Terkini Daerah
Kuburan Dibongkar Lagi, Terungkap Takmir Masjid Berusia 76 Tahun Ternyata Tewas Dianiaya Anak Tiri
Teka-teki kematian Askuri (76) seorang takmir masjid di Gresik Jawa Timur akhirnya terungkap.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Teka-teki kematian Askuri (76) seorang takmir masjid di Gresik Jawa Timur akhirnya terungkap.
Penyebab kematian yang janggal diketahui akhirnya membuat polisi kembali membongkar kuburan korban.
Dari sana, terkuak bahwa Askuri ternyata meninggal karena dianiaya anak tirinya, MH (24).

• Kuburan Takmir Masjid Dibongkar karena Kematian Janggal, Warga: Ada Darah Berceceran Waktu Itu
• Pesan Suci ke Wanita yang Cintanya Ditolak Editor Metro TV Yodi Prabowo: Daripada Penasaran
Di hadapan pihak kepolisian dan awak media dalam rilis pengungkapan kasus di halaman Mapolres Gresik, Rabu (22/7/2020), MH mengakui telah menganiaya korban hingga kemudian meninggal dunia akibat luka yang dialami.
"Saya pukul pakai tangan," ucap MH.
Sebelum kejadian, MH mengakui sempat terjadi perselisihan antara dirinya dengan korban.
Mereka berdua lantas sempat terlibat kontak fisik, hingga korban akhirnya terjatuh dengan luka di bagian kepala.
"Saya pegang tangannya dan saya dorong, terus dia jatuh," kata MH.
Pada saat kejadian, keluarga korban sempat menutupi kasus ini dengan tidak melaporkan kepada pihak berwajib.
Namun, setelah mendapat laporan, petugas kepolisian langsung melakukan penyelidikan hingga membongkar makam korban untuk melakukan autopsi.
Hanya saja, MH pada kesempatan yang sama mengelak, jika dirinya tidak bermaksud menutupi kasus ini.
Dengan ia mengatakan, langsung pulang seusai terlibat cekcok dengan ayah tirinya waktu itu dan tidak mengetahui bila ayahnya sampai meninggal dunia.
"Dari pengakuan sementara, memang dilakukan dengan tangan kosong," ujar Kapolres Gresik, AKBP Arief Fitrianto.
• Pria Jual Calon Istri Rp 250 Ribu ke Pria Hidung Belang, Ngaku Buat Tambahan Biaya Nikah
• Sedang Bermain, Bocah Berusia 7 Tahun Ini Justru Tewas Tertabrak Mobil Pikap yang Dikendarai Ibunya
Kendati demikian, Arief menyatakan, pihaknya masih akan meminta keterangan lebih lanjut terhadap pelaku, sekaligus melengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sebelum kasus ini dilimpahkan kepada pihak kejaksaan.
Arief mengungkapkan, alasan MH tega menganiaya ayah tiri hingga kemudian meninggal dunia, lantaran tidak terima ibu pelaku mendapat perlakuan kurang pantas dari korban.
"Karena ibu tersangka pada saat yang bersangkutan berada di dalam penjara, tidak diberi penghidupan dan nafkah, sehingga yang bersangkutan ingin memastikan hubungan antara ibunya dengan ayah tirinya," kata Arief.
"Ada terjadi kesalahpahaman, sehingga kemudian tersangka mendorong dan melakukan penganiayaan kepada korban," lanjut dia.
Pelaku diamankan di tempat tinggalnya sendiri di Kecamatan Bungah, Gresik.
Karena, antara korban dengan ibu pelaku termasuk pelaku sendiri, sudah menempati rumah yang berbeda.
Atas perbuatan yang dilakukan, polisi menjerat pelaku dengan Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan yang berujung meninggalnya seseorang dan Pasal 338 tentang Pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
Seperti diberitakan sebelumnya, Askuri meninggal dunia pada 5 Juli 2020 dan dimakamkan sehari berselang.
Kendati demikian, pihak keluarga enggan melaporkan hal kurang wajar yang terjadi pada kondisi fisik almarhum tersebut ke pihak berwajib.
Hingga akhirnya membuat sebagian pihak curiga, dan menjadi perbincangan di kalangan warga desa setempat.
• Sosok Pembunuh Editor Metro TV Diketahui Saksi, Waktu Kematiannya Kini Terungkap
• Update Calon Pengantin Dikeroyok hingga Tewas di Palembang, Pelaku Akhirnya Ditangkap Polisi
Mengetahui hal ini, pemerintah desa setempat sempat berbicara dengan keluarga almarhum, dengan pihak keluarga kukuh mengatakan bahwa almarhum meninggal seusai terjatuh.
Setelah sempat menolak, pihak keluarga akhirnya melaporkan kejadian janggal tersebut kepada polisi.
"Kami berharap dengan ini kejadian sebenarnya bisa terungkap. Kematian almarhum cukup janggal, sebab ada darah berceceran di kasur dan lantai (waktu itu)," ujar Kepala Desa Serah Abdul Said, kepada awak media, Senin (20/7/2020).
Said mengatakan, dengan adanya pembongkaran dan proses identifikasi forensik yang dilakukan oleh pihak kepolisian, diharapkan bakal ada titik terang mengenai kondisi yang terjadi sebenarnya dan tidak lagi menjadi perbincangan warga.
"Pak Askuri ini sangat sehat meskipun sudah sepuh, tidak memiliki riwayat penyakit juga. Semoga autopsi yang dilakukan pihak kepolisian ini, bisa membuat titik terang apa sebenarnya yang terjadi," ucap dia.
(Kompas.com/Hamzah Arfah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengakuan Anak Tiri Penganiaya Takmir Masjid: Saya Pukul Pakai Tangan"