Breaking News:

Virus Corona

Belum 'New Normal', Ridwan Kamil Sebut Daerah Jabar Ini Perpanjang PSBB: Sampai 4 Juni Ikut Jakarta

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan daerah-daerah yang masih akan melanjutkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
Capture YouTube TvOne
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan daerah-daerah yang masih akan melanjutkan PSBB, dalam acara Kabar Petang, Jumat (29/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan daerah-daerah yang masih akan melanjutkan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Sejumlah daerah di Jabar tersebut akan menerapkan PSBB sebelum beranjak ke new normal.

Hal tersebut dilakukan untuk memastikan perkembangan kasus Virus Corona (Covid-19) di wilayah itu benar-benar menurun.

PENGENDARA sepeda motor diperiksa saat melewati check point PSBB Kabupaten Bandung di Jalan Terusan Buahbatu, Kamis (30/4).
PENGENDARA sepeda motor diperiksa saat melewati check point PSBB Kabupaten Bandung di Jalan Terusan Buahbatu, Kamis (30/4). (TRIBUN JABAR/MEGA NUGRAHA)

 

New Normal Segera di Jawa Barat, Ini Penjelasan Ridwan Kamil soal Status: Belum Ada Zona Hijau

Dilansir TribunWow.com, Ridwan Kamil menyatakan hanya daerah zona kuning yang dianjurkan memperpanjang PSBB.

"Yang kuning itu direkomendasikan melanjutkan PSBB," kata Ridwan Kamil dalam acara Kabar Petang di TvOne, Jumat (29/5/2020).

Ia menyebutkan daerah-daerah yang masih menerapkan PSBB.

Wilayah Bodebek masih akan memperpanjang sampai 4 Juni 2020 karena termasuk dalam klaster DKI Jakarta.

"Semua Bodebek masih kuning, Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi," katanya.

"Itu kita rekomendasikan lanjut PSBB sampai tanggal 4 Juni, karena satu klaster dengan Jakarta," jelas Ridwan Kamil.

Ia kemudian menjelaskan ada daerah lain yang menerapkan PSBB lebih lama lagi, yakni sampai 12 Juni 2020.

"Kemudian ada Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, kemudian kabupaten lainnya ada 7 dilanjutkan sampai 12 Juni," papar Ridwan Kamil.

Meskipun melanjutkan PSBB, perkembangan kasus baru di daerah-daerah tersebut cenderung sudah terkendali.

"Tapi tadi mayoritas 60 persen sudah masuk zona cenderung terkendali, yaitu ada sekitar 15," kata Gubernur Jawa Barat tersebut.

"Termasuk Banjar yang tadi mengadakan salat Jumat, Pangandaran, Kota Sukabumi, Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, dan lain-lain," lanjutnya.

Singgung Korea Selatan, Ridwan Kamil Ungkap Kendala yang Dihadapi Jawa Barat dalam Pencegahan Corona

Ridwan Kamil menilai saat ini PSBB sudah tidak perlu lagi diterapkan secara provinsi.

"Inilah cara Jawa Barat melakukan keputusan berdasarkan proporsional," jelas dia.

"Tidak disamaratakan karena penyamarataan sudah kemarin seluruh provinsi. Mau sakitnya berat, mau ringan semua PSBB," kata Ridwan Kamil.

Ia menjelaskan saat ini PSBB akan lebih difokuskan pada daerah yang lebih kecil, seperti desa dan kecamatan.

Sementara itu daerah lainnya sudah diizinkan memulai new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Sehingga perlakuan 'dosis obatnya' itu tidak sama. Ada yang sudah AKB, ada yang masih sakit dikasih dosis untuk PSBB lanjutan," paparnya.

"Dosisnya ada yang sampai 4 Juni, ada yang sampai 12 Juni," lanjut Ridwan Kamil.

Pembukaan PSBB di daerah yang sudah terkendali akan dimulai dengan pembukaan rumah ibadah.

"Dimulai dengan rumah ibadah, hari Senin (1/6/2020) sudah mulai bisa digunakan salat berjemaah tapi dengan protokol 50 persen dari kapasitas rumah ibadah," jelasnya.

Segera New Normal di Bogor, Bima Arya Sebut Belum Tentu Sekolah Siap Dibuka: Kalau Pasar, Toko Bisa

Lihat videonya mulai menit 3.00:

Sekolah Belum Siap Dibuka saat New Normal

Wali Kota Bogor Bima Arya menilai belum tentu sekolah siap dibuka kembali dalam rangka new normal.

Seperti diketahui, new normal disebut sebagai cara hidup setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selesai.

Meskipun PSBB selesai, protokol kesehatan masih tetap harus dilaksanakan untuk mencegah penyebaran Virus Corona (Covid-19).

 Warga yang Tak Patuhi Protokol Kesehatan saat New Normal Bisa Didenda Rp 100 Juta dan Dipenjara

Dilansir TribunWow.com, Bima Arya mengomentari hal tersebut dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Malam di TvOne, Jumat (29/5/2020).

Awalnya, ia menyebutkan kebijakan pembukaan sekolah kembali harus berdasarkan pada kajian fakta di lapangan.

Menurut Bima, saat ini grafik pertumbuhan kasus baru di Bogor sudah menurun.

"Kalau di Bogor, kurvanya alhamdulillah sudah melandai. Bahkan angka reproduksinya itu sudah di bawah 1," ungkap Bima Arya.

Ia menyebutkan saat ini angka reproduksi penularan virus turun dari 0,73 pada pekan lalu menjadi 0,3.

"Jadi secara umum kurvanya melandai," jelasnya.

Meskipun grafik kasus baru sudah menunjukkan penurunan, Bima Arya meragukan sekolah siap dibuka kembali.

Ia merasa ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan, bukan hanya tentang penurunan kasus baru.

"Tapi untuk membuka sekolah, saya kira tidak sesederhana itu," ungkap Bima.

"Banyak hal yang harus kita hitung, bukan saja penyebaran Covid secara umum di kota," lanjut dia.

Wali Kota Bogor Bima Arya meminta tidak terburu-buru membuka lagi sekolah dalam rangka new normal, dalam Apa Kabar Indonesia, Jumat (29/5/2020).
Wali Kota Bogor Bima Arya meminta tidak terburu-buru membuka lagi sekolah dalam rangka new normal, dalam Apa Kabar Indonesia, Jumat (29/5/2020). (Capture YouTube TvOne)

 New Normal Segera di Jawa Barat, Ini Penjelasan Ridwan Kamil soal Status: Belum Ada Zona Hijau

Bima Arya mengungkapkan ada tiga variabel yang menentukan sekolah siap membuka kembali kegiatan belajar-mengajar.

Ketiga kriteria itu meliputi kesiapan guru, fasilitas sekolah, dan sistem belajar-mengajar.

"Yang pertama, kondisi tenaga pengajar. Guru-guru dan lain-lain, sejauh mana mereka siap dengan sistem baru," kata Bima.

"Sejauh mana mereka dipastikan sehat," lanjut dia.

"Yang kedua, sistem yang ada di sekolah. Infrastruktur dan fasilitas apakah siap atau tidak," jelasnya.

Ia menambahkan faktor ketiga sebagai yang paling penting.

Seperti diketahui, dalam penerapan new normal ada sejumlah protokol kesehatan yang harus diikuti.

Memakai masker dan menjaga jarak dengan orang lain merupakan hal yang diwajibkan dalam new normal.

"Yang ketiga ini juga sangat menentukan. Pengaturan kegiatan belajar-mengajar di sekolah itu," papar Bima Arya.

"Artinya, kalau tiga aspek itu matang, siap, bisa saja itu berjalan," lanjut dia. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Tags:
Virus CoronaRidwan KamilPSBBCovid-19JakartaBima Arya
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved