.
Kedua tokoh tersebut berasal dari PDIP.
"Kalau calon wakil presidennya Puan Maharani bersama Prabowo, Ganjar tidak akan mendapatkan slot sebagai calon presiden atau calon wakil presiden," kata Refly Harun.
Refly menyebutkan nasib Ganjar akan ditentukan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Kalau Ganjar menjelang Pilpres 2024 elektabilitasnya paling tinggi nomor satu, maka nasibnya mungkin seperti Jokowi, Ibu Mega atau PDIP bersedia mencalonkan dia sebagai presiden," paparnya.
"Yang menjadi masalah adalah siapa calon wakil presidennya?" lanjut pakar hukum tersebut.
Menurut Refly, penentuan calon bergantung pada elektablitasnya.
Ia membandingkan dengan situasi Pilpres 2019 di mana tokoh nonpartai diajukan untuk mendampingi Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau elektabilitasnya tinggi dan tidak membutuhkan koalisi partai lain seperti Jokowi di dalam Pilpres 2019 kemarin, tidak butuh sosok partai politik, cukup orang di luar partai politik," paparnya.
Saat itu nama Mahfud MD hampir diajukan sebelum akhirnya pilihan jatuh kepada Ma'ruf Amin.
Refly menilai kemungkinan itu dapat saja terjadi.
"Maka bisa jadi PDIP akan memasangkan Ganjar Pranowo dengan Puan Maharani sepanjang Ganjar nomor satu elektabilitasnya," jelasnya.
Jika survei elektabilitas Ganjar Pranowo tidak menempati nomor satu, maka sulit baginya diajukan oleh partai.
Refly menyebutkan lebih strategis jika memasangkan Prabowo Subianto dengan Puan Maharani.
Ia kemudian menyinggung kemungkinan Anies Baswedan maju dalam Pilpres 2024 jika elektabilitasnya melonjak.
"Tapi kalau Prabowo tidak nomor satu, misalnya Anies Baswedan, konstelasi akan berbeda lagi," komentar Refly.
Refly menilai skenario pasangan calon pada Pilpres 2024 masih sangat dinamis.
"Nasib Prabowo tergantung hasil survei terakhir, nasib Anies Baswedan sangat tergantung hasil survei terakhir juga," tandasnya.
Lihat videonya mulai menit 12:30
(TribunWow.com/Anung/Brigitta)