Ledakan di Beirut
Ledakan di Beirut, Pakar Timur Tengah: Orang-orang di Lebanon Percaya Israel Terlibat Kasus Ini
Pakar Timur Tengah, Smith Al Hadar menanggapi soal dua ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) waktu setempat.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Pakar Timur Tengah, Smith Al Hadar menanggapi soal dua ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) waktu setempat.
Sementara itu, Israel yang selama dikenal sebagai musuh Lebanon membantah terlibat dalam peristiwa tersebut.
Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube tvOneNews pada Kamis (6/8/2020), Smith menyebut bahwa Lebanon merupakan negara yang selama ini sering terjadi konflik.

• Dampak Ledakan Besar di Beirut: 300 Ribu Penduduk Lebanon Kehilangan Rumah, Rugi Capai 5 Miliar USD
Konflik yang terjadi bukan hanya melibatkan pihak internal melainkan pihak-pihak dari negara besar lainnya.
"Lebanon ini sejak merdeka sudah menjadi ajang konflik negara-negara regional yang melibatkan negara-negara besar."
"Negara-negara regional yang biasanya terlibat di Lebanon itu Iran melalui Hizbullah di Lebanon, kemudian ada Suriah, kemudian ada Israel, dan Arab Saudi."
"Dan kemudian dari luar, Prancis dan Amerika Serikat," jelas Smith.
Terkait ledakan yang baru saja meluluh lantahkan Beirut, Smith menduga bisa saja memang benar-benar akibat kecelakaan.
Sebelumnya Pemerintah Lebanon menyebut ledakan itu terjadi akibat 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di gudang dekat pelabuhan.
Meski demikian tidak menutup kemungkinan ada pihak yang sengaja ingin mengacaukan Lebanon.
"Nah kita untuk melacak siapa kira-kira yang bertanggung jawab, saya memang katakan bahwa masalah ini belum jelas."
"Bisa jadi kecelakaan yang tidak disengaja, tapi bisa juga ini adalah merupakan langkah dari negara regional untuk mengacaukan Lebanon," jelasnya.
• Kesaksian Sejumlah Korban Ledakan di Beirut Lebanon, Tiba-tiba Bersimbah Darah saat Sedang Memancing
Menurut Smith, orang percaya bahwa Israel yang menjadi biang kekacauan pada Selasa kemarin.
"Nah orang-orang di Lebanon percaya bahwa Israel terlibat dalam kasus ini," ungkap Smith.
Jika pihak yang terlibat adalah Lebanon sendiri, Smith menilai kemungkinannya kecil.
Pasalnya negara enam juta penduduk ini tengah mengalami krisis ekonomi diperparah dengan wabah Covid-19.
"Nah yang saya ingin jelaskan siapa yang paling mendapat keuntungan dari ledakan di Beirut ini."
"Ledakan di Beirut akan merugikan Hizbullah di Lebanon, termasuk Iran sebagai pelindung dari Lebanon."
"Karena Lebanon pada saat ini adalah negara yang ekonominya terpuruk hebat jauh sebelum adanya Covid-19," terangnya.
Ia lalu menyinggung demo besar-besaran beberapa waktu lalu di Lebanon.
Demo itu menuntut agar Perdana Menteri sebelumnya, Saad al-Hariri untuk mundur dari jabatannya.
• Viral Sesi Foto Pernikahan Rekam Momen Ledakan di Beirut, Pengantin Wanita Lari Masuk ke Gedung
"Dengan adanya korupsi besar-besaran ditambah Covid-19, Lebanon itu terjadi kekacauan politik dan ekonomi yang sangat parah."
"Sudah 8 bulan ini Lebanon diperparah dengan demokrasi besar-besaran oleh semua lapisan sosial masyarakat Lebanon," katanya.
Smith menilai Israel lah yang menjadi pihak paling diuntungkan dalam kejadian ini.
Ia bercerita, beberapa hari kejadian Hizbullah dituduh telah melakukan penyusupan ke Israel
"Israel dalam hal ini adalah pihak yang paling mendapatkan keuntungan dari kejadian Beirut sekarang ini."
"Karena beberapa hari sebelum ledakan itu terjadi, itu terjadi konflik antara Israel dan Lebanon di mana Hizbullah ketika itu dituduh melakukan penyusupan ke Israel," jelasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-4:00:
Ancaman PM Lebanon
Dikutip TribunWow.com dari laman Al Jazeera pada Rabu (5/8/2020), Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab memberikan peringatan atau ancaman terkait ledakan itu.
Hassan Diab dengan tegas akan meminta pertanggungjawaban pada orang-orang yang bersangkutan.
Pasalnya ledakan itu telah menghilangkan puluhan nyawa serta menyebabkan ribuan orang luka-luka.
"Apa yang terjadi hari ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban."
"Mereka yang bertanggung jawab atas bencana ini akan membayar harganya," ujar Hassan pada Selasa.
Meski belum diketahui secara pasti apakah penyebab ledakan itu, pemerintah setempat menduga ada kaitannya gudang penyimpanan amonium nitrat bertahun-tahun.
Ia menyebut gudang penyimpanan bahan-bahan itu sudah ada sejak enam tahun lalu.
"Gudang berbahaya ini yang telah ada selama enam tahun, sejak 2014," katanya.

• Deretan Foto Beirut Lebanon Sebelum dan Sesudah Ledakan Dahsyat, Kota Indah di Tepi Laut Mediterania
Akibat kejadian tersebut, Hassan Diab meminta pada seluruh negara untuk membantunya.
Apalagi negara Lebanon juga tengah terpuruk dilanda krisis ekonomi serta wabah Virus Corona yang terus meningkat.
"Saya mengirim permohonan mendesak ke semua negara yang adalah teman dan saudara lelaki dan cinta Lebanon, untuk berdiri di sisinya dan membantu kami mengobati luka yang dalam ini," ujar PM yang baru menjabat Februari 2020 ini. (TribunWow.com/Mariah Gipty)