Breaking News:

Terkini Nasional

Beri Pesan ke Arya Sinulingga, Sudjiwo Tedjo Minta Jangan Merasa Bekerja Paling Keras: Sampeyan Enak

Budayawan Sudjiwo Tedjo menyampaikan kritik ke Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
Capture YouTube Indonesia Lawyers Club
Kolase foto Budayawan Sujiwo Tejo (kiri) dan Staf Khusus BUMN Arya Sinulingga (kanan). Sujiwo Tejo memberi pesan untuk Arya Sinulingga. 

TRIBUNWOW.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo menyampaikan kritik ke Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan saat diundang dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne, Selasa (30/6/2020).

Sebelumnya Arya Sinulingga mengungkapkan sejumlah hal yang sudah diupayakan Kementerian BUMN untuk membantu menangani pandemi Covid-19.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memberi keterangan kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (5/12/2019).
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memberi keterangan kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (5/12/2019). (KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)

Bicara Keadilan, Sudjiwo Tedjo Soroti Arloji Erick Thohir di ILC: Jauh Banget, Gimana Persamaan Nasib?

Setelah mendengar penjelasan itu, Sudjiwo Tedjo memberi pesan kepada Arya.

Awalnya ia mengakui kerja keras Arya sebagai Staf Khusus BUMN.

"Pesan saya untuk Mas Arya, kerja kerasnya saya akui, lah. Apalagi kau 'kan juniorku," kata Sudjiwo Tedjo.

Meskipun begitu, ia memberi pesan kepada Arya agar tidak merasa sudah bekerja paling maksimal.

Sudjiwo membandingkan dengan dirinya yang menjadi pekerja mandiri.

"Kerja keras oke, lah, tapi jangan merasa bekerja paling keras karena swasta lebih keras," ujar Sudjiwo.

Masih membandingkan dengan dirinya, Sudjiwo merasa pekerjaan Arya sebagai pegawai negeri lebih menjanjikan dengan gaji besar dan fasilitas lainnya.

Menurut Sudjiwo, kehidupan nonpegawai negeri atau pekerja swasta lebih sulit.

"Saya hidupnya lebih keras. Sampeyan enak, gajinya gede, mobilnya bagus," ungkap dalang tersebut.

"Aku gedebukan," tambahnya.

Mendengar hal itu, Arya Sinulingga tampak tertawa.

Di ILC, Sudjiwo Tedjo Minta Jokowi Keluarkan Perppu KPK: Hanya dengan Itu Kepercayaan Rakyat Kembali

Ia kemudian menyinggung persepsi masyarakat yang menganggap pegawai negeri mengabdi kepada negara.

Sementara itu, ada persepsi bahwa pekerja swasta hanya bekerja untuk dirinya sendiri.

Sudjiwo menilai hal ini tidak adil.

"Sudah itu, pegawai negeri dianggap mengabdi negara, sedangkan swasta bekerja. Enggak adil sama sekali," tuturnya.

Menurut dia, keduanya sama saja bekerja untuk mencari nafkah, bahkan seorang menteri sekalipun.

"Mestinya pegawai negeri juga bekerja, wong menteri juga cari duit, kok," sindir budayawan 57 tahun.

Sudjiwo merasa pekerjaannya sebagai dalang juga merupakan bentuk pengabdian kepada negara.

Ia menilai tidak adil jika hanya pegawai negeri yang dianggap telah mengabdi.

"Kenapa harus mengabdi pada negara? Kami juga mengabdi pada negara, mendalang itu mengabdi," tambah Sudjiwo Tedjo.

Sindir Arya Sinulingga, Adian Napitupulu Kritik Penjelasan Erick Thohir: Mungkin Usul Arya Kali Ya

Lihat videonya mulai menit 5:30

Soroti Arloji Erick Thohir di ILC

Budayawan Sudjiwo Tedjo menyoroti arloji yang dikenakan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, saat membicarakan soal keadilan di Indonesia.

Ia menyoroti perbedaan nilai yang sangat jauh antara arloji yang dikenakan olehnya, dengan arloji milik Menteri BUMN Erick Thohir.

Melalui perbandingan tersebut, Sudjiwo Tedjo menyimpulkan akan sulit meraih keadilan di Indonesia, selama masih ada perbedaan yang sangat jauh antar warganya.

 Di ILC, Sudjiwo Tedjo Bandingkan Kasus Penghinaan Gubernur: Aku Enggak Ada Urusan Sama Anies

Dilansir TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (11/2/2020), mulanya Sudjiwo Tedjo memuji keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh generasi muda warga Indonesia.

Namun ia menyayangkan pada generasi muda Indonesia yang begitu berprestasi tersebut, tidak ditemukan adanya unsur untuk mengikat mereka meraih tujuan yang sama.

"Kesatuan ini yang enggak ada," katanya.

Ia lalu membahas sekilas soal pemersatu bangsa di era Soekarno.

Pemersatu bangsa kala itu berasal dari kesamaan penderitaan dan nasib yang dialami oleh seluruh warga Indonesia.

"Melalui hal tersebut warga Indonesia dapat menjalin kesatuan dan bersatu bersama.

Sujiwo Tejo dalam tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (17/12/2019).
Sujiwo Tejo dalam tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (17/12/2019). (Tangkapan Layar YouTube Indonesia Lawyers Club)

"Dulu iya, itu ada disimpulkan di belakang, Bapak saya dan Bapak-bapaknya Pak Karni, makannya ulat, karung goni semua, ada persamaan nasib," ujar Sudjiwo Tedjo.

Kini hal tersebut tidak bisa lagi dirasakan, Sudjiwo Tedjo mencontohkan perbedaan nilai arloji miliknya dengan arloji yang dikenakan oleh Erick Thohir.

"Sekarang sudah enggak ada persamaan nasib," katanya.

"Arloji saya sama arlojinya Pak Thohir jauh banget."

"Gimana mau persamaan nasib?," lanjut Sudjiwo Tedjo.

Erick Thohir hanya bisa tertawa ketika Sudjiwo Tedjo mengatakan hal tersebut.

Sudjiwo Tedjo mengusulkan untuk meraih kesatuan di era modern saat ini, harus melalui persamaan tujuan.

"Maka saya usul bangsa harus diikat di depan, apa? Tujuan," jelasnya.

Untuk meraih hal tersebut Sudjiwo Tedjo tidak keberatan apabila hadir keberadaan seorang pemimpin tirani atau diktator yang mengontrol penuh warganya.

"Nah tujuan itu memerlukan tirani kalau perlu, saya setuju, asal percaya," paparnya.

Ia kemudian mencontohkan beberapa pemimpin tirani yang berhasil memajukan bangsanya.

Pemimpin-pemimpin tersebut di antaranya adalah Deng Xiao Ping, dan Park Chung Hee. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Anung)

Tags:
Arya SinulinggaSudjiwo TedjoJokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved