Terkini Nasional
Singgung Menteri Titipan, Fahri Hamzah ke Najwa Shihab: Jangan Nanti Gantinya juga dari Titipan
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah menyinggung soal adanya menteri 'titipan' di jajaran kabinet Indonesia Maju.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah menyinggung soal adanya menteri 'titipan' di jajaran kabinet Indonesia Maju.
Dilansir TribunWow.com, Fahri Hamzah mengatakan bahwa menteri titipan menjadi satu dari tiga jenis atau kategori menteri yang berada kabinet.
Hal ini disampaikannya dalam acara Mata Najwa 'Trans7', Rabu (1/7/2020).

• Terawan Kembali Tak Mau Hadir ke Mata Najwa di Tengah Ancaman Reshuffle, Najwa Shihab Berikan Pesan
Pertama adalah menteri comfort zone, menurut Fahri Hamzah, jenis menteri tersebut digunakan untuk memelihara emosi dari presiden.
Ia mengatakan bahwa jumlah menteri comfort zone memang sedikit.
"Saya enggak mau menyebut tapi ini ada orang yang kayaknya fungsinya itu memelihara emosi presiden," ujar Fahri Hamzah.
"Itu kategori pertama, ini orang sedikit," tambahnya.
Kemudian yang kedua menurut Fahri Hamzah adalah orang yang profesional.
Namun, Fahri Hamzah justru menyoroti sikap Jokowi saat merekrut menteri-menteri yang dinilai profesional tersebut.
Menurutnya menilai seseorang profesional tidak bisa dilihat hanya dari sudut pandang dari kesuksesannya.
"Yang kedua adalah orang profesional, terus terang saja, kesalahan presiden di awal adalah meng-entertained opini menteri baru milenial saya kira itu keliru," jelasnya.
"Dengan segala maaf, orang-orang yang tadinya dianggap dia cemerlang di sana, dia hebat di perusahaan ini, ini beda dunianya," kata Fahri Hamzah.
"Dan karena itulah akhirnya kelihatan juga menjadi kelas ringan."
• M Qodari Sebut Ada 2 Lembaga yang Disinggung Jokowi dan Tak Dimunculkan, Najwa Shihab: BI dan OJK?
Selain kedua kategori tersebut, mantan wakil Ketua DPR itu menyebut masih ada yang dinamakan dengan menteri titipan, yakni titipan dari partai politik.
Menurutnya, menteri kategori ini menjadi yang terbanyak.
Fahri Hamzah menambahkan bahwa seharunya kondisi tersebut tidak ada dalam sistem pemerintahan Presidensial.
Termasuk juga kepada para menteri yang berasal dari partai politik, harusnya bisa lepas dari bayang-bayang partainya.
"Yang terakhir titipan, kayaknya ini yang agak mayoritas di sana," ungkap Fahri Hamzah.
"Dan itu yang sebenarnya ingin bersihkan dari pengertian kita tentang Presidensialisme. Presiden tidak punya titipan, tidak boleh punya titipan," tegasnya.
"Sumpah dan loyalitas menteri itu hanya kepada presiden," imbuhnya.
Melanjutkan pembahasan, Fahri Hamzah juga berharap kepada presiden untuk tidak memiliki perasaan yang salah dalam memperlakukan menterinya.
Dikatakanya bahwa semua menteri, baik itu dari partai politik ataupun tidak, semuanya merupakan anak buah atau bahkan pembantu.
"Karena itulah presiden tidak boleh misfeeling tentang seorang menteri, itu adalah seratus persen anak buah dia," terang Fahri Hamzah.
• Anggap Tak Seharusnya Jokowi Kesal, Fahri Hamzah Sebut Jatuhkan Wibawa: Cukup Moeldoko yang Marah
Setelah mendengar pernyataan dari Fahri Hamzah, Najwa Shihab lantas melontarkan pertanyaan terkait adanya evaluasi atau bahkan reshuffle jika memang diperlukan.
Najwa Shihab mengatakan sekaligus menyimpulkan apakah bahwa yang harusnya mendapatkan evaluasi adalah para menteri titipan tadi.
"Jadi kalau sekarang mengevaluasi yang harus dievaluasi yang paling banyak yang titipan tadi," tanya Najwa Shihab.
Namun hal itu tidak dibenarkan oleh Fahri Hamzah.
Dirinya menegaskan bahwa reshuffle merupakan hak prerogatif dari seorang presiden yang tentunya tidak bisa dipengaruhi oleh pihak manapun.
Oleh karenanya, Fahri Hamzah berharap Jokowi menggunakan hak tersebut dengan sebaik mungkin.
"Bebas saja, dia punya hak untuk memilih putra-putri terbaik bangsa ini kalau mau ganti orang,"
"Tapi jangan lagi-lagi nanti gantiannya itu dari titipan yang satu ke titipan yang lain," pungkasnya.
• Ancaman Reshuffle dari Jokowi, Tjahjo Kumolo: Teken Kontraknya Bisa Satu Hari, Bisa Satu Tahun
Simak videonya dari menit awal:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)