Virus Corona
Dokter di Makassar Rawat 190 Pasien Virus Corona Seorang Diri, Ngaku Insentif Belum Dibayar
Dokter Sugih Wibowo bercerita walaupun sudah masuk bulan kedua bekerja, dia belum menerima insentif sama sekali.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Dokter Sugih Wibowo (37) meninggalkan istri dan anaknya yang berusia 3 bulan untuk bertugas merawat pasien Covid-19 di Hotel Harper, Makassar sejak 25 Mei 2020.
Di hotel tersebut, ia menjadi satu-satunya dokter yang diberi tanggunjawab untuk merawat 190 pasien Covid-19 yang tergabung dalam program duta wisata Covid-19 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Selama bertugas di hotel, Sugih hanya dibantu oleh tiga perawat.
• Ngaku Sering Disalahkan soal Covid-19, Risma Putuskan Buka Suara: Saya Sebetulnya Enggak Mau Bicara

"Di sini saya hanya sendirian dokter dan ditemani tiga orang perawat tangani 190 pasien. Kita bagi shift, digilir, dan tetap saling backup," kata Sugih saat diwawancara sejumlah wartawan, Kamis (2/7/2020).
Dokter Sugih sebelumnya bekerja di Puskesmas Maros.
Ia kemudian bertugas untuk merawat pasien Covid-19 yang dirawat di hotel yang menjadi program wisata Covid-19.
Ia mengaku tak menyangka jika menjadi satu-satunya dokter yang bertugas di Hotel Harper.
Padahal di hotel lainnya yang menjadi program wisata Covid-19, lebih dari satu orang dokter yang bertugas.
Belum menerima insentif
Dokter Sugih Wibowo bercerita walaupun sudah masuk bulan kedua bekerja, dia belum menerima insentif sama sekali.
Padahal ia berada di garda terdepan dan memiliki risiko terpapar. Tak hanya itu. Dengan bekerja seorang diri dan hanya dibantu tiga perawat, mereka juga terancam kelelahan karena ada 190 pasien yang harus mendapat perawatan.
"Ini jelas tidak sebanding. Jumlah pasien di sini dengan kami. Selama 24 jam full saya standby terus. Saya memang mengajukan diri, tapi tidak berpikir kalau sampai sendiri begini," kata Sugih.
• Bukan Drama, Pakar Komunikasi Sebut Sikap Sujud Risma sebagai Kemarahan Luar Biasa: Saya Ngalah
Sejak bertugas di Hotel Harper, dokter Sugih sudah menerima tiga kali menerima surat perpanjangan tugas sebagai penanggungjawab.
Ia juga mengaku kecewa karena insentif yang dijanjikan Presiden Jokowi belum diterimanya hingga saat ini. Padahal ia sudah bekerja cukup keras untuk merawat pasien Covid-19.
Kekecewannya semakin bertambah saat istrinya menanyakan biaya kebutuhan sehari-hari dan keperluan anak.
"Semua rasa kecewa bercampur di situ. Saya harap ke depannya pemerintah tidak lagi memperpanjang masa tugas sebagai penanggung jawab," ucap Sugih.
Ia mengaku hal tersebut di luar ekpektasinya. Apalagi ia juga rindu dengan istri dan anaknya yang masih berusia 3 bulan. Ia mengaku hanya bisa menangis jika tak bisa bersentuhan dengan keluarganya.
"Kalau terlalu rindu saya pasti menangis. Saya juga kecewa tidak berpikir diperlakukan seperti ini," ujar Sugih.
Meski umumnya menangani pasien Covid-19 yang berstatus orang tanpa gejala (OTG), ia mengatakan banyak pasiennya yang merasa tak nyaman.
Ia bercerita ada pasiennya yang stres saat dikarantina hingga keguguran. Ada juga pasien yang ingin bunuh diri.
"Semua itu harus dan mau tidak mau saya langsung tangani," ucap Sugih. (Kompas.com/Himawan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Dokter di Makassar Rawat 190 Pasien Covid-19 Seorang Diri, Insentif Belum Dibayar hingga Kangen Anak Istri"