Pilkada Serentak 2020
Calon Lawan Gibran di Pilkada Solo 2020, Pasangan Independen Bajo Penuhi Syarat KPU terkait Dukungan
Bakal pasangan calon (bapaslon) Bagyo Wahyono dan FX Suparjo telah memenuhi syarat dari KPU Kota Solo untuk maju ke Pilkada 2020.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Bakal pasangan calon (bapaslon) Bagyo Wahyono dan FX Supardjo telah memenuhi syarat dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo untuk maju ke Pilkada 2020.
Dilansir TribunWow.com, pasangan yang menamai dirinya sebagai pasangan Bajo itu berhasil memenuhi persyaratan sebagai calon independen atau non-partai.
Pasangan Bajo mampu mengumpulkan kekurangan dukungan suara sebanyak 21.063 suara.
Dari jumlah tersebut, 19.551 di antaranya dinyatakan lengkap dan sudah sah.

• Kirimi WA FX Hadi Rudyatmo soal Pilkada Solo 2020, Achmad Purnomo: Saya Tidak Bersedia Jadi Apapun
Kepastian tersebut disampaikan oleh Komisioner KPU Kota Solo, Suryo Baruno, seperti yang dikutip dalam acara Kompas Jateng, Rabu (29/7/2020).
"Dari 21.063 tersebut kami melakukan proses mengecek kelengkapan dari dokumen tersebut, yaitu sejumlah 19.551, persoalan perbaikan dinyatakan lengkap," ujar Suryo Baruno.
"Sedangkan yang tidak lengkap yaitu sejumlah 1.512 dokumen," imbuhnya.
Suryo Baruno menjelaskan, pasangan Bajo akan masuk dalam tahap selanjutnya, yakni verifikasi administrasi.
Dikatakannya bahwa proses verifikasi berlangsung hingga 4 Agustus 2020 mendatang.
"Selanjutnya adalah tahapan verifikasi administrasi yang berlangsung dari tanggal 27 Juli hingga 4 Agustus 2020," jelasnya.
Jika kembali lolos tahap verifikasi administrasi, maka dapat dipastikan bisa maju sebagai calon wali kota dan wakil wali kota di Pilkada Solo 2020.
Dengan begitu, peluang Pilkada Solo 2020 untuk tidak hanya menghadirkan pasangan tunggal masih terbuka.
• Pengamat Yakini Gibran Rakabuming Belajar dari AHY, Sebut Momentum Tepat Maju ke Pilkada Solo 2020
Pasangan Bajo akan menantang kandidat kuat di Pilkada Solo 2020, yakni pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa.
Sebelumnya, keduanya menyampaikan rasa keoptimisannya untuk menantang pasangan kuat Gibran dan Teguh dalam memperebutkan kursi orang nomor satu dan dua di Kota Solo.
Namun, Bagyo menyadari bahwa dirinya dan juga pasangan hanyalah orang sederhana tidak sebanding dengan Gibran yang notabene merupakan anak dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bagyo sendiri merupakan seorang tukang jahit, sedangkan pasangannya Suparjo adalah menjabat sebagai ketua RW.
"Tapi ya wajarlah, kita itu wong cilik, seakan kita dipandang sebelah mata," ujar Bahyo, seperti yang dikutip dari tayangan Youtube Official iNews, Selasa (21/7/2020),
"Artinya bukan siapa-siapa, kita dan Pak Pardjo berjuang terus dengan para relawan kita, terus berjuang dan berjuang terus," ungkapnya optimis.
Selain itu, dirinya berharap dan meminta doa kepada masyarakat Kota Solo untuk keikutsertaannya di kontestasi Pilwalkot pada 9 Desember 2020 mendatang.
"Jadi saya harapkan juga masyarakat Solo saya minta doanya," ujar dia.
• Gibran Terseret Isu Dinasti Politik, Politisi PDIP: Kalau Ditunjuk Jadi Menteri, Boleh Protes
Simak videonya:
Gibran Jawab Tudingan Dinasti Politik
Bakal calon Wali Kota Solo di Pilkada serentak 2020, Gibran Rakabuming Raka akhirnya buka suara terkait banyaknya sorotan miring kepada dirinya.
Sorotan miring yang ditujukan kepada Gibran adalah berkaitan dengan adanya dinasti politik.
Seperti yang diketahui, Gibran sendiri merupakan putra sulung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com, Gibran mengatakan bahwa sebenarnya sudah banyak memberikan pemahaman, khususnya kepada masyarakat Kota Solo terkait apa itu dinasti politik.
Menurutnya, kondisi tersebut tetap bergantung bagaimana masyarakatnya sendiri dalam menggunakan haknya di pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Hal ini disampaikan dalam acaraa Webinar yang diselenggarakan oleh PDIP bertajuk 'Anak Muda Berpolitik Siapa Takut?' yang dikutip dari tayangan Youtube KompasTV, Jumat (24/7/2020).
"Saya hanya ingin menyampaikan saja masalah dinasti politik. Jadi banyak yang menanyakan masalah dinasti politik," ujar Gibran.
"Sebenarnya dalam satu tahun terakhir ini kalau di Solo ya, di kota saya itu setiap kali bertemu dengan warga itu selalu saya jelaskan apa itu dinasti politik," sambungnya.
• PKS Jalin Komunikasi dengan Achmad Purnomo untuk Lawan Gibran Rakabuming di Pilkada Solo 2020
Gibran menegaskan bahwa keinginannya untuk terjun ke politik dan maju di Pilkada Solo 2020 karena merupakan keinginnya pribadi.
Terlepas dari peran atau pengaruh dari sang ayah yang saat ini menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Oleh karenanya, dirinya menyadari bahwa Pilkada Solo 2020 akan digelar dalam koridor demokrasi.
Sehingga menurutnya tidak ada kewajiban atau keharusan bagi masyarakat yang mempunyai hak pilih untuk memilihnya di Pemilu pada 9 Desember 2020 mendatang.
"Jadi saya kan ikut kontestasi bisa menang bisa kalah, tidak harus diwajibkan memilih saya," kata Gibran.
"Bisa dipilih bisa tidak," tegasnya.
"Jadi tidak ada kewajiban mencoblos saya, ini kan kontestasi bukan penunjukkan," jelasnya.
• Dicecar ICW sampai Pengamat Politik soal Gibran Maju Pilkada Solo, Pro-Jokowi: Itu Kan Sinis
Atas dasar itu, Gibran mengaku merasa binggung dengan tudingan tersebut.
Dirinya lantas menyinggung sikap yang ditunjukkan oleh masyarakat yang terlihat menerima dengan baik.
"Jadi kalau yang namanya dinasti politik itu dimana dinasti politiknya, saya juga bingung kalau orang bertanya seperti itu," ungkap Gibran.
"Setiap kali saya blusukan warga menerima saya dengan tangan terbuka," terangnya.
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)