Terkini Daerah
Kisah Nenek Hadi yang Hidup Seorang Diri di Gubuk Reyot: Tidak Ada Lagi yang Saya Kerjakan
Nenek Hadi (70) tinggal seorang diri di gubuk reyot tak layak huni Desa Tunikamasea, Sulawesi Selatan. Begini kisahnya.
Penulis: Vintoko
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Seorang nenek bernama Nenek Hadi (70) tinggal seorang diri di gubuk reyot tak layak huni Desa Tunikamasea, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Dikutip TribunWow.com dari tayangan YouTube KompasTV, Selasa (9/6/2020), Nenek Hadi memilih seorang diri lantaran tidak ingin menyusahkan keluarganya.
Nenek Hadi tinggal di gubuk berukuran 3 kali 4 meter yang terbuat dari bekas penyimpanan makanan ternak milik warga.
• Berawal dari Ejekan untuk Menikah, Nenek 65 Tahun di OKI Ini Malah Dinikahi Pemuda 25 Tahun
Lantai dan dinding gubuk dari anyaman bambu juga sudah lapuk oleh rayap.
Di dalam gubuk hanya terdapat sangkar ayam perabot dapur dan tempat tidur yang sudah usang.
Nenek Hadi diketahui sudah dua tahun tinggal sendiri Desa Tunikamasea, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
Nenek Hadi dulunya bercocok tanam di sekitar tempat tinggalnya dan hasilnya digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Berkomunikasi dengan Nenek Hadi hanya bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa daerah setempat.
Nenek Hadi mengatakan saat ini dirinya sudah tidak melakukan pekerjaan apapun.
"Sudah tidak ada lagi yang saya kerjakan, karena saya akan sakit jika bekerja keras," kata Nenek Hadi.
• Benarkan soal Pemkot Solo Hanya Dapat Bayar Listrik Hingga Juni 2020, Rudy: Uang Habis untuk Corona
Lebih lanjut, Nenek Hadi mengungkapkan bahwa dirinya memiliki keponakan yang kerap mendatangi tempat tinggalnya.
"Iya, saya cuma sendiri di sini, tetapi saat siang hari datang keponakan saya berkunjung 3 sampai 4 kali sehari," ujar Nenek Hadi.
Diketahui, keluarganya terdekatnya yang merupakan keponakan ternyata juga hidup pas-pasan.
Meski beberapa kali diajak tinggal bersama, namun Nenek Hadi memilih untuk tinggal seorang diri
Nenek Hadi sendiri tidak terdafar dalam Program Keluarga Harapan (PKH) serta program bedah
Kepala Kelurahan Leang-Leang, Syarifuddin Talli mengatakan bahwa Nenek Hadi tidak terdaftar dalam program PKH.
"Tidak terdaftar di PKH, tapi dua tahun lalu sempat mendapatkan raskin, beras miskin untuk tinggal di Leang-Leang," jelas Syarifuddin Talli.
"Jadi kemarin sudah data, sudah lakukan sampai kecamatan kalau bisa ada bantuan bedah rumah bisa diprioritaskan yang mendapatkan bantuan."
Nenek Hadi hanya menghabiskan hari-harinya dengan seorang diri.
Kondisi yang serba terbatas membuat warga dan organisasi kepemudaan setempat turut bersimpati memberikan bantuan seadanya.
Lihat videonya:
Kondisi Terbaru Nenek Hadi
Sementara dikutip TribunWow.com dari TribunTimur.com, gubuk tempat tinggal Nenek Hadi akhirnya dibongkar dan direnovasi.
“Alhamdulillah, sejak kemarin kita mulai memesan bahannya. Hari ini baru kita angkat ke lokasi dan sudah dilakukan pembongkaran, juga dilakukan pemasangan papan, targetnya besok sudah bisa rampung,” ujar Sekretaris Lurah Leang-leang, Suherman, Sabtu (6/6/2020).
Dikarenakan tidak adanya akses jalan kendaraan menuju lokasi, semua bahan yang diperoleh pun terpaksa harus dibawa dengan berjalan kaki sejauh 2 kilometer.
Beruntung, banyaknya tenaga yang terlibat, bahan itu cepat terangkut ke lokasi.
“Tidak bisa masuk mobil atau motor, makanya kita angkat satu-satu ke dalam. Alhamdulillah jumlah kita banyak, makanya jadi ringan dan juga cepat, jadi semua bahannya sudah ada semua di lokasi. Kami juga berterima kasih karena semua ikut tergerak,” jelasnya.
Sekadar informasi, kisah Nenek Hadi memang viral belakangan ini. Sejak beberapa hari terakhir, gubuk yang didiami oleh Nenek Hadi memang ramai dikunjungi, baik oleh unsur pemerintah maupun komunitas yang prihatin dengan kondisinya.
Merekapun berinisiatif untuk merenovasi gubuk itu karena memang sudah tidak layak ditinggali.
• Temuan Kasus Baru Positif Virus Corona di Indonesia Capai Rekor Tertinggi, Bertambah 1.043 Orang
Sementara, pihak Dinas Sosial yang juga sudah turun, langsung melakukan pendataan agar program bantuan bisa didapatkan oleh Nenek Hadi yang selama ini memang belum tersentuh.
Termasuk bantuan kesehatan yang memang sangat dibutuhkan olehnya.
“Masalahnya kemarin itu data kependudukannya yang tidak ada, maka kita sudah bantu dan didata untuk mendapatkan program bantuan. Untuk renovasi gubuknya ini memang harus cepat, makanya kita tidak menunggu anggaran pemerintah karena kan lama, jadi kita buat gotong royonng,” ungkap Kadis Sosial Maros, Prayitno.

Menurutnya, selama ini memang banyak warga yang kondisinya sama dengan Nenek Hadi dan tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah karena persoalan data kependudukan.
Sementara, setiap program bantuan dari pemerintah itu berdasarkan data kependudukan yang jelas.
“Jadi kendalanya di situ, kita tidak bisa apa-apa kalau data kependudukannya tidak tercatat. Tapi karena sudah kita bantu untuk mendapatkan itu, kita akan segera memasukkan dalam penerima program bantuan pemerintah seperti Kartu Indonesia Sehat,” jelasnya.
Nenek Hadi mengaku sangat berterima kasih kepada seluruh orang yang terlibat membantu memperbaiki gubuknya.
“Saya berterima kasih ke bapak-bapak ini, saya tidak sangka kalau banyak orang yang mau bantu saya perbaiki rumah saya ini. Karena memang sudah rusak sekali, tapi karena tidak ada uang, saya tidak bisa apa-apa,” kata Nenek Hadi dalam Bahasa Bugis.
(TribunWow.com/Vintoko, TribunTimur.com)
Sebagian artikel telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Kisahnya Viral, Gubuk Reyot Nenek Hadi di Bantimurung Maros Akhirnya Direnovasi