Breaking News:

Terkini Nasional

Bhima Yudhistira dan Refly Harun Usul Solusi Stafsus Milenial Gratisan: Kasih Es Teh, Singkong Rebus

Refly Harun dan ekonom INDEF menyindir fungsi dan gaji dari para stafsus milenial yang disebut-sebut sebagai teman diskusi presiden.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube Refly Harun
Refly Harun dan ekonom INDEF Bhima Yudhistira di kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (23/5/2020), mereka menyindir fungsi dan gaji dari para stafsus milenial yang disebut-sebut sebagai teman diskusi presiden. 

TRIBUNWOW.COM - Ekonom INDEF Bhima Yudhistira blak-blakan mengkritisi fungsi para Staf Khusus milenial dalam pemerintahan.

Bhima bahkan mengatakan tidak perlu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan anggaran negara puluhan juta untuk menggaji para stafsus milenial tersebut.

Ia mengatakan apabila presiden memang ingin mencari teman diskusi, maka cukup dengan mengundang para pemuda dengan suguhan es teh dan camilan.

Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Gracia Billy Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Maruf. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Gracia Billy Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Maruf. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris (Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Dituding akan Temani Setiap Orang yang Kritik Jokowi, Refly Harun: Secara Akademis Saya Malu

Dilansir TribunWow.com dari YouTube Refly Harun, Sabtu (23/5/2020), awalnya Bhima menceritakan masa lalunya.

Dirinya ternyata merupakan sahabat dari mantan stafsus milenial Belva Devara yang sama-sama alumni dari penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Bhima mengatakan alasan dirinya mengkritisi Belva karena posisinya saat itu sebagai pejabat pemerintah yang digaji dari pajak masyarakat.

Maka dari itu Bhima pernah melayangkan Belva tantangan untuk berdebat soal program Kartu Prakerja, yang melibatkan perusahaan startup milik Belva yakni Ruangguru.

Tantangan tersebut pernah dilayangkan oleh Bhima pada pertengahan bulan April lalu lewat akun Instagram miliknya.

"Karena dia mengambil jabatan publik dia kemudian juga menerima gaji dari pajak kita juga," ujar Bhima.

"Jadi berhak dong kita nanya selama jadi Stafsus presiden ngapain aja, apa masukannya," sambungnya.

Pria lulusan Univesitas Gadjah Mada (UGM) itu menyayangkan stafsus milenial yang menurutnya jarang mengkritisi pemerintah.

Ia mencontohkan saat para stafsus milenial tidak mengkritisi wacana menyewa influencer untuk menarik wisatawan di tengah Covid-19.

"Karena ini enggak ada kritik yang kelihatannya seharusnya disuarakan sama milenial," kata Bhima.

Bhima mengakui dirinya berharap saat itu para stafsus milenial bisa mengatakan tidak soal wacana influencer.

Menimpal pernyataan Bhima, pakar hukum tata negara Refly Harun menyindir soal kapabilitas para stafsus milenial.

"Presiden Jokowi saja kelihatannya bingung mau menempatkan mereka sebagai apa," sindir Refly sambil tertawa.

"Katanya kan sebagai teman diskusi," saut Bhima.

Bhima melanjutkan apabila yang diinginkan oleh Jokowi hanya teman diskusi maka sebenarnya cukup dengan mengundang para pemuda.

Pemuda tersebut tidak perlu digaji namun hanya diberi suguhan makanan dan minuman.

"Tapi ngapain, kalau teman diskusi kan ngajak aja milenial-milenial dikumpulin, dikasih es teh manis, kasih singkong rebus itu jadi teman diskusi bahkan gratisan," papar Bhima.

Bhima kemudian mengungkit gaji stafsus milenial yang bisa mencapai angka Rp 51 juta per bulannya.

Menyetujui usul Bhima, Refly lalu menyebutkan apa saja yang dapat diperoleh apabila Jokowi melakukan usulan Bhima.

"Pertama gratisan, kedua lebih banyak orang yang bisa dilibatkan sesuai dengan keahlian yang spesifik," sebut Refly.

Mantan Komisaris Utama Pelindo I itu lalu mengakui dirinya saat itu juga kontra akan keputusan Jokowi dalam mengangkat para stafsus milenial.

"Saya juga mengkritik ketika itu (Stafsus milenial) diangkat," ucap Refly.

Refly lalu menyinggung soal pernyataannya yang pernah ia ucapkan di sebuh saluran televisi swasta.

Ia mengatakan banyak para ahli yang dengan senang hati mau membantu Jokowi tanpa dibayar sepeser pun.

"Saya mengatakan kalau memang membutuhkan ahli, 100 ahli pun presiden bisa, banyak orang yang mau mebantu negara tanpa harus dibayar," ucap Refly menirukan pernyataannya kala itu.

"Yang penting independensi mereka tidak diganggu."

Refly kemudian menyindir apabila pendapat pengamat tidak diterima maka sudah tidak bisa lagi menjadi objektif.

"Apalagi pengamat, kalau pengamat sudah dibungkam ya bukan lagi pengamat jadinya, tapi buzzer, kalau enggak buzzer fansclub," ujarnya sambil terbahak.

Minta Jangan Recokin Rezim Jokowi yang Sudah Buruk, Amien Rais Taruh Harapan Tinggi pada Tahun 2024

Mundurnya Belva dan Andi dari Stafsus Milenial

Sebelumnya diberitakan sudah ada dua Stafsus milenial yang telah mengundurkan diri dari jabatan mereka.

Pertama adalah Belva Syah Devara sekaligus CEO Ruang Guru, ia telah menyatakan mengundurkan diri dari posisi Stafsus.

Pernyataan tersebut ia sampaikan lewat akun sosial medianya, pada Selasa (21/4/2020).

Ia mengatakan alasan dirinya mundur karena tidak ingin pemerintah dipusingkan oleh masalahnya yang dituding mengambil kesempatan untuk meraup keuntungan lewat keterlibatan Ruang Guru dalam program Kartu Prakerja.

Dikutip dari unggahan akun Instagram @belvadevara, Selasa (21/4/2020), Belva mengakui enggan membuat beban pikiran presiden tambah berat, maka dari itu ia memutuskan untuk mundur.

Namun dirinya juga mengklarifikasi bahwa ia sama sekali tidak memanfaatkan jabatan Stafsus untuk kepentingan Ruang Guru.

Kemudian Andi Taufan Garuda Putra yang merupakan CEO dari PT Amarta Fintek Mikro sempat menjadi perhatian publik, lantaran beredarnya surat tulisannya.

Surat yang berkop Sekretariat Kabinet tersebut meminta para camat untuk memberikan dukungan terhadap perusahaannya dalam penanggulangan pandemi Covid-19.

Langkah tersebut lantas menuai kritik lantaran sudah menyalahi kewenangan Stafsus yang seharusnya hanya bisa memberikan saran ke dalam, dan bukan berupa perintah.

Menyusul Belva, Andi pun akhirnya ikut mengundurkan diri.

Ia mengatakan pengunduran dirinya telah ia sampaikan kepada presiden pada Jumat (17/4/2020).

Jelaskan soal Pernyataannya terkait Masa Jabatan Jokowi, Amien Rais: Saya Kira Enggak Pas Didoakan

Simak video berikut ini menit ke-4.20:

(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Refly HarunBhima Yudhistira AdhinegaraStaf Khusus Milenial
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved