Breaking News:

Terkini Nasional

3 Ciri Gangguan Mental pada Anak Gara-gara Kecanduan Gadget, Termasuk Main Game Lebih dari 3 Jam

Psikiater dari RSJD Surakarta, dr Aliyah Himawati memperingatkan para orang tua untuk memperhatikan anaknya agar tidak kecanduan gadget.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
Channel YouTube Tribunnews.com
Psikiater dari RSJD Surakarta, dr Aliyah Himawati memperingatkan para orang tua untuk memperhatikan anaknya agar tidak kecanduan gadget. Hal itu diungkapkan saat melakukan dialog dengan Tribbunnews.com pada Kamis (25/6/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Psikiater dari RSJD Surakarta, dr Aliyah Himawati memperingatkan para orang tua untuk memperhatikan anaknya agar tidak kecanduan gadget.

Pasalnya kecanduan gadget bisa menyebabkan pada gangguan kejiwaan.

Hal itu diungkapkan saat melakukan dialog dengan Tribunnews.com pada Kamis (25/6/2020).

Ilustrasi bermain game online di hp.
Ilustrasi bermain game online di hp. (TRIBUNNEWS.COM/Dessita Chairani)

Raja jadi Korban Salah Tangkap Oknum Polisi saat Main Game Online, Teman Baiknya Ikut Menangkap

Mulanya, dokter Aliyah menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan saat anak memegang gadget atau bermain game,

Tiga hal utama antara lain, frekuensinya, durasinya maupun intensitasnya.

"Ada beberapa hal yang harus kita lihat atau kita cermati yang pertama adalah bermain game atau memegang gadget secara berlebihan baik frekuensinya, durasinya maupun intensitasnya," ujar dokter Aliyah.

Yang pertama perlu diperhatikan jika anak sudah bermain game lebih dari tiga jam.

"Berlebihan itu dalam satu hari lebih dari tiga jam dalam satu hari ada lebih tiga jam itu harus waspada, apakah ini termasuk sebuah kecanduan," kata dia.

Lalu, fokus anak-anak yang mulai teralihkan dari tugas-tugas utama juga menjadi perhatian.

Satu di antaranya soal mengabaikan tugas sekolah.

Tak Becus Main Game Online, Remaja di Lampung Dibunuh 2 Rekannya: Sering Reseh saat Main

"Yang kedua adalah anak-anak itu lebih memprioritaskan bermain game ini atau bermain gadget ini daripada mengerjakan tugas utamanya."

"Kalau anak sekolah ya mungkin tugasnya adalah menyelesaikan tugas-tugas sekolah, karena dia sangat senang dengan gamenya itu tugas-tugas itu terabaikan, itu perlu perhatian karena ini salah satu tanda dari kecanduan itu," jelas dokter Aliyah.

Ketiga, jika anak juga mengabaikan dampak fisik akibat memilih bermain game itu juga perlu menjadi perhatian.

Seperti mengabaikan makan maupun tidur bisa juga disebut kecanduan.

"Yang ketiga tetap melakukan permainan atau tetap memegang gadget ini meskipun dampak fisiknya sudah muncul, sudah muncul kelelahan tapi ditahan."

"Tapi ditahannya itu sampai sudah ngantuk tapi ditahan tapi tidak tidur karena seru ini gamenya dan berlanjut-lanjut sampai berkurang, perutnya lapar tapi keasikan sama gamenya sehingga dia juga menunda makannya," ungkapnya.

Inul Daratista Dampingi Anaknya Mengaji: Jangan Sampai Ibadah Anak Dikalahkan Game Fortnite

Menurut keterangan dokter Aliyah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan kecanduan game sebagai gangguan mental.

"WHO sendiri itu sudah menetapkan kalau kecanduan game itu sudah sebagai gangguan mental dalam di sini addictive behavior."

"Nah ini tadi mencakup tiga hal tadi itu ditetapkan sebagai gangguan mental," ucap dia.

Namun bisa dikatakan gangguan mental jika anak-anak mengalami kecanduan game selama 12 bulan berturut-turut.

"Dan waktunya paling tidak dia mengalami ini selama 12 bulan berturut-turut ini sudah masuk ke gangguan mental," kata dia.

Lihat videonya berikut:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Gangguan mentalGadgetPsikiater
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved