Breaking News:

Terkini Daerah

Tinggal di Gudang Terlantar, Keluarga Miskin di Solo Mengaku Tak Dapat Bantuan, Agus: Tidak Masalah

Sebuah keluarga miskin terpaksa tinggal di gudang terlantar yang dipenuhi sampah dan semak belukar di Jajar, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TribunSolo.com/ Ilham Oktafian
Agus Prayitno (berbaju biru) tengah menggendong anaknya di dalam bekas pabrik es, Jalan Dr Soedarso, Kelurahan Jajar, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Selasa (16/6/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Sebuah keluarga miskin terpaksa tinggal di gudang terlantar yang dipenuhi sampah dan semak belukar di Jajar, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Meski belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah setempat, mereka tidak ingin mempermasalahkan hal tersebut.

Sang ayah, Agus Prayitno (35) yang berkerja di sebuah warung angkringan atau wedangan mengatakan masih sanggup bekerja keras demi keluarganya.

Agus Prayitno (35) dan keluarganya tinggal di bangunan bekas gudang es di kawasan Jajar, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (16/6/2020).
Agus Prayitno (35) dan keluarganya tinggal di bangunan bekas gudang es di kawasan Jajar, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (16/6/2020). (KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

Keluarga Miskin Tinggal di Gudang Terlantar, Upah Rp 60 Ribu hingga Tak Berharap Bantuan Pemerintah

Dilansir Kompas.com, Selasa (16/6/2020) Meski tergolong keluarga miskin, Agus mengaku belum pernah mendapat bantuan dari pihak pemerintah.

Namun ia tidak mempermasalahkan hal tersebut karena merasa masih bisa berusaha untuk membiayai keluarganya yang terdiri dari seorang istri dan 3 anak.

"Saya punya anak tiga. Pertama usianya delapan tahun, lima tahun dan 1,5 tahun," kata Agus.

"Belum pernah dapat bantuan. Saya tidak dapat bantuan tidak masalah yang penting berani bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga," tuturnya.

Sementara itu, Lurah Jajar, Jati Utama sudah mengetahui adanya keluarga miskin yang tinggal di wilayahnya tersebut.

Ia mengaku sempat mengajukan bantuan untuk Agus, namun terhalang proses administrasi.

Pasalnya, Agus masih berstatus warga Kerten, sehingga tidak bisa dicatat sebagai keluarga penerima bantuan di Kelurahan Jajar.

Pihaknya sempat meminta Agus untuk mengurus perpindahan KTP Dan kartu keluarga, namun belum ditindak lanjuti hingga hari ini.

"Sebenarnya saya ingin mengajukan sembako buat dia. Tapi dilihat status KK-nya kok penduduk Kerten masih jadi satu sama ibunya (Agus). Dan, ibunya di Kerten itu dapat BST (bantuan sosial tunai)," terang Jati Utama.

Keluarga Miskin Tinggal di Gudang Terlantar, Upah Rp 60 Ribu hingga Tak Berharap Bantuan Pemerintah

Dilansir TribunSolo.com, Senin (16/6/2020), meski tak pernah mendapat bantuan dari pemerintah setempat, Agus mengaku tetap bersyukur dengan keterbatasannya.

Anak-anak dan istrinya juga tak pernah protes meski mereka terpaksa tinggal di bekas gudang es yang terlantar.

"Mungkin karena terbiasa, dari dulu gak pernah neko neko meski mereka tinggal di bekas pabrik es ini," kata Agus.

Agus menuturkan bahwa awalnya ia dan keluarga sempat menempati rumah kos di kawasan Karangasem, Laweyan.

Namun karena rumah tersebut akan dijual sang pemiliik, Agus yang menganggur mau tak mau harus berusaha mencari tempat tinggal untuk bernaung keluarganya.

"Cari kerjaan belum dapat. Dari pada tidak dapat tempat tidur mendingan saya dan keluarga menempati bangunan ini. Saya kasihan sama anak-anak," tutur Agus.

Saat ini, Agus sudah mendapat pekerjaan di sebuah wedangan kawasan perumahan Fajar Indah, namun Agus mengaku gajinya belum mencukupi jika harus mengontrak.

"Gaji saya sebulan 1,3 juta, kalau buat ngontrak tinggal sedikit, belum lagi buat biaya sehari hari dan biaya sekolah Farel," jelas Agus.

Agus berharap ia dan keluarganya dapat hidup nyaman di sebuah rumah yang layak suatu saat nanti.

"Harapannya seperti itu, tapi karena keadaan ekonomi belum juga terwujud," terangnya.

Kondisi Gudang Terlantar

Bangunan gudang yang sudah lama mangkrak tersebut memang tergolong tak layak huni karena keadaannya yang terlihat memprihatinkan.

Gudang bekas es yang berukuran 10 x 6 meter persegi tersebut sudah terlihat kotor dan berjamur karena usia.

Selain itu, atap bangunan sudah berlubang dan banyak kerusakan di sana- sini.

Pintu masuk ke gudang tersebut hanya ditutupi seng bekas tanpa adanya daun pintu, sehingga agak menyulitkan saat dibuka karena harus mengangkat lembaran seng tersebut terlebih dahulu.

Tak hanya itu, bangunan yang ditelantarkan pemiliknya tersebut berada di tengah lahan kosong yang ditumbuhi banyak pohon.

Di sekitarnya juga dipenuhi semak belukar dan sampah dari barang-barang bekas yang berserakan.

Sehingga, saat malam hari keluarga mereka kerap diganggu oleh nyamuk yang banyak terdapat di lokasi tersebut. (TribunWow.com/ Via)

Artikel ini merupakan olahan dari Kompas.com dengan judul "Kisah Satu Keluarga di Solo 5 Tahun Tinggal di Bekas Gudang Es, Tak Layak Huni dan Angker", dan Tribunsolo.com dengan judul "5 Tahun Tinggal di Bekas Pabrik Es, Keluarga di Solo Ini Cuma Andalkan Aki Jadi Sumber Listrik"

Sumber: Kompas.com
Tags:
SoloGudang EsSembako
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved