Breaking News:

Terkini Daerah

Kelompok Teroris ISIS Klaim Jadi Dalang Serangan di Mapolsek Daha Selatan yang Tewaskan 1 Polisi

Kelompok inteljien NGO di Amerika Serikat mengatakan bahwa ISIS mengklaim sebagai pelaku dari serangan yang terjadi di Mapolsek Daha Selatan.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
Kolase (Instagram/viralterkini99) dan (WARTA KOTA/FERYANTO HADI)
Temuan dokumen terkait ISIS pada pelaku penyerangan Mapolsek Daha Selatan (kiri) Senin (1/6/2020), dan Bendera ISIS dipasang orang tidak dikenal di pagar depan Mapolsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (kanan), Selasa (4/7/2017) pagi. 

TRIBUNWOW.COM - Satu anggota polisi gugur saat seorang remaja berusia 19 tahun menyerang Mapolsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Senin (1/6/2020).

Berdasakan penyelidikan polisi, pelaku yang bernama Abdul Rahman memiliki dokumen-dokumen yang berhubungan dengan jaringan teroris ISIS.

Di sisi lain, kelompok teroris ISIS turut mengklaim menjadi dalang serangan Mapolsek Daha Selatan.

Mobil patroli Polsek Daha Selatan dibakar pelaku sebelum masuk menyerang Bripka Leonarda Latupapua, Senin (1/6/2020).
Mobil patroli Polsek Daha Selatan dibakar pelaku sebelum masuk menyerang Bripka Leonarda Latupapua, Senin (1/6/2020). (Kolase (Istimewa via Kompas.com) dan (Instagram/@viralterkini99))

Serang Mapolsek Daha Selatan, Remaja Berpedang Bunuh 1 Polisi dan Ledakkan 1 Mobil Patroli

Dikutip dari voaindonesia.com, Selasa (2/6/2020), SITE, sebuah kelompok intelijen yang berbasis di Amerika Serikat mengatakan bahwa ISIS mengeluarkan sebuah komunike pada Senin (1/6/2020).

Di situ ISIS menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan yang menarget Mapolsek Daha Selatan.

SITE mengatakan klaim ISIS itu pertama kali dilakukan semenjak terakhir ISIS mengklaim peristiwa pemboman di Surabaya pada Mei 2018.

Namun hingga saat ini pihak kepolisian mengatakan masih menyelidiki lebih lanjut motif dan identitas dari pelaku penyerangan.

Dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (2/6/2020), Kabid Humas Polda Kalsel Kombes M Rifai pihaknya akan berkoordinasi dengan Densus 88 untuk menelusuri lebih lanjut kasus penyerangan di Mapolsek Daha Selatan.

“Sekarang masih terus didalami. Untuk mengusut kasus ini kami koordinasi dengan Densus 88," ucap Rifai ketika dihubungi wartawan, Selasa (2/6/2020).

Pakai Pedang Bunuh Polisi

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (2/6/2020), peristiwa penyerangan tersebut berawal saat Abdul Rahman datang ke Mapolsek Daha Selatan.

Sesampainya ia di Mapolsek Daha Selatan, hal pertama yang dilakukannya adalah membakar mobil dinas kepolisian.

Mobil tersebut dibakar oleh pelaku hingga akhirnya meledak.

Suara ledakan yang keras mengundang perhatian dari aparat yang saat itu tengah berjaga.

Brigadir Leonardo yang kebetulan bertugas piket malam akhirnya langsung menelusuri apa penyebab ledakan tersebut.

Sesampainya di tempat sumber ledakan, Brigadir Leonardo bertemu dengan Abdul Rahman yang membawa senjata tajam berupa katana.

"Dia kan bakar mobil terus meledak, kemudian salah satu anggota di dalam keluar, pada saat keluar langsung berhadapan dengan pelaku," ungkap Kapolres Hulu Sungai Selatan AKBP Dedy Eka Jaya.

Setelah berhadapan dengan pelaku, konflik antara Brigadir Leonardo dan Abdul Rahman tak terhindarkan.

Naas Brigadir Leonardo tewas setelah diserang oleh Abdul Rahman dengan katana.

"Kejadiannya pada Senin dini hari. Pelakunya satu orang membawa samurai dan langsung menyerang anggota," ujar Dedy.

"Anggota yang meninggal dunia itu kan karena terjadi perlawanan, dia memberikan perlawanan," lanjutnya.

Polisi Temukan Dokumen ISIS pada Remaja Berpedang Pembunuh Polisi di Mapolsek Daha Selatan

 

Kemudian setelah mendengar keributan yang terjadi antara Brigadir Leonardo dan pelaku, dua anggota polisi lain ikut keluar untuk mengecek.

Brigadir Djoman Sahat Manik dan Bripda M Azmi akhirnya ikut keluar menuju sumber keributan.

"Yang keluar kan awalnya Brigadir Leonardo Latupapua, mendengar keributan di luar, dua orang anggota lainnya baru keluar," tutur Dedy.

Sesampainya di tempat kejadian, Brigadir Djoman dan Bripda Azmi terkejut melihat jasad Bripda Leonardo tersungkur di tanah bersimbah darah.

Pelaku Tewas Ditembak Polisi

Saat hendak menolong Brigadir Leonardo, pelaku yang masih ada di tempat kejadian beralih mengejar kedua polisi tersebut.

Akhirnya Brigadir Djoman dan Bripda Azmi berlari dan masuk ke ruang intel dan binmas.

Di sana mereka langsung mengunci ruangan tersebut dari dalam dan meminta bantuan Polres Hulu Sungai Selatan.

Setelah bantuan tiba, Abdul Rahman diminta untuk menyerahkan diri.

Menolak menyerah, polisi akhirnya menembaki pelaku hingga tewas.

"Korban anggota Polri meninggal dunia dan pelaku juga meninggal dunia," jelas Dedy.

Viral Pria Bertato Peta Indonesia dalam Demo George Floyd, Beri Pengakuan: Saya Sekarang Menyesal

Pola Teror Baru ISIS

Sebelumnya diberitakan, Pengamat Intelijen Dynno Chressbon telah mengatakan bergantinya pemimpin ISIS akan membawa perubahan besar terhadap pola serangan terorisme di Indonesia.

Seperti yang telah diketahui, Abu Bakr al-Baghdadi pemimpin ISIS telah tewas bunuh diri pada 26 Oktober 2019, saat diserbu oleh tentara Amerika Serikat. Posisi Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pemimpin ISIS kemudian digantikan oleh al-Quraishi yang memiliki latar belakang militer.

Latar belakang al-Quraishi yang berasal dari badan militer akan membawa perubahan terhadap pola serangan teror di Indonesia.

Dilansir dari laporan wartawan Warta Kota Achmad Subechi, Dynno mulanya menjawab pertanyaan apakah kejadian teror yang terjadi di Medan adalah bentuk pamer kekuatan al-Quraishi yang telah menjadi pemimpin baru kelompok teror ISIS.

Dynno mengiyakan pernyataan tersebut .

Menurutnya adanya serangan ke instansi kepolisian adalah bentuk ketaatan atau baiat kelompok teror di Indonesia kepada pemimpin baru ISIS al-Quraishi.

"Ya menurut saya bahwa ini menunjukkan kemampuan mereka untuk membaiat kepada pemimpin baru ISIS yaitu al-Quraishi," kata Dynno.

Pengamat Intelijen Dynno Chressbon
Pengamat Intelijen Dynno Chressbon (Warta Kota/Achmad Subechi)

Fakta Polisi Dibunuh dengan Pedang di Kalsel, Pelaku Sempat Bakar Mobil Patroli, Masih Usia 20-an

Pemimpin baru ISIS tersebut menurut Dynno lebih militan dibandingkan al-Baghdadi.

"Dan al-Quraishi lebih militan dari al-Baghdadi," kata dia.

Dynno kemudian menjelaskan alasan al-Quraishi lebih militan dibandingkan al-Baghdadi.

Menurut keterangan Dynno, sifat keras al-Quraishi disebabkan dirinya merupakan mantan dari kolonel pasukan elite dari pasukan elite bekas kepmimpinan Saddam Hussein di Iraq.

"Karena latar belakang al-Quraishi adalah kolonel pasukan elit dari pasukan elitnya eks kepemimpinan Saddam Hussein di Iraq," terang Dynno.

Al-Quraishi dan al Baghdadi memiliki latar belakang yang berbeda.

Kedua pemimpin ISIS tersebut memiliki spesialisasinya masing-masing.

Berdasarkan penjelasan Dynno, al-Baghdadi adalah pemimpin ISIS yang datang dari kelompok penyebar ideologi terrorisme.

Dynno juga mengatakan al-Baghdadi pernah beberapa kali ditangkap karena serangan ideologi di Iraq.

"Sedangkan al-Baghdadi adalah pemimpin yang datang dari kelompok ideologi yang pernah ditangkap dalam beberapa kali serangan ideologis di Iraq," terang Dynno.

Tim gabungan Inafis dan Labfor melakukan olah TKP di Mapolrestabes Medan pascabom bunuh diri yang dilakukan seorang pemuda, di Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019). Akibat peristiwa tersebut pelaku tewas dan melukai empat personel kepolisian yang berjaga.
Tim gabungan Inafis dan Labfor melakukan olah TKP di Mapolrestabes Medan pascabom bunuh diri yang dilakukan seorang pemuda, di Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019). Akibat peristiwa tersebut pelaku tewas dan melukai empat personel kepolisian yang berjaga. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Dynno mengatakan pemimpin baru ISIS ini akan membawa perubahan besar terhadap pola serangan kelompok teror di Indonesia.

Latar belakang militer militer al-Quraishi dianggap merupakan hal utama yang menyebabkan berubahnya pola serangan teror di Indonesia.

"Kalau ini baru, yaitu barunya adalah dia pemimpin dengan latar belakang pola serangan militer," kata Dynno.

Pengamat Intelijen tersebut mengatakan intensitas serangan teror di Indonesia akan berfokus untuk menyerang badan yang menjaga pertahanan dan keamanan di Indonesia seperti polisi, TNI dan BIN.

"Jadi intensitas serangan militer, menembus barikade pertahanan baik dari aparat kepolisian, TNI dan Badan Intelijen akan meningkat," terang Dynno. (TribunWow.com/Anung)

Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Detik-detik Polisi Tewas Diserang Katana, Pelaku Belasan Tahun, Berawal Ledakkan Mobil Patroli" dan Tribunnews.com dengan judul Koordinasi dengan Densus 88, Polda Kalsel Usut Jaringan Penyerang Polsek Daha Selatan

Sumber: TribunWow.com
Tags:
ISISTerorisKalimantan Selatan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved