Breaking News:

Virus Corona

Soal Larangan Salat Idul Fitri Berjamaah di Masjid, Sosiolog Imam Prasodjo: Bukan Salatnya, Caranya

Sosiolog Imam Prasodjo mengomentari soal larangan salat Idul Fitri di tempat umum yang disampaikan langsung oleh pemerintah.

YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne
Sosiolog Imam Prasodjo dalam kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Kamis (21/5/2020). Imam Prasodjo mengomentari soal larangan salat Idul Fitri di tempat umum yang disampaikan langsung oleh pemerintah. 

TRIBUNWOW.COM - Sosiolog Imam Prasodjo mengomentari soal larangan salat Idul Fitri di tempat umum yang disampaikan langsung oleh pemerintah.

Sebelumnya, pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk melaksanakan salat Idul Fitri di rumah untuk menghindari penularan Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, terkait hal itu, Imam Prasodjo menyebut sebenarnya pemerintah tak pernah melarang salat Idul Fitri.

Ia menilai, yang dilarang adalah cara salat Idul Fitri yang biasa dilakukan di masjid atau lapangan.

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, terjadi penumpukan pembeli di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (18/5/2020).
Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, terjadi penumpukan pembeli di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (18/5/2020). (Youtube/KompasTV)

Kumpulan Ucapan Selamat Lebaran Idul Fitri 2020 Bahasa Inggris, Indonesia, Arab, Bagikan di WA, IG

Dipisahkan Corona, Tangis Warnai Reuni Keluarga di Mata Najwa: Ibu Bilang Bukan Lebaran Terakhir

Hal itu disampaikan Imam Prasodjo melalui kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Kamis (21/5/2020).

"Orang berbaju baru, berlebaran, makan itu kan hal yang tidak mengganggu kesehatan menurut saya," kata Imam.

"Yang bisa membahayakan itu adalah saat belanja berkerumun, yang perlu diatasi itu adalah bagaimana pola jual belinya yang harus diantisipasi."

Imam menyatakan, selama pandemi Virus Corona pemerintah melarang warga melakukan salat di keramaian seperti masjid.

Termasuk pada salat Idul Fitri di masjid atau lapangan, Imam menilai pemerintah tak ingin warga terpapar Virus Corona.

"Sama juga dengan salat Idul Fitri. Bukan salat Idul Fitrinya yang dilarang tapi sebetulnya bagaimana cara salatnya," jelas Imam.

"Kalau salatnya kemudian seperti biasa kita lakukan, di lapangan, menghadirkan orang sekampung, satu komunitas datang berbondong-bondong."

"Apalagi tanpa masker, tanpa protokol kesehatan," sambungnya.

Pejabat UNJ Terjaring OTT KPK saat akan Berikan Uang ke Kemendikbud, Ini Kronologinya

Lebih lanjut, Imam menyebut salat Idul Fitri di rumah menjadi solusi terbaik melindungi warga dari penularan Virus Corona.

Tak hanya itu, ia juga menyarankan warga melakukan silaturahmi firtual.

"Itu yang sebetulnya harus dihindari, bukan salat Idul Fitrinya," terang Imam.

"Jadi solusinya kan salat Ied di rumah misalnya, sama juga dengan misalnya halal bihalal, silaturahmi dengan orang tua."

Imam mengatakan, silaturahmi secara fisik turut meningkatkan peluang penularan Virus Corona.

Karena itu, ia menilai silaturahmi secara firtual menjadi solusi terbaik merayakan lebaran saat pandemi.

"Berkumpul atau mendatangi orang tua itu tidak dilarang, tapi berkumpulnya secara fisik," kata Imam.

"Berkumpul secara virtual sama sekali tidak dilarang, bahkan kita anjurkan."

"Karena apa artinya kita hidup tanpa interaksi, sekarang di dalam situasi Covid ini interaksi fisik yang bisa menyebabkan malapetaka," tandasnya.

Penjelasan Quraish Shihab soal Silaturahmi saat Lebaran di Tengah Pandemi Virus Corona

Simak video berikut ini dari menit awal:

Warga Penuhi Pasar Jelang Lebaran

Di sisi lain, sebelumnya Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya mengkritik tindakan warga yang memenuhi pasar jelang Hari Raya Idul Fitri.

Dilansir TribunWow.com, Bima Arya menyebut tindakan warga itu sangat bertentangan dengan perjuangan tenaga medis dalam menyembuhkan pasien Virus Corona.

Bahkan, menurut dia ada sejumlah warga penerima bantuan pemerintah yang justru menggunakan uang tersebut untuk membeli baju lebaran.

Berbincang dengan Najwa Shihab, Mbah Minto Buat Studio Mata Najwa Lebih Riuh: Mbak Nana Cantik

Warga Bogor Kembali Padati Pasar, Bima Arya Ungkap Kegeramannya di Mata Najwa: Kesel Iya, Geram Iya

Hal itu disampaikan Bima Arya dalam tayangan Mata Najwa, Rabu (20/5/2020).

"Saya lihat pertama memang ini antara tradisi dan pandemi," ucap Bima.

"Jadi beberapa kita ambil ibu-ibu, kita tanya kan 'Ibu takut enggak sama Covid?' 'Ya saya takut, ya gimana atuh pak anak saya kan butuh baju baru'."

Bima mengatakan,banyak warga di luar Bogor yang memenuhi pasar di Kota Hujan itu.

Terkait hal itu, Bima menyebut ada sejumlah warga yang memanfaatkan momen lebaran untuk berjualan baju di kampung halaman.

"Dan kebanyakan juga mereka ini bukan saja warga Bogor, tapi warga di desa-desa sekeliling Bogor," ungkap Bima.

"Ada yang beli untuk keluarga, ada yang beli untuk dijual lagi di kampungnya."

Tak hanya itu, menurut Bima bahkan ada segelintir warga yang menggunakan uang bantuan pemerintah untuk berbelanja baju lebaran.

Pasar hingga Mal Ramai Lagi, Sosiolog Sebut Gara-gara Ungkapan Pemerintah Damai dengan Corona

Lantas, Bima pun meluapkan kegeramannya.

"Bahkan beberapa yang belanja ketika kita ambil KTP, kita cocokkan NIK-nya dengan aplikasi yang kita punya," ucap Bima.

"Ternyata mereka teridentifikasi sebagai penerima bantuan, ini yang membuat saya tambah geram."

Lebih lanjut, Bima menyebut warga perlu mendapatkan pengarahan yang jelas agar tak sembarangan memanfaatkan bantuan pemerintah di tengah pandemi.

"Jadi mereka dapat bantuan dari negara, kemudian dibelanjakan untuk hal yang konsumtif."

"Makanya saya merasa perlu mengingatkan semuanya."

Melanjutkan penjelasannya, Bima lantas meminta warga untuk merayakan lebaran tahun ini secara prihatin.

Ia juga mengimbau warga untuk tetap menjauhi kerumunan di hari lebaran.

"Ini lebarannya prihatin loh, kita harus sama-sama."

"Masa yang lain perang di ujung terdepan, yang ini malah belanja bersukaria belanja di pasar juga," tandasnya. (TribunWow.com)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
sholat idul fitriVirus CoronaLebaran
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved