Terkini Internasional
Samfarid Fauzi, ABK WNI di Kapal China Sudah Setahun Hilang, Sempat Curhat Diberi Makan Bangkai Ayam
Seorang anak buah kapal (ABK) WNI di kapal Chinam Samfarid Fauzi (33) dilaporkan hilang kontak oleh keluarganya sejak setahun lalu.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Seorang anak buah kapal (ABK) WNI di kapal Chinam Samfarid Fauzi (33) dilaporkan hilang kontak oleh keluarganya.
Sang istri, Ingrid Frederica (31) mengungkapkan curhatan terakhir sang suami, yang mengaku diperlakukan buruk di kapal.
Ingrid menyebut, suaminya sudah 2 tahun melaut di kapal China.
Namun, setahun terakhir, ia tak bisa menghubungi suaminya itu.
• Dampak Ledakan di Beirut Terasa hingga Istana Baabda, Korban Luka Disebut Mencapai 4.000 Orang
Ya, Samfarid resmi hilang kontak dari keluarga sejak Agustus 2019.
Kisah pilu Samfarid saat jadi ABK Kapal China itu diurai oleh Ingrid di kediamannya di Tegal, Jawa Tengah.
Dihimpun TribunnewsBogor.com, berikut adalah kisah Samfarid :
Awal Mula
Dikutip dari Kompas.com, Ingrid bercerita awalnya sang suami bekerja di sebuah pabrik di Tegal.
Tak berapa lama bekerja, Samfarid pun tertarik saat melihat lowongan kerja untuk menjadi ABK kapal.
Hingga akhirnya, pada bulan April 2018, Samfarid pamit kepada Ingrid dan mulai bekerja di kapal China.
Sesuai kontrak kerja, Samfarid bekerja selama dua tahun.
Adalah agen bernama PT Puncak Jawa Samudra yang menjadi penyalur Samfarid bekerja di kapal China.
Berdasarkan kontrak, Samfarid digaji 300 dolar Amerika Serikat atau setara Rp 4,3 juta setiap bulan.
Sesuai dengan kontrak pula, seharusnya suaminya telah kembali pada April 2020.
Namun sekitar setahun lalu, Agustus 2019, Samfarid hilang kontak.
Selain suaminya, Ingrid mengatakan, ada enam ABK lainnya yang juga hilang kontak dengan keluarganya.
"Terakhir kontak dengan suami saya Agustus 2019," ujar Ingrid.
Diberi Makanan Busuk, Jam Istirahat Kurang
Diungkap Ingrid, semula Samfarid menjalani pekerjaan sebagai ABK Kapal China dengan lancar.
Kondisi mulai berubah ketika ayah Kenzie (6) ini dipindah kapal.
Samfarid semula bekerja di Kapal Fu Yuan Yu 060.
Selang beberapa waktu, suami Ingrid itu kemudian dipindah ke Kapal Hanrong 361.
Kala bekerja di Kapal yang terakhir, Samfarid sempat mengeluh kepada Ingrid.
Samfarid mengaku tidak kuat bekerja karena tak sesuai kontrak.
Sebab seharusnya hanya menjaring ikan, Samfarid justru diminta menjaring ikan di pagi hari dan malam lanjut memancing.
"Jadi bisa istirahat hanya maksimal 3 jam, istirahat makan saja 15 menit. Bahkan suami saya bilang ini kapal kalau ada buaya harus dipancing ya pancing. Intinya suami saya sudah tidak kuat bekerja di kapal. Pindah kapal setelah satu tahun dia berangkat," papar Ingrid dilansir dari TribunJateng.com.
Karenanya, sempat tak cemas, kekhawatiran Ingrid timbul lantaran ia menerima surat yang berisikan curhatan Samfarid.
Di dalam surat tersebut, Samfarid mengaku sudah tak kuat bekerja di Kapal China karena merasa tersiksa.
"Saya terakhir kali bisa komunikasi lancar dengan suami itu Agustus 2018. Ada yang paling membuat saya sakit dan semakin khawatir yaitu pas suami menitipkan surat ke teman bilang kalau sudah tidak kuat lagi karena tersiksa," imbuh Ingrid.
Ingrid pun mengisahkan kepiluan Samfarid kala bekerja di kapal China.
Selama bekerja di Kapal China, Samfarid diperlakukan tidak manusiawi.
Samfarid hanya diberi makan bangkai ayam yang digoreng hingga timun busuk.
Bahkan kepada Ingrid, Samfarid mengaku pernah makan hanya dengan garam.
"Tidur tidak nyenyak, makan bangkai ayam yang digoreng, pernah makan cuma pakai garam, makan pakai timun busuk, dan lain-lain. Maka saya sangat memohon bantuan Pak Presiden," tuturnya.
Lebih lanjut, Ingrid pun mengurai waktu istirahat Samfarid yang kurang.
"Obat-obatan tidak memadai, jam kerja siang malam, hingga hampir tidak ada waktu untuk istirahat," sebut Ingrid.
Suaminya yang tak tahan diperlakukan tak manusiawi, kata Ingrid, sempat berpindah-pindah kapal.
"Saya masih ingat, awalnya, suami bekerja di Kapal Fu Yuan Yu 060, kemudian dipindah bekerja ke Kapal Hanrong 361. Kalau tidak salah sampai tiga kapal," ujar dia.
Tulis Surat untuk Presiden Jokowi
Cemas dengan kondisi sang suami yang kini hilang kontak, Ingrid pun akhirnya melakukan sebuah tindakan.
Ingrid berinisiatif membuat surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Surat tersebut dia unggah di media sosial Facebook dan Instagram.
"Dalam surat itu, saya menyampaikan segala keluh kesah dan keinginan terbesar yaitu agar suami bisa pulang ke rumah. Kembali berkumpul dengan keluarga, terpenting bertemu anaknya Kenzie yang sudah sangat merindukan pelukan ayahnya," kata Ingrid dilansir dari Tribunjateng.com.
Perihal alasannya menulis surat untuk Jokowi, Ingrid pun mengurainya.
Bahwa Ingrid menggantungkan harapan terakhirnya agar sang suami bisa pulang yakni kepada pemerintah Indonesia.
"Kenapa saya pada akhirnya membuat surat terbuka untuk Pak Jokowi , karena itu jeritan hati saya. Harapan terakhir karena memang hanya pemerintah yang bisa membantu. Jadi saya sangat berharap ada respons dan bisa membantu memulangkan suami saya. Kalau agensi kapal China itu sangat alot tidak mau memulangkan, dengan banyak alasan seperti kapal tidak ada yang boleh bersandar," jelasnya.
Perusahaan Terus Mencari
Menanggapi hal tersebut, Perwakilan PT Puncak Jaya Samudra Pemalang Herman mengatakan terus mencari keberadaan ABK-nya yang hilang kontak.
"Kita sudah mengirim surat ke Kemenlu, BP2MI dan semuanya. Sebelum kasus ini viral kita sudah menyebar surat ke semuanya untuk mencari," kata Herman, saat dihubungi melalui sambungan telepon oleh Kompas.com.
"Kita juga sudah melaporkan ke KBRI Beijing dilanjutkan ke KJRI Guangzhou. Staf saya pro aktif dengan yang terkait, baik dengan link agensi maupun perwakilan di sana," lanjut Herman.
(TribunnewsBogor.com, TribunJateng.com, Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kisah Pilu ABK Kapal China, Dikasih Makan Bangkai Ayam Digoreng dan Timun Busuk, Kini Hilang Kontak