Virus Corona
Terlalu Banyak Konsumsi Vitamin D untuk Lawan Covid-19 Bisa Berbahaya, Ini Penjelasannya
Vitamin D selama ini banyak disebut dapat memberi perlindungan dari penularan penyakit oleh Virus Corona. Ini penjelasan ilmuwan.
Editor: Ananda Putri Octaviani
Terkait vitamin D dapat melindungi dari Covid-19, Robin May dari Institut Mikrobiologi dan Infeksi di University of Birmingham di Inggris mengungkapkan sampai saat ini tidak ada bukti kadar tertentu vitamin ini dapat melindungi dari penyakit tersebut.
Untuk mengatasi lonjakan masyarakat terhadap konsumsi vitamin D, National Health Service Inggris menambahkan pembaruan Virus Corona ke halaman informasi mereka tentang vitamin D
Mereka menulis ada beberapa laporan berita tentang vitamin D yang mengurangi risiko Virus Corona.
Namun, tidak ada bukti dari kasus ini.
Peringatan tersebut digaungkan sekelompok ilmuwan lain di Inggris, Eropa dan Amerika Serikat.
Para ilmuwan ini menulis meluasnya penyebaran Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV-2 telah menyebabkan seruan konsumsi suplemen vitamin D dosis tinggi.
"Seruan ini tanpa dukungan dari studi terkait pada manusia, tetapi lebih didasarkan pada spekulasi tentang mekanisme dugaan," kata mereka.
• Menag Terbitkan Aturan tentang Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah: Harus Punya Surat Bebas Covid-19
Kendati demikian, vitamin D tidak hanya melindungi perkembangan tulang dan otot, tetapi juga dapat membantu meningkatkan fungsi sel otak, serta membantu sistem kekebalan tubuh melawan bakteri dan virus yang menyerang.
Mantan Direktur CDC Dr Tom Friedan mengatakan suplemen tambahan mungkin baik untuk kelompok masyarakat yang rentan, seperti orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kronis.
Sementara itu, Michael Head, peneliti senior bidang kesehatan global di University of Shouthampton Inggris mengatakan ada beragam bukti peran vitamin D dan infeksi saluran pernapasan.
"Ada sejumlah korelasi tertentu, tetapi ketidakpastian besar tentang sebab-akibat. Ini tentu saja memerlukan penelitian lebih lanjut," kata Head.
Kendati demikian, para ahli menegaskan vitamin D sebagai mikronutrien utama harus diberikan fokus khusus.
Vitamin D jangan lantas dijadikan sebagai 'peluru ajaib' untuk mengalahkan Covid-19, karena basis bukti ilmiah saat ini sangat kurang. (Kompas.com/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ilmuwan Ingatkan Jangan Jadikan Vitamin D Senjata Lawan Covid-19, Kenapa?"