Terkini Daerah
Kabar Terbaru WNA Prancis Cabuli 305 Anak, Akhirnya Tewas Bunuh Diri dengan Lilitkan Kabel
Warga Negara Asing asal Prancis, Francois Abello Camille alias Frans (65) pada 305 anak kini dikabarkan tewas.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Warga Negara Asing asal Prancis, Francois Abello Camille alias Frans (65) pada 305 anak kini dikabarkan tewas.
Frans nekat mengakhiri hidupnya sendiri di sel tahanan di Polda Metro Jaya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan bahwa Frans bunuh diri dengan cara melilitkan kabel ke lehernya.

• Fakta Baru WNA Prancis Cabuli 305 Anak, Diduga Banyak Video, Pelaku Tak Mau Buka Pasword Laptop
Dikutip TribunWow.com dari laman Kompas TV pada Senin (13/7/2020), kabel listrik itu didapatkannya dari sudut kamar tahanan.
"Kabel cukup tinggi, tapi dia bisa meraihnya. Orang biasa tidak mungkin bisa ambil. Tapi karena dia tinggi, dia bisa ambil."
"Kabel ada di ujung, dia melompat dan mengambil kabel tersebut, lalu dililitkan ke leher," ujar Yusri, Senin (13/7/2020).
Yusri menilai kabel yang dipakai itu sebenarnya cukup sulit dijangkau.
Sehingga, polisi juga masih akan menyelidiki kasus bunuh diri itu.
Saat ini pihaknya juga masih melakukan pendalaman terkait tindakan cabul pada 305 anak itu.
• Kekurangan Uang, Dugaan Baru Motif Ekonomi WNA Prancis Cabuli 305 Anak: Untuk Putar Balik Modal
Menurut keterangannya tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru dalam kasus itu.
Frans tak langsung meninggal setelah melakukan percobaan bunuh diri itu.
Petugas rutan yang mengetahui kejadian itu langsung melakukan pertolongan dengan membawa pelaku ke Bidokkes Polda Metro Jaya.
Namun setelah dirawat tiga hari di RS Polri, nyawa pria 65 itu tidak terselamatkan.
Kabid Dokker Polda Metro Jaya Kombes Pol Umar Shahab meninggalnya Frans karena adanya keretakan tulang belakang di leher.
Lilitan kabel di leher Frans membuat kurangnya suplai oksigen ke otak.
• WNA Prancis Cabuli 305 Anak Gadis di Jakarta, Kerap Berpindah Hotel selama 3 Bulan Terakhir
Tak Mau Kooperatif
Saat ini polisi tengah menyelidiki apakah ada motif ekonomi terkait kasus itu.
Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Sabtu (11/7/2020), Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat menegaskan Frans tidak bertindak kooperatif dalam kasus ini.
Frans tidak mau membuka pasword semua folder dalam laptopnya dan akun media sosial yang ia miliki.
"Tadi yang saya katakan itu terkunci, dan yang bersangkutan tidak mau membuka paswordnya."
"Saat ini kita masih melakukan kerja sama dengan Direktorat Siber Mabes Polri untuk membuka keseluruhan folder yang ada pada dirinya dan juga beberapa platform yang dia miliki, akunnya," ujar Tubagus.
Polisi masih bertanya-tanya apakah video cabul yang Frans rekam sendiri dengan para anak itu hanya untuk kepentingan pribadi atau untuk keperluan lainnya.
Sehingga pihaknya harus bekerja sama dengan Tim Siber.
"Apakah hasil video ini didistribusikan kepada orang-orang tertentu atau kepada platform-platform yang dia ikuti."
"Nah inilah makanya kita masih bekerja sama dengan Direktorat Siber Mabes Polri untuk membuka ini, apakah ini menjadi komoditas atau untuk kepentingan pribadi," kata Tubagus.
Sehingga sekali lagi Tubagus menegaskan bahwa tersangka tidak bisa bertindak kooperatif.
"Ditanya apakah yang bersangkutan bertindak koorperatif ya tidak," pungkasnya.
• WNA Prancis Cabuli 305 Anak Gadis di Jakarta, Kerap Berpindah Hotel selama 3 Bulan Terakhir
Lihat video berikut mulai menit ke-00:50:
Modus Pelaku Jadi Fotografer
Demi melancarkan aksi bejatnya, Frans biasanya akan mengiming-imingi anak tersebut dengan imbalan uang dan dijanjikan untuk foto model.
Sementara itu, pelecehan itu dilakukan dari Desember 2019 hingga Februari 2020.
Frans biasanya mengaku sebagai fotografer profesional.
Pria 65 tahun itu juga akan mendandani korban-korbannya terlebih dahulu sebelum disetubuhi.
"Mereka didandani sehingga terlihat menarik kemudian mereka difoto. Jadi pelaku sampaikan ke korban untuk dijadikan foto model, kemudian disetubuhi," ujar Nana.
Nana menyebut, apa yang dilakukan Frans merupakan child sex groomer.
Menurut penyelidikan, Nana menuturkan bahwa biasanya Frans melakukan pencabulan di hotel yang berbeda-beda.
Selain itu, kamar hotel itu akan didekorasinya seperti studio pemotretan.
• WNA Perancis Cabuli 305 Anak di Hotel, Dekor Kamar Hotel untuk Pemotretan sebelum Beraksi

Nana menceritakan, Frans juga memasang kamera tersembunyi untuk merekam adegan pemerkosaan.
"Dalam menjalankan aksinya, dia (Frans) menyiapkan kamera tersembunyi untuk merekam aksinya," ujar Nana.
Meski demikian, Nana belum mengetahui secara pasti tujuan Frans merekam aksi bejatnya itu.
Polisi masih mendalami kemungkinan video diperjualbelikan.
"Ini masih kita kembangkan dikemanakan video yang tersangka buat," tutur Nana.
Frans ditangkap saat dirinya tengah bersama dua anak di bawah umur di sekitar kawasan Jakarta Barat.
"Di hotel tersebut penyidik mendapati tersangka bersama dua anak di bawah umur dengan kondisi telanjang dan setengah telanjang," kata Nana.
• Fakta Baru WNA AS Ketahuan Sewa PSK Anak di Kebayoran Baru, Ternyata Buronan FBI
Dalam mengatasi masalah itu, polisi juga sudah mengumpulkan sejumlah barang bukti di antaranya, 21 kostum, laptop, enam memory card, dua alat bantu seks atau vibrator, dan 20 kondom.
Akibat perbuatannya tersebut, Frans terjerat dengan Pasal 81 ayat 5 Jo 76 d UU RI tahun 2016 perubahan kedua atas UU RI tahun 2002 tentang perlindungan anak.
Sehingga, Frans terancam hukuman mati, seumur hidup atau paling ringan 10 tahun penjara.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
Artikel ini diolah dari Tribun Jakarta dengan judul WN Prancis Incar Anak Jalanan, Korban Didandani Sebelum Dicabuli; Cabuli Anak Jalanan, WNA Prancis Pasang Kamera Tersembunyi Rekam Adegan Intim; dan BREAKING NEWS Cabuli 305 Anak, Pria 65 Tahun Asal Perancis Ditangkap Polisi