Terkini Internasional
Konflik Memanas, Korea Utara Tolak Tawaran Korsel dan Bakal Kirim Pasukan ke Perbatasan
Korea Utara mengatakan bahwa pihaknya akan memindahkan pasukan ke daerah-daerah perbatasan yang didemiliterisasi.
Penulis: Laila N
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Korea Utara (Korut) mengatakan bahwa pihaknya akan memindahkan pasukan ke daerah-daerah perbatasan yang didemiliterisasi, Rabu (17/6/2020).
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Korut dengan tegas menolak tawaran Korea Selatan untuk mengirim utusan khusus agar mengurangi ketegangan dan secara efektif mengakhiri upaya rekonsiliasi sejak 2018.
Langkah-langkah tersebut, dilaporkan oleh kantor berita negara KCNA, terjadi sehari setelah Pyongyang menghancurkan kantor penghubung bersama yang telah didirikan di kota perbatasan Kaesong sebagai bagian dari perjanjian damai, dan mendapat teguran keras dari kantor kepresidenan Korea Selatan.

• Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung dengan Korea Selatan seperti Ancaman Kim Yo Jong
Presiden Korea Selatan Moon Jae In, pada Senin (15/6/2020), menawarkan mengirim penasihat keamanan nasionalnya Chung Eui-yong dan kepala mata-mata Suh Hoon ke Pyongyang sebagai utusan khusus, dan mendesak Pyongyang untuk kembali berdialog.
Namun Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan seorang pejabat senior pemerintah, "dengan tegas menolak proposal yang tidak bijaksana dan mengerikan itu," menurut KCNA.
"Kim menertawakan penawaran Moon hingga menuduhnya menggunakan utusan untuk mengatasi krisis dan menyarankan 'proposal tidak masuk akal'," kata KCNA.
"Solusi untuk krisis saat ini antara Utara dan Selatan yang disebabkan oleh ketidakmampuan dan tidak bertanggung jawab pihak berwenang Korea Selatan adalah tidak mungkin, dan itu dapat dihentikan hanya ketika harga yang pantas dibayar."
Sebagai tanggapan, kantor Moon mengatakan Korea Selatan tidak akan lagi menerima "perilaku tidak masuk akal" oleh Korea Utara.
Yoon Do-han, juru bicara kepresidenan Blue House, mengatakan kecaman Kim terhadap Moon tidak sopan dan tidak masuk akal serta "pada dasarnya merusak kepercayaan yang dibangun oleh kedua pemimpin."
Penolakan tersebut, membatalkan kesepakatan perdamaian lintas-perbatasan terkait dengan pembangunan ekonomi, akan menjadi kemunduran besar bagi upaya Moon untuk rekonsiliasi yang lebih tahan lama dengan Korea Utara.
Tak hanya itu, penolakan ini juga akan semakin mempersulit upaya-upaya pimpinan Amerika yang telah terhenti dalam membujuk Pyongyang untuk meninggalkan program nuklir dan misilnya.
• Korea Utara Putuskan Semua Kontak dengan Korea Selatan, Sebut Kecewa Kasus Pembelot yang Tak Selesai
Kim Yo Jong juga mengecam Moon dengan keras dalam pernyataan KCNA lainnya, dengan mengatakan ia telah mengubah hubungan antar-Korea menjadi "boneka AS".
"Di mata Kim, pemerintahan Moon memberikan terlalu banyak harapan palsu bahwa itu akan menentang tekanan AS untuk memajukan hubungan mereka," kata Chun Yung-woo, mantan utusan nuklir Korea Selatan, kepada kantor berita Reuters.

Pasukan bergerak
Dalam laporan terpisah KCNA pada hari Rabu, juru bicara Staf Umum Pasukan Rakyat Korea (KPA) mengatakan bahwa negara itu akan mengirim pasukan ke Gunung Kumgang dan Kaesong di dekat perbatasan, di mana kedua Korea sebelumnya melakukan proyek ekonomi bersama .
Pos-pos polisi yang telah ditarik dari Zona Demiliterisasi (DMZ) yang sangat dibentengi akan dipasang kembali.
Sementara unit artileri di dekat perbatasan laut barat tempat para pembelot sering mengirimkan selebaran akan diperkuat dengan peringatan kesiapan yang ditingkatkan ke tingkat "tugas tempur kelas atas", kata juru bicara itu.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan memperingatkan bahaya aksi militer.
"Langkah-langkah ini menggagalkan upaya dua dekade oleh Korea Selatan dan Korea Utara untuk meningkatkan hubungan antar-Korea dan menjaga perdamaian di semenanjung Korea," Jeon Dong-jin, direktur operasi di Kepala Staf Gabungan seperti dikutip oleh berita Yonhap.
"Jika Korea Utara benar-benar mengambil langkah seperti itu, itu pasti akan membayar harganya," sambungnya.
• Kronologi Lengkap Bentrok India Vs China yang Sebabkan 20 Tentara India Tewas
KPA mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah mempelajari "rencana aksi" untuk memasuki kembali zona yang telah didemiliterisasi di bawah pakta militer antar-Korea tahun 2018 dan "mengubah garis depan menjadi benteng".
Kementerian pertahanan Seoul telah mendesak Korea Utara untuk mematuhi perjanjian tersebut, di mana kedua pihak sepakat untuk menghentikan "semua tindakan bermusuhan" dan membongkar sejumlah bangunan di sepanjang DMZ.
Senin diketahui menandai peringatan 20 tahun KTT antar-Korea pertama.
Moon menyatakan penyesalannya bahwa hubungan Korea Utara-AS dan antar-Korea belum berkembang seperti yang diharapkan. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)