Virus Corona
Penambahan Kasus Baru Corona Kembali Pecah Rekor, Begini Tanggapan Yurianto terkait Wacana PSBB
Penambahan kasus baru Virus Corona di Indonesia terus mengalami kenaikan pada beberapa hari terakhir.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Penambahan kasus baru Virus Corona di Indonesia terus mengalami kenaikan pada beberapa hari terakhir dan bahkan kembali memecahkan rekor sebelumnya.
Sebelumnya, rekor penambahan kasus baru terbanyak yakni tembus di angka 689 pada Minggu (13/5/2020).
Dilansir TribunWow.com, kini rekor tersebut kembali terpecahkan setelah pada update terbaru Rabu (20/5/2020), terdapat 693 penambahan kasus baru.

• Anies Baswedan Tunjukkan Data di ILC, Tingkat Kesadaran Warga Jakarta Tertinggi, Ungguli Jawa Barat
Dengan begitu saat ini total kasus Corona di Tanah Air mencapai 19.189 kasus.
Dengan rincian 4.575 orang sudah dipastikan sembuh dan 1.242 pasien dinyatakan meninggal.
Sementara itu, menanggapi kondisi tersebut, Juru Bicara Pemerintah penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyebut bahwa penyebaran Virus Corona masih terus berlangsung.
Dirinya kemudian dengan tegas menampik adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Menurutnya, sejauh ini pemerintah belum akan memutuskan untuk memberikan pelonggaran atau relaksasi.
Artinya, pemerintah masih dalam tujuan awal yakni melakukan penanganan Virus Corona secara maksimal.
Hal ini disampaikan Yurianto di Gedung BNBP yang tayang di kanal Youtube metrotvnews, Rabu (20/5/2020).
"Pemerintah sampai dengan saat ini belum melakukan relaksasi PSBB, pemerintah sampai saat ini masih tetap berpegang teguh pada protokol kesehatan dan pelaksanaan PSBB," tegasnya.
"Karena harus fokus melaksanakan ini dan terus menerus, ditunjang dengan melakukan masif pemeriksaan yang masal yang masif," imbuh dia.
• Di ILC, Sudjiwo Tedjo Dukung Penuh Kebijakan Anies soal Mudik saat Corona: Budaya Bisa Diubah
Yurianto memastikan bahwa pemerintah terus aktif melakukan pengetesan dan kontak tracking untuk mendapati persebaran Virus Corona.
Dan setelah itu meningkatkan pelayanan kesehatan.
Hal itu bertujuan untuk meningkatkan jumlah pasien yang sembuh dan tentunya menekan angka kematian.
Menurutnya, penambahan banyaknya kasus Covid-19 pada beberapa hari terakhir juga tidak terlepas dengan sikap aktif pemerintah untuk meningkatkan pengetesan dan melakukan kontak tracking.
"Kemudian kontak tracking yang lebih agresif lagi, kalau kita temukan kasusnya kita isolasi dengan sebaik-baiknya, kalau ada yang sakit kita obati sebaik-baiknya," ungkap Yurianto.
"Komitmen pemerintah tetap melakukan ini, indikator keberhasilan kita adalah seberapa banyak kita dapat mengendalikan pertambahan kasus baru yang nantinya juga mampu mengendalikan kasus kematian," sambungnya.
Lebih lanjut, Yurianto mengatakan bahwa pemerintah masih terus melakukan berbagai kajian, berbagai skenario yang dirasa tepat untuk mengatasi atau setidaknya dapat menekan penyebaran Virus Corona.
• Minta Pemerintah Pakai Faktor Budaya untuk Tangani Corona, Ridwan Saidi: Jangan Hamburkan Pesimisme
"Memang benar kami, pemerintah saat ini sedang melakukan berbagai macam kajian, berbagai macam skenario yang kemudian akan kita kembangkan."
"Dan pasti nantinya akan dilaksanakan apabila kondisi pengendalian penyakitnya sudah memungkinkan untuk dilakukan relaksasi, dilakukan upaya untuk mengendorkan pembatasan-pembatasan PSBB."
Sedangkan wacana untuk melonggarkan aturan PSBB hanya akan dilakukan setelah kondisinya memang sudah memungkinkan.
"Mohon untuk tidak dimaknai bahwa sekarang sudah diberlakukan, karena kalau kemudian relaksasi ini tidak terukur, maka yang terjadi adalah penularan-penularan baru," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 16.24
Ridwan Saidi Yakini Masyarakat Bosan soal Pembahasan Corona
Budayawan Ridwan Saidi mengaku bahwa dirinya merasakan kebosanan dengan imbauan terkait Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, dari tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (19/5/2020), Ridwan Saidi menyebut apa yang yang dirasakannya tentunya dapat mewakili perasaan dari seluruh masayarakat Indonesia.
Menurut Ridwan Saidi rata-rata pembahasan kasus di Indonesia tidak bertahan lebih dari dua bulan.
Setelah itu yang terjadi pastinya akan menimbulkan suatu kebosanan.
• Di ILC, Sudjiwo Tedjo Dukung Penuh Kebijakan Anies soal Mudik saat Corona: Budaya Bisa Diubah
Dan kondisi seperti itulah yang sedang terjadi saat ini.
Karena seperti yang diketahui, pembahasan tentang Corona sudah dimulai sejak pertama kali masuk Indonesia, yakni pada awal Maret 2020 lalu.
Atau bahkan sebelum masuk Indonesia, yakni sejak Virus Corona masih menyerang China.
Ridwan Saidi mengatakan dampaknya kini masyarakat menjadi seakan-akan tidak mau mendengar lagi apa yang dikatakan oleh para pemerintah.
Alhasil banyak pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk dari kebosanan tersebut.
Dirinya lantas meminta para kepala pemerintahan, termasuk para gubernur dan wali kota untuk menyadari kondisi yang terjadi.
"Tema di Indonesia itu sebenarnya paling lama dua bulan, setelah itu orang bosan, jadi jangan anda lupa penyebab Bapak-bapak Gubernur yang tampil di layar tadi, bahwa Anda akan mendapatkan tantangan perintah-perintah Anda," ujar Ridwan Saidi.
"Bukan karena perintah Anda tidak bagus, karena orang sudah bosan, dua bulan orang sudah bosan, bicara apapun isu apapun umurnya cuman dua bulan," jelasnya.
• Tanggapi Mulai Banyak Kerumunan di Jakarta, Anies Baswedan Sebut Tingkat Kesadaran Sudah 60 Persen
Ridwan Saidi lantas menyinggung kasus-kasus besar yang terjadi di Indonesia yang menjadi topik pembicaraan luas, seperti G30S.
Menurutnya, hanya peristawa kelam tersebutlah yang mampu bertahan cukup lama menjadi bahan pembicaraan bahkan bisa sampai sekarang.
"Yang paling lama adalah G30S sampai dini hari masih jadi isu," ungkapnya.
Dirinya juga menyinggung tentang gelaran pentas sepak bola terakbar di dunia, yakni Piala Dunia.
Dikatakannya, Piala Dunia tidak akan dibahas sampai dua bulan lebih, karena pastinya akan menimbulkan rasa bosan.
"Tetapi yang lain-lain, Piala Dunia saja dua bulan," katanya.
"Satu bulan pertandingannya, setelah itu orang ngobrol paling lama setelah itu tentang final Piala Dunia," sambungnya.
Maka dari Ridwan Saidi berharap pemerintah bisa segera menyelesaikan masalah penyebaran Virus Corona tersebut.
Supaya tidak ada lagi kebosanan yang ditunjukkan oleh masyarakat.
"Oleh karena itu harus pertimbangankan juga di dalam berkomunikasi faktor kebosanan," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)