Breaking News:

Virus Corona

Soroti Pemberhentian PSBB Surabaya, Pakar Epidemiologi Uniar: Pemerintah Kota Harusnya Sabar

Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), Windu Purnomo soroti pemberhentian PSBB Surabaya, Selasa (9/6/2020).

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Capture YouTube INews
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), Windu Purnomo soroti pemberhentian PSBB Surabaya, Selasa (9/6/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga, Windu Purnomo turut menyoroti dihentikannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya.

Windu Punomo menilai, Surabaya belum saatnya memasuki masa transisi ke era new normal.

Hal itu disampaikan Windo Purnomo melalui tayangan di kanal Inews, Selasa (9/6/2020).

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Forkopimda Jatim dan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini; Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin; dan Plh Sekretaris Daerah Kabupatan Gresik, Nadlif saat penyampaian hasil rapat di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/4/2020). Hasil dari rapat itu memutuskan akan diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik untuk meredam penyebaran virus corona (Covid-19).
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Forkopimda Jatim dan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini; Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin; dan Plh Sekretaris Daerah Kabupatan Gresik, Nadlif saat penyampaian hasil rapat di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/4/2020). Hasil dari rapat itu memutuskan akan diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik untuk meredam penyebaran virus corona (Covid-19). (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Sebut PSBB Transisi Jakarta dan Malang Raya Bingungkan Publik, Pakar: Hanya untuk Sekedar Beda Saja

Surabaya dinilai belum siap untuk transisi PSBB bukan tanpa alasan.

Pasalnya, angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19 Provinsi Jawa Timur belum menunjukkan tren melandai saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Surabaya.

Selain itu, Purnomo juga menyoroti masih tingginya angka kematian di Subaya sendiri yang terbilang masih cukup tinggi.

"Rt-nya kan masih satu ya, belum di bawah satu, dan angka kematian masih tinggi masih 6.7 sampai tanggal 6 Juni," kata Purnomo.

Padahal Rt merupakan parameter penting untuk menentukan strategi dan durasi lockdown atau PSBB di satu wilayah.

Jika Rt di atas 1.0, maka setiap infeksi akan menyebabkan lebih dari satu infeksi lain (virus menyebar dengan cepat).

Sebaliknya, jika Rt di bawah 1.0, maka setiap infeksi akan menyebabkan kurang dari satu infeksi lainnya

Berdasarkan penghitungan Rt milik Bonza di laman thebonza.com, Provinsi Jawa Timur mengalami kenaikan laju penyabaran virus hingga mencapai 1,07 pada Minggu (7/6/2020).

Jawa Timur Tambah 220 Kasus Positif Corona, Khofifah: Kami Sudah Informasikan, Belum Aman

Singgung DKI Jakarta, Pakar Kebijakan Publik Apresiasi Langkah Malang Raya dalam Tangani Corona

Lebih lanjut, faktor lain yang mengindikasikan Surabaya belum siap adalah attack rate atau persentase tertular penyakit pada populasi berisiko selama interval waktu tertentu masih sangat tinggi.

Bahkan Purnomo menyebut, attack rate Surabaya masuk jajaran tertinggi dari semua kota di Indonesia.

"Dan attack rate masih sangat tinggi, tertinggi di semua kota di Indonesia jadi 94/100,000 penduduk, jadi belum siap," tuturnya.

Meski begitu, Purnomo melihat Surabaya masih memiliki kans besar untuk mengarah ke masa transisi.

Hanya saja, pemerintah setempat memang mesti sabar dan tidak gegabah mengambil keputusan.

"Tapi kalau saya melihat trennya sih masih ada harapan," ujar Purnomo.

"Optimistik lah, pemerintah kota harusnya sabar," tuntasnya.

Benarkan soal Pemkot Solo Hanya Dapat Bayar Listrik Hingga Juni 2020, Rudy: Uang Habis untuk Corona

Simak video berikut selengkapnya

Keputusan Pemberhentian PSBB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memutuskan untuk menghentikan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Surabaya Raya, Senin (8/6/2020).

Dilansir tayangan KompasTV, Selasa (9/6/2020), Khofifah menjelaskan bahwa setiap pertimbangan yang dilakukan telah melibatkan pakar dari berbagai bidang.

"Jadi pada dasarnya dari awal kita akan melaksanakan PSBB tentu kita mendengar pakar epidemologi, kedua IDI, ketiga PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia). Kita melihat berbagai kesiapan rumah sakit rujukan yang ada berapa bed, berapa ventilator, dan seterusnya," tutur Khofifah.

Khofifah menyebutkan bahwa sebenarnya para pakar epidemologi meminta agar PSBB belum dihentikan karena kondisi penyebaran Covid-19 di Surabaya Raya masih mengkhawatirkan.

"Lalu tadi malam, H-1 sebelum berakhirnya masa PSBB tahap ketiga, kita mengundang perwakilan dari kabupaten/ kota."

"Kemudian doktor Windu yang mengomandani dari tim epidemologi FKM Unair, itu menjelaskan bahwa sesungguhnya Surabaya ini belum aman, Gresik belum aman, Sidoarjo belum aman, sebaiknya bersabar dulu," ujarnya.

Menurut penghitungan secara epidemologis, tingkat penularan di Surabaya masih lebih tinggi dari pada Jakarta.

Namun ada optimisme bahwa rate of transmission atau tingkat penularan di Surabaya hanya sebesar 1,0 dan diharapkan akan terus menurun.

"Dengan data-data misalnya attack ratenya itu masih 94,1, bahkan lebih tinggi dari Jakarta. Ada optimisme memang, artinya rate of transmissionnya itu 1,0 Surabaya," terang Khofifah.

"Optimisme ini sesungguhnya bisa menjadi pendorong bagaimana untuk pendisiplinan yang lebih ketat, sehingga bisa mencapai titik dimana sebetulnya Surabaya, Gresik, Sidoarjo, ini sudah pernah mencapai rate of transmissionnya 0,3 Gresik," imbuhnya.

Khofifah lalu mengatakan bahwa kepala daerah dari ketiga wilayah yang meminta PSBB tersebut dihentikan, harus menyiapkan peraturan wali kota dan peraturan gubernur.

Peraturan tersebut nantinya akan menjadi dasar pelaksanaan pemberlakuan dan pengetatan aturan setelah PSBB diakhiri.

"Sehingga kalau tiga daerah ini ingin melanjutkan dengan berbagai kearifan lokal yang dimiliki, energi dan kekuatan yang dimiliki, maka kita mengharapkan bahwa besok kita akan mendapatkan perwali dan pergub yang malam ini akan difinalkan," kata Khofifah.

 Kritik New Normal Terlalu Cepat, Pengamat Trubus Sebut PSBB Jadi Rancu: Tidak Bisa Ujug-ujug

Oleh karenanya, meski tingkat kasus Covid-19 di Surabaya Raya masih tinggi, status PSBB di wilayah tersebut akan dihentikan.

Kemudian akan digantikan dengan format yang lebih sesuai untuk tiap daerah yang dirasa akan lebih efektif dalam menanggulangi penyebaran Virus Corona di Surabaya Raya.

"PSBB yang mestinya bisa menjadi pemutus mata rantai penyebaran Covid ini belum aman semua, tapi kesepakatan yang sudah diambil oleh forum tadi malam, mereka, kabupaten/ kota ini akan melanjutkan dengan format yang bisa meningkatkan efektivitas," tandasnya. (TribunWow.com/Rilo/Avi)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
SurabayaEpidemiologPSBBNew Normal
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved