Breaking News:

Plkada Serentak 2020

Gerindra Dukung Gibran di Pilkada Solo, Refly Harun: Makin Mesra Rupanya Prabowo dengan Jokowi

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan tanggapannya terkait ramainya Pilkada Solo 2020 dengan majunya Gibran Rakabuming Raka.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
Instagram @fx.rudyatmo/KOMPAS.com/Ihsanuddin
Kolase foto Gibran Rakabuming Raka yang mencalonkan diri di Pilkada Solo 2020 dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan tanggapannya terkait ramainya Pilkada Solo 2020.

Hal itu menyusul majunya putra sulung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka yang diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP) pada Pilkada Solo 9 Desember 2020 mendatang.

Kondisi tersebut membuat Gibran yang berpasangan dengan Teguh Prakosa menjadi kandidat kuat untuk memenangkan Pilkada Solo 2020.

Gibran Rakabuming Raka (tengah) diajukan DPC PDIP untuk maju dalam Pilkada Solo 2020.
Gibran Rakabuming Raka (tengah) diajukan DPC PDIP untuk maju dalam Pilkada Solo 2020. (Instagram @fx.rudyatmo)

 

Gibran Maju Pilkada, Pengamat Nilai Kini Jokowi Tak Ada Bedanya dengan Elit Politik: Saya Kecewa

Ditambah lagi beberapa partai lain selain PDIP yang juga sudah menyampaikan akan memberikan dukungan, termasuk dari Partai Gerindra.

Menanggapi sikap dari Gerindra di Pilkada Solo 2020 tersebut, Refly Harun menilai ada hubungannya dengan ketua umumnya, yakni Prabowo Subianto.

Seperti yang diketahui, Prabowo dan Gerindra saat ini telah menjadi koalisi terhadap pemerintahan, termasuk kepada Jokowi yang notabene juga berasal dari PDIP.

Refly Harun lantas menilai hubungan antara Prabowo dengan Jokowi semakin mesra.

Padahal jika mengingat pada Pilpres 2019, keduanya merupakan pihak yang berlawanan.

"Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan dukungan ke Gibran bahkan merupakan perintah khusus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto," ujar Refly Harun membacakan sebuah artikel berita.

"Makin mesra rupanya Prabowo dengan Jokowi," kata Refly.

Andaikan Gibran Bukan Putra Jokowi dan Tak Terkait PDIP, Refly Harun: Tetap Menang atau Tidak?

Melihat kenyataan tersebut, Refly Harun pun mengatakan bahwa di dalam politik tidak mengenal lawan ataupun kawan yang abadi.

Karena dinamika politik yang dinamis dan memang tidak bisa diprediksi.

"Makanya politik itu tidak ada kawan dan lawan yang abadi, adanya kepentingan yang abadi," jelasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 3.53:

Refly Harun: Siapapun yang Lawan Klan Jokowi akan Kalah

Pakar hukum tata negara Refly Harun menyoroti majunya putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Solo 2020.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam kanal YouTube Refly Harun, diunggah Selasa (21/7/2020).

Diketahui DPP PDIP mengusung Gibran berpasangan dengan Teguh Prakosa, serta didukung Golkar, PAN, Gerindra, dan PSI.

Pasangan tersebut berpotensi menjadi calon tunggal di Kota Solo karena satu-satunya oposisi, PKS, tidak cukup memiliki kursi di DPRD untuk mengusung calon.

Menanggapi hal itu, Refly menyoroti kemungkinan Gibran bersaing melawan 'kotak kosong'.

Ia menilai kini sulit bagi PKS untuk mengajukan calon wali kota.

 Pesan Ganjar Pranowo untuk Gibran Rakabuming: Soliditas Partai Paling Nomor Satu, Dikumpulkan Lagi

"Kalau semua partai mendukung Gibran, PKS ya mendukung GIbran juga. Kalau pengertian suara umat adalah suara rakyat, maka semuanya mencalonkan Gibran," komentar Refly Harun.

Ia menyebutnya sebagai paradoks kontes pemilihan umum di Indonesia.

"Bagaimana mungkin ada pemilihan langsung tapi calonnya cuma satu?" tanya Refly.

Refly kemudian menyamakan kondisi tersebut dengan pemilihan umum selama masa pemerintahan Soeharto.

Seperti diketahui, selama bertahun-tahun Soeharto terpilih sebagai calon tunggal dalam Sidang Umum MPR.

"Seperti pemilihan Presiden Soeharto di setiap Sidang Umum MPR saja. Mulai MPR tahun 1973, 1978, 1988, kemudian 1993, 1998, akhirnya mengundurkan diri selalu dengan mekanisme calon tunggal," katanya.

"Bahkan ketika menggantikan Presiden Soekarno tahun 1967 dalam Sidang Istimewa, juga calon tunggal," lanjut Refly.

Rudy Kini Usung Gibran, Effendi Gazali Soroti Sebelumnya Dukung Calon Lain: 3 Minggu Lalu Masih

Ia menilai fenomena itu terjadi karena citra Jokowi di mata masyarakat Solo masih tinggi.

Menurut Refly, masyarakat Solo menilai Jokowi adalah mantan wali kota yang berhasil.

Efek tersebut menimbulkan dampak positif terhadap elektabilitas Gibran sebagai putra sulung Jokowi.

Selain itu, dampaknya adalah calon kepala daerah lainnya enggan melawan sosok yang erat berkaitan dengan Jokowi.

"Saya sudah menduga siapa pun yang akan melawan klan Jokowi di Solo, pasti akan kalah," ungkap Refly.

Refly menyinggung faktor lain, yakni Kota Solo menjadi lumbung suara PDIP.

"Karena faktor Jokowi, tadi dibilang Jokowi effect, dan faktor PDIP, di situ disebut 'kandang banteng'," paparnya.

Ia menambahkan, sikap partai-partai lain tampak seperti langsung mendukung begitu PDIP mengajukan calon.

"Yang menarik adalah partai-partai lain seperti malas, tidak mau lagi berkontestasi, menyerah," komentar Refly.

(TrbunWow/Elfan Nugroho/Brgitta)

Tags:
Partai GerindraPilkada SoloRefly HarunGibran Rakabuming RakaJoko WidodoPrabowo Subianto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved