Breaking News:

Demo Meninggalnya George Floyd

Curhat Warga Asal Indonesia Korban Penjarahan Pendemo George Floyd: Mereka Pecahin, Ambil Uang

Pengusaha kuliner asal Indonesia di Amerika Serikat bercerita soal toko mereka yang jadi korban penjarahan massa demo George Floyd.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
Instagram/@voaindonesia
Jazz Pasay pemilik Bali Kitchen di New York menceritakan kerugian yang ia alami akibat menjadi korban penjarahan massa yang memprotes kematian George Floyd. 

TRIBUNWOW.COM - Pasca tewasnya George Floyd di tangan aparat kepolisian pada Senin (25/5/2020), terjadi gelombang protes besar-besaran di seluruh negara bagian di Amerika Serikat.

Seperti yang diketahui Floyd adalah warga berkulit hitam di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, yang tewas oleh polisi berkulit putih.

Di tengah protes yang terjadi secara masif tersebut, pengrusakan dan penjarahan turut dilakukan oleh para demonstran.

Jazz Pasay pemilik Bali Kitchen di New York menceritakan kerugian yang ia alami akibat menjadi korban penjarahan massa yang memprotes kematian George Floyd.
Jazz Pasay pemilik Bali Kitchen di New York menceritakan kerugian yang ia alami akibat menjadi korban penjarahan massa yang memprotes kematian George Floyd. (Instagram/@voaindonesia)

Momen 30 Menit Terakhir Kematian George Floyd, Dituduh Pemalsuan Uang hingga Teriakan Minta Tolong

Dua warga AS asal Indonesia yang membuka usaha di sana ikut terkena dampak negatif menjadi korban penjarahan dari massa demonstran George Floyd.

Dikutip dari unggahan akun Instagram @voaindonesia, Selasa (2/6/2020), Jazz Pasay adalah seorang pengusaha yang memiliki bisnis kuliner di Kota New York.

Toko miliknya yakni Bali Kitchen sudah dua kali menjadi korban penjarahan para demonstran.

"Ini adalah yang kedua kalinya ya, minggu lalu juga," tutur Pasay.

Pasay mengatakan dirinya sempat mengganti kaca yang telah dipecahkan oleh para demonstran George Floyd.

Namun karena situasi yang belum aman, Pasay memilih menuruti saran dari pihak kepolisian untuk memasang papan supaya kaca resotrannya tidak lagi menjadi target serangan.

"Kita sudah ganti dengan kaca baru, tapi kali ini karena akan terjadi lagi, polisi bilang lebih baik pakai papan saja. Lebih aman untuk sementara," ujarnya.

Pasay lalu bercerita momen tokonya menjadi target penjarahan dan pengrusakan.

Bersamaan pada demo yang terjadi minggu lalu, Pasay mengatakan ada penjarah yang memecah kaca restoran miliknya lalu mengambil barang-barang yang ada di kasir termasuk uang tunai.

"Kalau yang minggu lalu, mereka pecahin dan mereka ambil beberapa barang kasir dan uang," ucap Pasay.

Viral Pria Bertato Peta Indonesia dalam Demo George Floyd, Beri Pengakuan: Saya Sekarang Menyesal

Tetap Positif dan Bangkit

Pasay bercerita kerugian yang ia alami dari pengrusakan dan penjarahan tersebut mencapai angka sekitar Rp 14,5 juta.

"Untuk ganti kaca saja kita sudah habis 400 USD (Rp 5,8 juta)," kata dia.

"Tenaga ahli 100 USD (Rp 1,4 juta) per jam."

"Ruginya sekitar 1.000 - 2.000 USD," sambungnya.

Meskipun menjadi target serangan demonstran, Pasay mengaku dirinya tetap berpikiran positif dan tidak jatuh menyerah.

"Kita sebagai manusia harus tetap positif walau apapun yang terjadi, silahkan jatuh tapi bukan berarti jatuh terus menangis menggerung-gerung berlama-lama," terang dia.

"Lebih baik kita jatuh dan bangun lagi," pungkasnya.

Amerika Serikat Banjir Demo, Adik George Floyd Memohon ke Demonstran: Jangan Hancurkan Kotamu!

Simak Video Selengkapnya Mulai Awal:

Momen Tewasnya George Floyd: Saya Tidak Bisa Bernapas

Seperti yang diketahui tewas pada Senin (25/5/2020), saat dirinya mengalami sebuah kekerasan dari seorang petugas polisi berkulit putih.

Pada video yang beredar nampak Floyd dalam posisi tertidur tengkurap dan tampak seorang polisi menekankan lututnya ke leher Floyd.

Dikutip dari YouTube CBS Evening News, Rabu (27/5/2020), saat lehernya ditekan oleh polisi tersebut, Floyd sempat memohon kepada polisi bahwa ia tak bisa bernapas.

"Please i can't breathe officer (pak polisi, tolong saya tidak bisa bernapas)" ucap Floyd dengan suara yang serak karena lehernya ditindih lutut polisi tersebut.

Pria bernama George Floyd tewas setelah polisi menahannya di tanah sementara lutut seorang polisi lainnya menekan leher pria itu.
Pria bernama George Floyd tewas setelah polisi menahannya di tanah sementara lutut seorang polisi lainnya menekan leher pria itu. (YouTube CBS Evening News)

 

 Kasus Floyd Floyd yang Tewas karena Lehernya Diinjak Polisi Picu Kemarahan, Warga AS Demo Protes

 Namun polisi yang bersangkutan tidak menggubris permohonan Floyd.

Orang-orang yang melihat aksi tersebut, termasuk yang merekam video berulang kali turut meminta petugas polisi agar melepaskan tindihan lututnya dari leher Floyd.

Polisi tersebut baru melepaskan tindihannya ketika tubuh Floyd sudah terkulai lemas.

Pada saat yang sama datang ambulans datang dan menandu tubuh Floyd.

Berdasarkan keterangan dari departemen pemadam kebakaran Minneapolis, para anggota medis di ambulans yang mengangkut Floyd tidak menemukan denyut jantung tanda kehidupan dari Floyd.

Floyd akhirnya diumumkan tewas saat di rumah sakit.

Dikutip dari bbc.com, Kamis (28/5/2020), awalnya Floyd diamankan oleh para petugas atas tuduhan penggunaan uang palsu.

Pihak kepolisian yang saat itu berada di lapangan mengatakan pada saat para petugas berusaha mengamankan Floyd, korban melakukan perlawanan secara fisik.

Tetapi pada video yang beredar tidak diperlihatkan momen Floyd melakukan perlawanan terhadap polisi.

 Tangis Wanita Perekam Detik-detik Floyd Floyd Tewas Diinjak Polisi: Dia Benar-benar Tak Bisa Napas

Lihat videonya mulai menit awal:

(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
George FloydPenjarahanDemo Meninggalnya George Floyd
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved