Virus Corona
Di ILC, Sudjiwo Tedjo Dukung Penuh Kebijakan Anies soal Mudik saat Corona: Budaya Bisa Diubah
Budayawan Sudjiwo Tedjo mendukung penuh kebijakan yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait larangan tegas untuk tidak mudik.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo mendukung penuh kebijakan yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait larangan tegas untuk tidak mudik.
Anies Baswedan sebelumnya meminta seluruh warga Jakarta untuk menunda mudik di tengah pandemi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Sudjiwo Tedjo mengakui bahwa mudik memang sudah menjadi budaya yang melekat pada masyarakat Indonesia.

• Di ILC, Ali Ngabalin Jawab soal Pemerintah Disebut Tak Konsisten Hadapi Corona: Dunia Kalang Kabut
Meski begitu, Sudjiwo Tedjo menyebut bahwa apa yang disebut sebagai budaya masih bisa untuk diubah.
Dengan begitu, artinya budaya mudik yang selalu dilakukan menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran juga bisa diubah.
Pekerja seni itu juga mengaku telah mengubah budaya mudiknya untuk tidak pulang ke kampung halamannya di Jember dengan tetap bertahan di Tangerang.
Hal ini disampaikan Sudjiwo Tedjo dalam acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (19/5/2020).
"Saya enggak setuju, yang enggak bisa diubah itu alam, kalau budaya itu (bisa)," ujar Sudjiwo Tedjo.
"Termasuk kebiasaan pulang, saya setuju kata Pak Anies tadi, apa salahnya kita sekarang tidak pulang dulu," jelasnya.
Namun menurut Sudjiwo Tedjo, masyarakat akan dapat mengubah budaya jika memang mempunyai kesadaran dari dirinya pribadi masing-masing.
Ketika tidak disadari maka jelas mereka akan tetap melakukan berbagai upaya untuk tetap melaksanakan budayanya atau kebiasaannya.
• Tegaskan Tak akan Longgarkan PSBB, Anies Baswedan Imbau Pemerintah Introspeksi Diri: Harus Konsisten
"Kalau pulang itu menjadi adat, saya yakin adat bisa diubah, asal disadari," terang Sudjiwo Tedjo.
"Bagaimana kita mengubah kebiasaan, kalau kebiasaan itu tidak disadari, imbuhnya.
Lebih lanjut, penulis buku Tuhan Maha Asyik itu mencontohkan dengan kebiasaan sehari-hari.
Dirinya mengatakan baru berhasil mengubah cara mengosok gigi yang benar pada usia sekitar 50 tahunan.
Sedangkan sebelum-sebelumnya Sudjiwo tetap menggosok gigi dengan cara yang kurang benar.
Namun karena menyadari bahwa gosok gigi yang ia lakukan salah, maka kebiasaan yang sudah tertanam lama itu dapat diubah.
"Jadi, saya umur 57 tahun sekarang itu baru gosok gigi secara bener baru 7 tahun yang lalu," ungkapnya.
"Karena saya enggak sadar bahwa salah. Nah setelah sadar, 'Oh bisa diubah'," jelasnya.
• Pasar Kembali Penuh meski PSBB, Jokowi Sebut Tak Permasalahkan, Mulai Berdamai dengan Corona?
Sudjiwo Tedjo lantas menyamakan hal itu seperti kondisi yang terjadi saat ini.
Menurutnya, mengubah budaya untuk tidak dulu mudik jauh lebih baik.
Ia juga menegaskan bahwa budaya sungkem juga bisa dilakukan dengan banyak cara, tidak harus bertemu secara fisik.
"Sungkem itu artinya apa sih takzim kan, intinya kalau disadari di dalam ketika keadaan semacam ini kan bisa digantikan enggak harus physical sungkem," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-1.53:
Geram soal Kerumunan di Bandara Soetta dan McD
Dalam acara yang sama, Sudjiwo Tedjo sempat mengungkap kekesalannya pada sejumlah pelanggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang terjadi.
Sebagaimana diketahui, pelanggaran PSBB sempat terjadi di Bandara Soekarno Hatta dan perpisahan gerai McD Sarinah beberapa waktu lalu.
Pelanggaran PSBB itu diikuti dengan banyaknya mall dan pusat perbelanjaan yang kembali ramai.
Sudjiwo Tedjo awalnya mengatakan bahwa dirinya sudah bertahan hanya di dalam rumah sekitar kurang lebih dua bulan.
Bahkan ia juga enggan datang enggan pergi ke studio untuk melakukan wawancara.

• Mahfud MD Beri Jawaban soal Masjid yang Ditutup tapi Mall Tetap Buka, Singgung Kekecewaan MUI
"Ya di rumah saja, dua bulan di rumah saja saya enggak mau keluar."
"Rekaman saya rekaman di rumah enggak mau di studio," ujar Sudjiwo.
Sehingga, Sudjiwo merasa kesal dengan penumpukan orang di Bandara Soekarno Hatta maupun perpisahan gerai McD Sarinah
"Makanya agak marah-marah kalau di bandara numpuk, McDonald numpuk orang," ujar Sudjiwo.
"Enggak adil ya," timpal Karni Ilyas.
• Soal Indonesia Terserah Pihak Istana Sindir Ramainya Penutupan McD Sarinah: Enggak Pantas Banget
Budayawan asal Jember ini mengatakan, dirinya bahkan rela melarang anaknya bertemu dengannya selama PSBB.
Padahal anaknya hanya tinggal di Bekasi, sedangkan dirinya di Tangerang Selatan.
"Anak saya, menantu saya saya larang datang ke sini yang di Bekasi," sambung Sudjiwo.
Dalam video itu tampak sekali Sudjiwo merasa jengkel dengan pelanggaran-pelanggaran PSBB yang terjadi.
"Makanya agak gini juga melihat kerumunan di McD dan lain-lain," ungkapnya sambil mengepalkan tangan.
(TribunWow/Elfan Nugroho/Mariah Gipty)