Pilkada Serentak 2020
Refly Harun Samakan Nasib Gibran dengan Puan Maharani: Separuh Politik Itu Klan Darah Biru, Dinasti
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menanggapi fenomena majunya putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo 2020.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menanggapi fenomena majunya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo 2020.
Dilansir TribunWow.com, Refly Harun lantas menyamakan nasib Gibran Rakabuming dengan Puan Maharani yang merupakan putri dari Mantan Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
Meski begitu, fenomena politik tersebut diakuinya tidak bisa dipermasalahkan dan memang harus diterima.
Namun menurutnya, kondisi ini menunjukkan adanya politik dinasti, seperti yang dikutip dari tayangan Youtube Refly Harun, Jumat (17/7/2020).

• Soal Rekomendasi PDIP untuk Gibran Rakabuming, Refly Harun: Saya Kira Jokowi Bangun Kelam Politiknya
"Sebenarnya kalau kita mau mengkritik fenomena seperti ini ya mau diapakan lagi?" ujar Refly Harun.
"Memang kadang-kadang separuh dari politik itu adalah klan darah biru, dinasti, kita tidak bisa pungkiri itu terjadi di mana-mana," ungkap Refly Harun.
Refly Harun menilai keluarnya rekomendasi PDIP untuk Gibran supaya bisa melenggang ke Pilkada 2020 tentu tidak terlepas dari sosok ayahnya, yakni orang nomor satu di Indonesia.
Apalagi Gibran mengalahkan seniornya yang juga merupakan kader PDIP yang saat ini menjadi Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo.
Menurutnya, hal itu tidak hanya terjadi pada Gibran, melainkan juga para politikus lain yang lahir dari para tokoh penting negara.
"Dan memang paling gampang kalau ayahnya orang hebat di partai politik ya maka kemudian anaknya cepat sekali anaknya," jelasnya.
Ia kemudian menyinggung nama Puan Maharani yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR periode 2019-2024.
Menurutnya, Puan Maharani lebih beruntung ketimbang Gibran karena memiliki status keluarga yang sangat jelas terpandang.
• Gibran Maju Pilkada Solo 2020, M Qodari Nilai Bermodal PDIP dan Citra Jokowi: Walkot yang Berhasil
Tidak hanya cukup dari seorang ibu yang merupakan mantan presiden, melainkan juga datang dari sosok kakek yang merupakan seorang proklamator, yakni Ir. Sorkarno atau Bung Karno.
Termasuk juga ayahnya yang merupakan mantan Ketua MPR.
"Seperti misalnya Puan Maharani, luar biasa kalau kita lihat statusnya, bibit, bobot, bebet, dia punya semuanya," terang Refly Harun.
"Dia punya kakek yang namanya Bung Karno, punya ayah mantan Ketua MPR yang juga tokoh, punya Ibu mantan presiden," ucapnya.
Maka dari itu, dikatakan Refly Harun bahwa fenomena tersebut seperti tidak adil bagi politikus lainnya.
Namun baginya hal seperti itu bisa dikatakan wajar-wajar saja.
"Jadi wajar saja orang-orang seperti itu berpolitik secara mudah dan murah, tidak perlu berkeringat dan bersusah payah, tiba-tiba langsung di atas," pungkasnya.
• Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Bongkar Mimpi-mimpi Gibran Rakabuming untuk Bangun Kota Solo
Simak videonya mulai menit ke- 10.34
Refly Harun: Saya Kira Jokowi Bangun Kelam Politiknya
Dalam kesempatan tersebut, Refly Harun memberikan tanggapan terkait direkomendasikannya Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wali kota Solo pada Pilkada 2020.
Putra sulung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini sebelumnya mendapatkan rekomendasi dari Partai PDI Perjuangan berpasangan dengan Teguh Prakosa.
Dilansir TribunWow.com, yang menarik menurut Refly Harun adalah, pasangan Gibran dan Teguh mengalahkan bakal calon lainnya yang juga dari PDIP yang saat ini menjadi Wakil Wali Kota Solo, yakni Achmad Purnomo.

Menurutnya, bukan fenomena aneh terkait terjunnya Gibran di politik dan langsung maju sebagai calon wali kota Solo dengan mengalahkan seniornya di PDIP.
Refly Harun menganggap fenomena tersebut seperti membangun politik yang kelam, khususnya dari Jokowi.
Terlebih tidak hanya Gibran, menantu dari Jokowi, Bobby Nasution juga mencalonkan diri pada Pilkada 2020 Kota Medan.
"Saya kira ini fenomena yang terjadi di mana-mana ya, dan saya kira ini adalah Jokowi membangun kelam politiknya," ujarnya, dikutip dari tayangan Youtube Reffly Harun, Jumat (17/7/2020).
"Nanti yang lain juga akan menyusul, Boby Nasution sudah akan dicalonkan di Pilwalkot Medan, sudah ada rekomendasi dari Partai Golkar," imbuhnya.
• Ditawari Jokowi Jabatan hingga Cukur Kumis, Ini yang Dialami Purnomo seusai PDIP Pilih Gibran
Refly Harun lantas menilai kondisi seperti itu ada kemungkinan juga akan diikuti oleh putra bungsu dari Jokowi, Kaesang Pangarep ketika sudah tiba pada waktunya.
"Kemudian kita akan lihat adiknya Gibran, juga kalau sudah cukup usia, bisa jadi," kata Refly Harun.
"Kemudian juga akan terjun ke politik."
"Atau jangan-jangan dia menggantikan Gibran dan Gibran naik menjadi Gubernur," ungkapnya.
Meski begitu, menurut Refly Harun, pengaruh Jokowi akan semakin kecil setelah 2024 atau bisa dikatakan ketika sudah tidak lagi menjadi presiden.
Berbeda cerita jika Jokowi justru menjadi ketua umum PDIP menggantikan Megawati Soekarnoputri.
Tetapi dikatakan Refly Harun, kemungkinan tersebut sangat kecil dan bisa dikatakan tidak mungkin.
Selain Jokowi dinilai akan turun predikat, di kubu PDIP juga sudah ada penerus dari Megawati, yakni putrinya sendiri, Puan Maharani.
"Tapi sekali lagi, faktor Jokowi pasca 2024 tidak akan kuat lagi, kecuali ada sebuah pergeseran yang luar biasa di PDIP, Megawati step down, tiba-tiba yang menggantikan ketua umum itu bukannya Puan Maharani, tetapi mantan Presiden Jokowi," terang Refly Harun.
"Tapi lucu juga, masa presiden dua periode lalu kemudian take over partai politik, rasanya tidak elok," pungkasnya.
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)