Terkini Internasional
Konflik Korut dan Korsel Kembali Memanas, PBB Minta Kedua Belah Pihak Duduk Bersama
Resah dengan propaganda yang disebar oleh pembelot, pihak Korea Utara memilih untuk menghancurkan gedung penghubung Korut dan Korsel di perbatasan.
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pihak Korea Utara akhirnya menghancurkan kantor penghubung dengan Korea Selatan di perbatasan Kaesong, Selasa (16/6/2020).
Hal ini merupakan tindak lanjut ancaman yang dilakukan oleh Pyongyang.
Akibat peristiwa ini akan menimbulkan kemunduran serius dari upaya Presiden Korea Selatan Moon Jae-In untuk merajut perdamaian.
• Konflik Memanas, Korea Utara Tolak Tawaran Korsel dan Bakal Kirim Pasukan ke Perbatasan
• Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung dengan Korea Selatan seperti Ancaman Kim Yo Jong
Dilansir oleh Tribunnews.com, Rabu (17/6/2020), menurut laporan dari Kantor berita resmi Korea Utara KCNA, negara itu menghancurkan kantor penghubung dengan "ledakan dahsyat" karena "marah".
"Penghancuran ini sejalan dengan pola pikir orang-orang yang marah kepada sampah manusia dan mereka, yang telah melindungi sampah itu, harus membayar mahal atas kejahatan mereka," demikian laporan KCNA merujuk pada para pembelot Korea Utara di Korea Selatan yang mengirim selebaran propaganda anti-Pyongyang selama bertahun-tahun.
Terkait peristiwa ini, pemimpin Korea Selatan menyerukan untuk berhenti menaikkan ketegangan.
Korea Selatan mengeluarkan pernyataan yang menyatakan "penyesalan yang luar biasa" atas penghancuran kantor penghubung.
Pernyataan tersebut, yang dikeluarkan setelah pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional, mengatakan penghancuran itu adalah "tindakan yang mengkhianati harapan untuk perbaikan hubungan Korea Selatan-Korea Utara dan menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea."
Secara terpisah, Departemen Pertahanan Korea Selatan mengatakan mereka tengah memonitor kegiatan militer Korea Utara dan siap siaga untuk bertempur.
• Korea Utara Putuskan Semua Kontak dengan Korea Selatan, Sebut Kecewa Kasus Pembelot yang Tak Selesai
• Korea Selatan dan Korea Utara Saling Tembak di Perbatasan, Tak Jelas Apa yang Jadi Provokasi di Awal
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinan pada perkembangan terbaru di Semenanjung Korea.
"Sekjen PBB menyerukan dimulainya kembali dialog antar-Korea yang mengarah ke solusi damai yang memberi manfaat bagi perdamaian dan kemakmuran bagi semua orang," kata juru bicara PBB Eri Kaneko di New York.
Sebelumnya militer Korea Utara siap untuk mengambil tindakan tegas, jika para pembelot masih terus mengirim selebaran anti-Pyongyang di perbatasan Korea.
Demikian dilaporkan Kantor Berita Resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), Selasa (16/6/2020).
Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) mengatakan hubungan dua Korea makin buruk, dan mereka telah mempelajari "rencana aksi" untuk memasuki kembali zona yang telah didemiliterkan di bawah Pakta Inter-Korea dan "mengubah garis depan menjadi sebuah benteng."
"Militer kami akan dengan cepat dan menyeluruh melaksanakan keputusan dan perintah dari Partai dan pemerintah," demikian pernyataan KPA seperti dilaporkan kantor berita KCNA.
Ketegangan telah meningkat saat Pyongyang mengancam untuk memutuskan semua komunikasi antar-Korea dan mengambil tindakan balas dendam atas selebaran, yang membawa pesan kritis kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un termasuk soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Selebaran 'propaganda" dari para pembelot - biasanya disampaikan pada balon udara atau mengambangkan botol di aliran sungai. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Korut Hancurkan Kantor Penghubung Dengan Korsel, Sekjen PBB Serukan Dua Korea Berdialog